TYA 55

29.9K 2.5K 318
                                    

Thank You, Arta!
Part 55

Happy reading!

༼⁠ ⁠つ⁠ ⁠◕⁠‿⁠◕⁠ ⁠༽⁠つ

Dia mengusap air matanya.

Iya kak?

Feer, aku ijin pulang ya, Sam jemput aku

Air mata itu lolos begitu saja mendengarnya, membuat Dino yang melihat itu langsung meraih kepala Feerly dan menyandarkan pada pundaknya.

Iya, kak.

Kamu di mana si? Kok rumah sepi?

Aku lagi jajan sama El sama Dino juga.
Nanti kak Arta jangan lupa dibawa obatnya ya, terus diminum biar makin sehat

Rasanya berat, ternyata benar, ini hari terakhir mereka.

Iya, sayang. Makasih ya
besok jangan lupa, temenin aku

Lagi-lagi air mata itu terjatuh begitu saja. Sakit, mengapa Arta masih menjadi seseorang yang tak pernah mengerti perasaan orang lain. Apa dia tak berfikir, kabar pernikahan itu saja sudah menjadi luka dalam bagi istrinya apalagi harus menyaksikan pernikahan secara langsung.

Feerly mengangguk dan menggenggam erat tangan Dino, mencari kekuatan disana.

Iya, nanti aku ke sana

Makasi ya

Arta menutup panggilan tersebut. Feerly meletakkan ponselnya dan segera memeluk tubuh Dino sangat erat. Seolah dia mengadu, menumpahkan semua air matanya pada pria yang selalu ada untuknya.

"Hei, kenapa?" Tanya Dino dengan mengelus rambut itu pelan.

Feerly menggeleng, meletakkan kepalanya dipundak Dino membuat pria itu mengelus punggung belakang Feerly pelan.

Andra melihat itu hanya terdiam. Kondisi Feerly sangat tidak baik, besok pernikahannya akan berakhir dan sekarang, anaknya entah dimana.

Andra berhenti saat orang suruhannya sampai dan menunggu di tepi jalan.

Pria itu membuka jendelanya, membuat orang tersebut menyodorkan bingkisan pada Andra.

"Makasih, Nal."

Pria itu mengangguk dan kembali ke mobilnya. Itu anak buah Andra, pria itu menyuruh orang untuk membelikan makanan untuk Feerly.

Mereka sudah menghabiskan waktu satu setengah jam mengelilingi ibu kota ini. Tubuh Feerly sangat pucat, mata itu sembab karena sepanjang perjalanan dia menangis tanpa henti.

Andra melepaskan sabuk pengamannya, menengok ke belakang dengan memberikan bingkisan makanan tersebut.

"Makan dulu, abis ini kita pulang y---"

"Enggak, aku enggak mau pulang sebelum dede ketemu," potong Feerly dengan terus menggeleng.

Andra menghela nafasnya dan tersenyum. "Iya, tapi ini udah malem banget. Anginnya udah enggak sehat. Liat diri lo, kalo sakit gimana? Kitakan harus tetep cari dede. Lo percayakan sama gue? Gue janji, besok pagi ataupun kalo gue dapet kabar terbaru tentang dede, kita langsung berangkat lagi. Tapi buat sekarang, pulang dulu ya?"

Dino setuju dengan ucapan itu. Dia mengelus rambut Feerly pelan, memegang kening dan leher Feerly secara bergantian. "Bener kata Andra, kesehatan lo juga penting. Kita pulang ya, janji kalo ada kabar apapun kita langsung siaga dan bilang sama lo."

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang