Thank You, Arta!
Part 22Happy reading ❤️!
-
-"Lo abis jatuh?"
Feerly menjauhkan tangan Arta, sangat jelas ada luka dikening itu dan beberapa goresan yang berada di pipi kanan Feerly.
Gadis itu tersenyum tipis. "Iya, tadi ketabrak motor. Tapi enggak papa kok. Maaf ya tadi telat, soalnya kakinya sedikit terkilir kayanya."
Arta menatap istrinya. Seperti tak punya rasa kasian, mengapa dia baru kondisi Feerly saat sedari tadi gadis itu menahan sakit di sekujur tubuhnya, tapi tetap diam dan langsung membereskan semua.
"Maaf ya."
Arta hanya terdiam, saat gadis itu hendak bangkit, Arta menahannya dan langsung mencium bibir itu. Feerly yang merasakannya, perlahan dia membuka matanya. Tatapan mereka bertemu, Arta tersenyum dan terus melakukan aksinya.
Feerly hanya terdiam. Pria itu tak kunjung berhenti. Membuat Feerly menahan kepala itu dan menghentikan gerakan tangan Arta yang mencoba membuka kancing bajunya.
Feerly tak siap jika Arta meminta hak nya sekarang. Arta menatap istrinya membuat Feerly menggelengkan kepalanya.
"Sebentar aja," ucap Arta dengan mengelus leher putih tersebut.
Feerly menatap manik Arta dan menyingkirkan tangan yang berada di lehernya. "Enggak sekarang ya?"
"Katanya lo istri gue, lo hak gue ta--"
Feerly mencium kening Arta, membuat pria itu terdiam. "Iya, tapi enggak sekarang."
"Kakak sembuh dulu, nanti aku kasih semuanya. Please, kesehatan kamu penting. Aku enggak mau kamu kenapa-kenapa."
Arta menatap istrinya. Ucapan Feerly sangat tulus dan lembut. Apalagi saat Feerly mengunakan 'aku-kamu' tanpa embel-embel 'kakak' saat memanggilnya.
Arta langsung memeluk tubuh Feerly yang masih berada di pangkuannya. "Maaf ya."
Feerly mengangguk dan melepaskan pelukannya. Turun dan membantu Arta menuju tempat tidur. Arta melihat raut wajah itu yang menahan sakit di kakinya. Feerly menyelimuti tubuh itu dan mengelus rambut Arta.
"Bentar." Feerly berjalan mengambil bekas-bekas minuman alkohol dan memasukannya ke dalam tempat sampah. "Aku minta sesuatu boleh?"
Pria itu mengangguk. Feerly duduk di samping suaminya dan menatap pria itu. "Stop minum gituan ya. Itu enggak sehat buat kamu. Bisa?"
Pria itu hanya terdiam. Feerly mendongak ke atas, dia lupa. Bahwa sebaik setulus apapun hatinya, jika tak pernah ada cinta di antara mereka tak akan pernah Arta mendengarkan keinginannya.
Feerly tersenyum dan berdiri. "Hehe maaf ya, banyak ngatur."
"Aku gantiin bajunya ya, terus kakak tidur."
"Jangan lupa obatin dulu luka lo." Mendengar itu, Feerly membalikkan badannya dan tersenyum mengangguk. Feerly berjalan turun dengan membawa keranjang berisi baju kotor milik Arta. Feerly menyalakan kompor dan memasak air, kemudian dia mengisi mesin cuci dan memasukkan baju-baju tersebut.
Setelah beberapa saat, Feerly memasuki kamar dengan luka di keningnya dan di sikunya sudah di bersihkan, walaupun tak di beri obat. Tapi itu sudah lebih dari cukup.
Feerly membawa nampan berisi handuk kecil serta air dan meletakkannya di atas nakas, kemudian menuju lemari pakaian mencari baju untuk suaminya.
Feerly dengan telaten membersihkan tubuh Arta dan menggantikan bajunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
أدب المراهقينIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...