TYA 29

35.9K 2.9K 361
                                        

Thank You, Arta!
Part 29

Happy reading!❤️

-.
-.
-.

Siang ini, mereka sedang berada dibawah pohon rindang yang berada dibelakang sekolah.

Hari ini Dino, Andra dan Yuda bolos pelajaran. Bukan karena apa, hari ini mata pelajarannya semuanya menghitung dan menganalisis. Sebenarnya mereka juga sedikit pandai, tapi ternyata sikap malasnya lebih dominan.

"Bukankah semesta, yang pertemukan kita. Haruskah ku sampaikan pada bintang, mengapa bukan kamu yang memiliki ak---"

Lantunan lagu itu terhenti saat seorang siswi mendekat yang membuat Andra menghentikan petikan gitarnya.

"Apa?" Tanya Yuda dengan membuka lagi permen karetnya.

Sabrina menatap wajah mereka satu persatu. "Lo cari Arta?" tanya Andra dengan tangan mulai memetik senar gitarnya lagi.

"Dia lagi honeymoon sama istrinya." Ucapan itu membuat Sabrina langsung membalikkan badannya menatap lekat wajah Dino yang sedang tersenyum miring setelah mengatakan itu.

"Kalian tau hubungan mereka?"

"Menurut lo," ujar Andra.

Dino berdiri dan mengamati wanita di depannya itu. Menatap setiap inci wajah dan tubuh itu. "Menurut gue nih ya, udahlah, San. Cari aja yang lain, lo kan banyak tuh yang suka."

Dino mendekatkan wajahnya ke telinga Sabrina. "Lo juga punya banyak om om simpanan."

"Maks--"

Dino menegakkan badannya dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Menatap langit biru yang hari ini terlihat sangat indah.

"Lo mungkin bisa bodohin Arta, karena emang dia cinta sama lo."

"Tapi jangan harap gue diem aja disaat lo berusaha ngerusak kebahagiaan gadis yang udah gue anggap adik gue sendiri."

Dino menunjukkan senyuman yang sulit di artikan. "Tunggu tanggal mainnya, gue bakal bongkar semua dan lo bakal kehilangan tambang emas lo itu."

Sabrina terdiam mendengarkan itu. Dia tau bagaimana sikap Dino, pria itu diam, tapi sekali bergerak sangat mematikan.

"Gue ke kantin dulu."

"Nitip makan, gue laper!" teriak Yuda yang mendapatkan acungan jempol dari Dino.

"An?"

Andra yang merasa namanya di panggil, dia menatap ke arah wanita itu. "Arta kemana?"

Andra mengangkat pundaknya. "Setau gue si izin."

"Lo pacarnya masa enggak tau."

Merasa ada yang tak beres. Sabrina tak menggubris jawaban itu, dia langsung pergi entah ke mana.

Di SMA ini mereka hanya menghabiskan waktu atau bahkan menikmati masa-masa muda mereka berempat, bukan karena tak mempunyai teman yang lain. Teman mereka banyak, tapi hanya berempat itulah mereka merasa jadi keluarga.

Waktu itu, saat awal masuk SMA. Arta di tawarkan untuk menjadi ketua geng motor dengan jumlah anggota dari beberapa sekolah menjadi satu. Tapi Arta menolaknya. Dia adalah orang introvert, dia nakal tapi tak ingin meresahkan orang. Dia dingin tapi tidak dengan gadis yang dia sayang.

Di dalam kamar, Samudra tengah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur. Dia menatap langit-langit kamar.

Sudah dua hari setelah kejadian itu, selain Arta dan Feerly yang tak berangkat sekolah. Samudra pun sama. Pria itu menyesali perbuatannya.

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang