Thank You, Arta!
Part 33
-
-
-
Happy reading 🧡Empat hari berlalu, hari ini Feerly boleh pulang. Gadis itu sempat drop karena ginjal mulai memburuk, membuat Arta bingung saat istrinya ditangani kasus oleh dokter, sedangkan tak ada satupun yang menceritakan apa yang terjadi sebenarnya.
Sore ini, mereka berada didalam mobil. Sedang dalam perjalanan pulang menuju apartemen. Sejak saat itu, Arta tak pernah lupa menjenguk istrinya setelah pulang sekolah, melihat perubahan tersebut, membuat semuanya mengizinkan Feerly pulang bersama suaminya.
Tangan Arta terlur memegang perut Feerly dan mengelusnya. "Masih sakit?"
Feerly menatap Arta dan ikut memegang perutnya. "Udah mendingan kak."
Arta tersenyum dan mencium tangan istrinya, kemudian kembali fokus ke arah jalan. Gadis itu ikut tersenyum melihat tingkah Arta yang mulai baik padanya.
Tangan Feerly terulur mengambil kertas yang berada dibawah ponsel suaminya.
"Hospital city."
Itu rincian biaya perawatan Feerly saat di rawat. Gadis itu melepaskan genggamannya dan membaca serius kertas tersebut.
"Lima belas juta."
"Kak?"
"Hemm."
"Ini rincian administrasi aku di rawat?"
"Iya, tadi sebelum pulang gue selesai semuanya."
Gadis itu menunduk, meremas ujung bajunya. Merasa tak enak hati karena memakai uang orang lain begitu banyaknya.
Feerly menatap kalung yang berada di lehernya, memegang itu dan menghapus air matanya. Dia melepaskan kalung tersebut, Feerly tau. Kalung ini pasti sangat mahal harganya.
Feerly meraih tangan itu dan meletakkan kalung tersebut. "Aku balikin, aku enggak punya uang sebanyak itu dan bakal butuh waktu lama kalo aku ngumpulin uangnya. Jadi, ini aja aku balikin."
"Aku tau, ini pasti mahal. Kakak jual lagi aja, terus uangnya disimpan buat kebutuhan kakak. Itung-itung gantiin uang yang kakak pake buat bayar rumah sakit aku."
Gadis itu tersenyum saat Arta menatapnya. "Ini punya l--"
"Iya karena itu udah punya aku, aku kasih buat kak Arta."
"Feer, ini hadiah dari gue. Enggak mungkin gue jual lagi."
"Biaya itu enggak seberapa, kesehatan lo lebih penting. Kan gue udah bilang, lo boleh nolak semuanya. Tapi enggak buat kesehatan lo."
"Yang penting lo jangan lupa minum obatnya, kalo abis nanti gue beliin lagi."
"Maaf ya, aku ngerepotin terus. Udah enggak berguna, jadi beban lagi."
Feerly tersenyum getir. "Kita udahan aja ya kak, biar aku enggak ngerepotin kak Arta terus."
Pria itu menatap istrinya lekat, memegang pipi itu dan menghapus air mata tersebut. "Lo ngomong apa si. Enggak, Feer. Udah enggak usah di pikirin, sekarang lo masuk, istirahat."
"Dan sini, ini di pake lagi." Feerly menatap sekeliling, ternyata benar mereka sudah sampai di depan apartemen itu.
Feerly mendekatkan tubuhnya dan Arta memasangkan kalung itu. "Di pake, jangan di lepas."
Feerly mengangguk dan Arta mencium bibir itu kilas. "Jangan ngapa-ngapain, gue mau pergi lagi soalnya. Lo sendirian dulu ya."
"Mau kemana?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...