TYA 1

122K 6K 373
                                    

Tau cerita ini dari mana?
Harus sabar ya dan janji untuk setia dengan cerita ini sampai selesai!

Thank You, Arta!
Part 01
Happy reading!
-
-
-
-

Setelah pernikahan yang tak pernah diinginkan Artalyta. Pria itu menjadi sosok yang sangat kasar dan tanpa belas kasian.

Secuil apapun kesalahan Feerlycia, gadis itu akan mendapatkan perilaku yang tak sepadan.

Feerly tak bisa berbuat apa-apa, hanya pasrah dan menunggu Arta membunuhnya secara langsung dan kehidupannya selesai.

Hidupnya sebatang kara, hidup dengan satu ginjal karena satu ginjalnya harus di jual demi pengobatan ayahnya. Arta tak tau akan hal itu, yang dia tau Feerly hanya gadis lugu yang polos dan sangat bodoh.

Pernikahan mereka sudah hampir satu bulan, hanya Dino dan keluarga dekat mereka yang mengetahui hal ini. Selain secara privat, pernikahan inipun karena paksaan. Karena kecerobohan Arta yang berhasil merenggut nyawa ayah Feerly, membuat pria tersebut menikahi adik kelasnya yang notabenenya murid baru di sekolahnya.

Di balik sikap Arta yang kasar, dia memiliki sisi lain. Dia adalah pria yang cukup manja. Seiring berjalannya waktu, Feerly paham sikap suaminya. Dari yang tak suka air putih dan yang selalu tidur dengan telanjang dada.

Malam ini mereka sedang di dalam kamar, Feerly yang sedang mengerjakan tugas Arta dan pria itu yang sedang duduk di atas tempat tidur dengan bermain ponselnya.

"Feer."

"Gue laper, makan dong."

Gadis itu mengangguk. "Bentar ya, ini satu lagi nulisnya. Dua menit lagi," ujar Feerly membuat Arta bangkit dari tempatnya.

Pria itu tak suka di bantah, dicela atau bahkan keinginannya tak terpenuhi.

Tiba-tiba Arta menarik kasar rambut Feerly, menariknya hingga ke sudut kamar.

Gadis itu merintih, berusaha melepaskan tangan Arta tapi sia-sia. Arta menghempaskan tubuh Feerly ke dinding, membenturkan kepala istrinya berkali-kali.

"Sa-saki-t ka--k."

"Iy--ya, aku mi--nta maaf."

Arta menghentikan gerakannya, menatap lekat gadis itu. "Bangun!"

Feerly memejamkan matanya berkali-kali, mencoba mengembalikan pandangnya yang mulai menggelap.

Karena tak ada jawaban dari istrinya, Arta mencengkeram erat rahang bawah itu, membuat gadis tersebut berdiri dan menatapnya.

"Gue udah bilang, Feer."

"Gue itu enggak suka dibantah, lo paham itu. Tapi kenapa!"

"A--ku minta maaf."

Arta melepaskan tangannya, menarik gadis itu dalam pelukannya. Feerly menangis dalam pelukan tersebut. "Gue itu enggak mau nyakitin lo terus."

"Tapi sikap lo itu yang buat gue muak, Feer."

"Maaf, kak."

Arta melepaskan pelukannya, mendorong tubuh Feerly hingga menyentuh dinding. Arta mencium bibir itu kasar, membuat tanda di setiap inci leher istrinya.

Feerly hanya pasrah. Suaminya itu terkadang seperti ini, menyentuh dan menciumi tubuhnya. Entah, gadis itu tak paham. Apa yang sebenarnya ada dalam diri suaminya.

Arta menghentikan ulahnya. Membenarkan rambut Feerly yang menutupi wajah cantik itu. "Bales perbuatan gue!" Setelah mengatakan itu, Arta mencium bibir istrinya lagi dan Feerly hanya menuruti apa yang di perintahkan.

Arta mengangkat tubuh kecil Feerly dan meletakkannya di atas tempat tidur. Menatap lekat wajah cantik gadisnya.

Lagi-lagi Arta menata rambut Feerly yang berantakan. Arta berada di atas tubuhnya, suaminya mendekat dan mencium keningnya, membuat Feerly memejamkan matanya.

"Sekarang tidur, gue mau keluar dulu," ucap Arta dengan bangkit dari tempatnya dan berjalan mengambil kaos di dalam lemari.

"Mau kemana?" tanya Feerly yang terdengar sangat pilu.

Arta menatap gadis yang sudah duduk dengan menatapnya. "Mau pergi sama Sabrina," jawab Arta dengan menaikkan jaket favoritnya.

"Sttt, enggak usah banyak protes. Atau lo mau tanggung akibatnya?"

Feerly menggeleng cepet. "Jangan malem-malem ya, aku tunggu."

"Iya istriku," jawabnya kemudian berjalan pergi.

Itulah sikap Arta yang kejam dan manis secara bersamaan. Sabrina adalah kekasihnya, seorang gadis yang selalu di utamakan oleh pria tampan tersebut.

Feerly tau akan hal itu, walaupun Arta terkadang bersikap manis padanya, itu hanya sebuah kebetulan. Karena apapun keadaannya Sabrina lah yang satu-satunya singgah di hatinya.

Feerly hanya sabar, dia diam dan tau diri. Gadis itu akan berhenti, jika memang sudah tiba saatnya untuk menyudahi.

Message for this story
Akan banyak rahasia yang terungkap, cerita ini penuh lika-liku, alur cerita ini akan bertahap, semua kejadian, sebab akibat akan terjelaskan dan di tumpas habis sering berjalannya cerita ini menuju end. Kalian akan merasa ada yang janggal saat membaca ini, maka dari itu, ikuti terus setiap part-nya dan temukan jawaban dan rahasia besar dalam cerita ini.

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang