TYA 8

40.9K 3.6K 171
                                    

Thank You, Arta!
Part 08
-
-
-

Feerly langsung melepaskan tangannya.

"Maaf ya."

"Enggak papa kok."

Feerly tersenyum. Entah mengapa, hari ini sangat manis untuk dirinya.

"Aku duluan, mau mandi dulu soalnya. Kakak mau makan enggak? Atau mandi? Biar aku siapin air nya terus masak."

Pria itu tak menjawab, Arta malah membuka pintu itu dan masuk dengan menarik tangan istrinya.

Sesampainya dikamar, saat Arta ingin menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur. Tapi gadis itu menahannya. "Bentar, lepas dulu bajunya. Ganti celananya, enggak nyaman kalo mau tidur masih make seragam sekolah."

Arta menuruti dan duduk di tepi tempat tidur. "Mau aku lepasin?" tawar Feerly yang siap melepaskan sepatu suaminya.

Pria itu menghindar. "Enggak, cariin celana pendek aja terus lo mandi. Gue tunggu lo buat temenin gue tidur."

"Yaudah bentar."

Feerly berjalan mengambil celana pendek milik Arta dan memberikannya. "Mau makan?"

"Gue enggak laper."

"Yaudah aku mandi dulu ya."

Gadis itu mengambil seragam Arta yang tergeletak di lantai, memunguti dan mengambil sepatu itu. Meletakkan semua pada tempatnya.

Arta hanya memperhatikannya, setelah selesai barulah Feerly memasuki kamar mandi. "Cantik, baik, perhatian. Tapi kenapa ya, gue masih belum bisa cinta sama dia."

Arta kembali menatap langit-langit kamar, ternyata gadis itu mandi terlalu lama. Membuat Arta lebih dahulu memejamkan matanya.

Feerly keluar dengan menggunakan kaos polos dan celana katun. Dia menaruh handuk dan berjalan mendekati suaminya.

"Kak."

"Jangan gini tidurnya, nanti sakit tau tangganya." Ingat Feerly saat melihat Arta tertidur tengkurap dengan tangan kanan yang tertimpa tubuhnya sendiri.

"Kak."

Arta mendengar itu, membuat pria itu membalikkan tubuhnya. "Lama!" pekik Arta dengan membenarkan posisinya.

"Maaf."

"Yaudah, kakak lanjuti tidurnya. Aku mau keluar dulu ya." Tanpa menunggu jawaban, Feerly langsung berdiri namun Arta menarik tangannya.

"Gue bilang, gue mau tidur dipeluk sama lo."

Gadis itu menaiki tempat tidur, mencari posisi nyamannya. Saat Feerly belum selesai dengan posisinya, Arta langsung memeluk tubuh Feerly, menyembunyikan wajahnya didada istrinya.

"Gue kangen."

Feerly tersenyum dengan mengelus rambut Arta. "Yaudah, tidur ya. Aku temenin."

Tak ada percakapan, Feerly yang sibuk mengelus rambut itu dan Arta yang merasa nyaman saat di perlukan seperti ini.

"Feer?" Panggil Arta dengan menatap Feerly.

Gadis itu ikut menatap suaminya. "Kenapa?"

"Gue mau ya? Sekali aja."

Feerly mengerutkan keningnya. "Mau apa?"

Arta tersenyum tulus. "Mau nanam benih di sini," jawab Arta dengan mengelus perut istrinya.

Feerly menatap tak percaya, ada apa dengan suaminya ini.

"Boleh?"

Feerly mengelus puncak kepala Arta. "Enggak sekarang ya, aku lagi datang bulan soalnya."

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang