Thank You, Arta!
Part 48Happy reading 🌻
༼ つ ◕‿◕ ༽つ
Di dalam kamar, Feerly tengah berusaha merayu anaknya untuk tidur. Iya, sudah dua hari pria kecil itu sudah pulang dan begitupun dengan Dino, membuat Feerly tak terlalu kewalahan menjaga anaknya yang masih rewel.
"Bobo yuk."
"Udah malem sayang."
Giandra menggeleng cepat. "Mah, na Apah."
"Na ain ama Apah amah!"
Feerly mengelus rambut pirang anaknya. "Dede mau ketemu papah?"
Giandra menganggukkan kepalanya. "Na ilang, alo El unya mainan baru ari Abang," ucap Giandra dengan menunjukkan mainan barunya yang dibelikan oleh Dino.
Feerly tersenyum dengan menghela nafasnya, bahkan setelah anaknya pulang dari rumah sakit Arta belum menjenguknya sama sekali.
"Iya, nanti kita ketemu papah. Tapi besok ya kita ketemunya. Sekarang anak pintar bobo dulu."
"No! Na temu Apah Amah!" Tolak Giandra dengan tangisnya.
Memang semenjak Giandra masuk rumah sakit anaknya selalu menanyakan tentang Arta pada Feerly, meminta bertemu dan bermain bersama. Tapi Feerly bingung harus berbuat apa, sedangkan suaminya susah untuk dihubungi.
"Besok, sayang, mamah janji."
"No! Amah tipu, Amah nda awa El ama Apah!"
Feerly mencoba agar Giandra duduk dipangkuannya, tapi dia menolak. "Sini, sayang."
Pria kecil itu menerima uluran tangan ibunya membuat Feerly langsung memeluknya. "Mamah enggak bohong, sekarang kita telpon papah ya. Tapi abis itu dede harus janji, setelah itu bobo. Oke?"
Giandra mengangguk setuju membuat Feerly langsung mengambil ponselnya. Mencoba untuk menghubungi suaminya. Tapi sampai tiga panggilan pun tak ada satupun yang direspon.
Feerly tersenyum dan menghapus sisa air mata anaknya. "Anak baik, anak mamah yang pintar. Bobo ya, papahnya sibuk sayang. Telponnya enggak diangkat."
"Besok, besok kita ke mall, main Timezone terus beli coklat yang banyak ya. Iya, sayang?"
"Anak mamah kan pinter, enggak boleh nakal. Kita bobo ya."
Tanpa Feerly tau, Dino merekam kejadian tadi dan mengirimkannya pada Arta.
Setelah sudah, dia memasukkan ponselnya ke dalam kantong baju dan berjalan masuk.
"Kenapa, Feer?"
Feerly membalikkan badannya dan tak henti-henti mengelus punggung belakang anaknya agar tertidur digendongnya.
"El kangen papahnya, tapi kayanya kak Arta sibuk. Mangkanya dia susah dihubungi."
Dino berjalan mendekat, melihat pria kecil itu yang hampir tertidur dengan memeluk leher mamahnya.
Dino kasian melihat mereka, ternyata kepulangan mereka ke sini tak memberikan kebahagiaan untuk Feerly maupun anaknya.
"Kenapa?" Tanya Dino yang melihat Feerly tiba-tiba menangis.
Feerly menghapus air mata dan tersenyum. "Kasian sama dede, dulu dia pengen banget tau papahnya. Sekarang udah tau ternyata tetep susah buat dia ketemu sama papahnya sendiri."
"Jujur aku enggak papa kak Arta nikah lagi dan kita udahan, tapi aku cuma mau dia punya waktu buat dede. Aku enggak minta apa-apa, aku cuma minta sedikit waktunya dan itupun buat anaknya. Tapi ternyata susah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...