Thank You, Arta!
Part 54Happy reading!
༼ つ ◕‿◕ ༽つ
Wanita itu duduk di sofa. "Mamah mau ke minimarket dulu, beli susu dede sama vitamin buat papah."
"Enggak besok aja, Feer?"
"Susu dede abis banget, kalo nunggu besok pasti enggak sempat. Kan dede juga setiap pagi minum susu."
"Amah, El na ikut!"
Feerly mengangguk dan mendudukkan Giandra dipangkunya. "Gue anter ya?"
"Enggak usah, cuman dipersimpangan jalan ini."
"Yaudah, hati-hati. Kalo ada apa-apa kabarin gue."
Wanita itu mengangguk dan mengandeng tangan anaknya. "Abang, El pergi dulu!"
Dino tersenyum saat melihat anak kecil itu melambaikan tangan ke arahnya. "iya, Abang es krim satu ya."
"Sip!" jawab Giandra dengan menunjukkan ibu jarinya.
Mereka berjalan keluar dari rumah mewah itu. Tanpa Feerly tau, dari siang rumah tersebut sudah di awasi oleh seseorang.
Feerly dan Giandra sampai dimini market tersebut. Anak itu menatap isi toko ini dengan terus mengikuti langkah Feerly yang mengandeng tangannya.
"Mah, El na itu," ucap Giandra dengan menunjuk mainan berbentuk hewan yang tak jauh dari mereka berdiri sekarang.
"Iya, ayo."
Feerly mengambilkan yang berbentuk bebek itu, namun Giandra menggeleng tak mau. "Yang ijo mah."
"Sama yang apa?"
"Udah," jawab Giandra dengan menerima mainin yang berisi permen.
Feerly menggandeng tangan itu, membuat Giandra berjalan mengikutinya. "Bentar ya, mamah ambil susu formula dulu."
Feerly sibuk memilih susu dan mencari popok bayi berukuran sedang. Saat sudah mendapatkannya, dia menaruhnya di keranjang dan tangan itu meraba agar Giandra menggandengnya.
"Ayo sayang, kita ambil es--"
Ucapan itu berhenti saat tangannya tak kunjung digenggam dan Feerly melihat disampingnya, kosong.
"El?"
Feerly mengambil mainan yang tadi Giandra pegang berada di lantai. Dia menatap sekeliling, tak ada pria kecil yang dia cari.
"Bu, liat anak yang tadi sama saya?" Tanya Feerly pada salah satu pengunjung minimarket.
"Tadi saya liat dia dibawa pria mba, saya pikir itu ayahnya."
Benar, saat Feerly sibuk dengan belanjaannya, ada seseorang pria memakai Hoodie mendekati Giandra, menarik tangan itu dan langsung membiusnya. Membuat mainan yang anak itu pegang jatuh dan Feerly tak mengetahuinya karena Giandra tak bersuara sedikitpun.
Feerly menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca. "Papahnya lagi sakit, saya ke sini cuma berdua," jelas Feerly dengan suara yang bergemetar.
Wanita itu menjatuhkan keranjangnya, berlari keluar tak memperdulikan dia sedang menjadi pusat perhatian.
"El!"
Feerly meraih ponselnya, menghubungi seseorang. Saat panggilan itu terhubung. Dino hanya mendengar isak tangis Feerly.
Hei, kenapa?
Din, El enggak ada.
El di culik!Hah? Serius?
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...