Thank You, Arta!
Part 20Happy reading!✨
-'
-'
-'
Feerly tersenyum. "Jangan bilang-bilang mamah ya. Aku enggak papa kok kan yang penting halal.""Dino ngapain di sini?"
Iya, pria itu Dino. Dino tak sengaja tengah melintas di depan taman dan dia melihat Feerly yang tengah duduk dibawah pohon dengan memakai kostum badut.
"Enggak sengaja lewat."
"Pulang yuk, ini panas tau."
"Dino aja, aku mau cuci gosok dulu. Oh iya, aku pulang ke rumah ayah. Bilang sama mamah ya, takut nyariin."
Dino mengelap keringat itu membuat Feerly menatapnya. "Apa yang lo cari sebenarnya? Gue enggak ngerti sama jalan pikiran lo."
"Dino malu ya?"
Gadis itu tertawa kecil. "Maaf ya, enggak ada yang aku cari kok. Cuman mau berhenti nyusahin orang lain aja."
Gadis itu berdiri. "Maaf ya, makasih dan ini uang buat ganti uang Dino yang buat bayar sekolah aku. Belum semua si, cuman sebagian tapi aku janji secepatnya aku lunasi."
Feerly meraih tangan Dino dan meletakkan uang itu. "Aku permisi."
Feerly berjalan memasuki kamar mandi untuk mengganti bajunya. Setelah mendapatkan uang, gadis itu langsung berlari menuju rumah yang akan cuci gosok di sana.
Hingga pukul sepuluh malam, gadis itu pulang dengan membawa sup buntut sapi dan bubur. Feerly berniat untuk memanaskan sup itu sebelum dibawa ke rumah sakit.
Gadis itu mandi dan bersiap, setelah selesai. Dia berjalan menuju rumah sakit dengan satu rantang yang seisi makanan kesukaan suaminya.
Sesampainya di sana, bener pria itu belum tertidur. Arta menatap istrinya yang baru masuk, Feerly tersenyum. "Maaf ya telat."
"Aku bawa bubur sama sup, kakak makan ya."
Dengan senyum yang tak luntur dari wajah itu, Feerly membuka rantang tersebut dan mengambil sup. Berniat untuk menyuapkan suapan pertamanya, tapi saat tangan itu terulur. Arta menepisnya, membuat sup itu terjatuh dan mengenai tangan Feerly."Kenapa?" Tanya seseorang yang baru masuk.
Feerly menggeleng dan mengibas tangannya yang terkena kuah panas.
"Enggak papa omah, aku yang kurang hati-hati."
Ola menatap cucunya, Arta hanya terdiam dan memalingkan wajahnya. "Pergi, Feer."
Seketika air mata itu terjatuh. Feerly langsung menghapusnya dan tersenyum mengangguk.
Dia paham, semua yang ada didunia ini memang sementara, tapi haruskah kebahagiaan dia pun sama?
Sakit, tapi apa yang harus di lakukan. Tak ada rasa yang harus dipaksa dan tak ada cinta tanpa disengaja. Apakah ketika semuanya tak sesuai rencana, ketika sudah berjuang untuk mendapatkan kebahagiaan yang di minta, apakah ketika semuanya sia-sia, gadis itu harus marah, harus kecewa dan menyalakan takdir Tuhan yang tak pernah di minta? Tentu tidak, dia hanya bisa pasrah dan terus berusaha, walaupun kebahagiaan itu terlihat jauh di depan mata.
Gadis itu menghela nafasnya, menyingkirkan tas kecilnya, kemudian duduk membereskan tumpahan itu. Tangan itu memerah, rasanya perih sekali.
Setelah membersihkan itu, Feerly berdiri dan mengambil rantangnya. Dia menatap suaminya yang masih memalingkan wajahnya, dia tersenyum dan berjalan mendekati Ola. "Aku pulang dulu omah."
"Maaf udah bikin kacau, makasih udah kasih aku kesempatan buat jaga kak Arta."
Gadis itu mencium punggung tangan Ola cukup lama, menjatuhkan air matanya. "Aku pamit."

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...