Thank You, Arta!
Part 39Happy reading!
Melihat darah yang keluar bercucuran di tanah membuat Samudra lemas dan melepaskan batu yang dia genggam dengan tatapan kosongnya.
Menyesal, mengapa dia melakukan ini. Kaki itu terasa lemas, membuatnya berlutut dan menatap telapak tangannya yang terdapat darah Feerly.
"Maaf, Feer."
Semuanya terdiam, pria itu terus memukul-mukul tanah.
"Tega kamu, Sam. Papah enggak pernah ngajari kamu untuk berlaku tidak baik, apalagi sama kakak kamu sendiri."
"Dan ini apa? Kamu hamil anak orang?"
Samudra menatap wajah keduanya orang tuanya yang berada di depannya, terlihat sangat jelas raut kekecewaan itu.
"Sam minta maaf, pah."
Keduanya tak menggubris, mereka pergi meninggalkan anaknya.
Dino menepuk pundak Juna. "Nanti tolong darahnya bersihin ya, gue mau nyusul Feerly dulu."
Kedua temannya itu mengangguk. "Setelah selesai kita ke sana."
"Thanks bro."
Samudra menatap uluran tangan dari seseorang di depannya. Itu Ola, omahnya.
Pria itu langsung berdiri dan memeluk tubuh itu erat. "Omah, Sam salah, Sam minta maaf."
Wanita paru baya itu mengelus rambut cucunya penuh kasih sayang. "Sekarang, ganti baju kamu. Omah mau nyusul Feerly dulu."
Samudra mengangguk dan melepaskan pelukannya. Ola tersenyum dengan menghapus air mata tersebut . "Ambil hikmahnya, setelah ini lakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawab kamu."
Di depan ruang IGD, Arta duduk dengan menggenggam tangannya sendiri.
Pikirannya kacau, situasi sangat membuatnya tak bisa berfikir jernih.
Dia berdiri, mendekati pintu ruang rawat Feerly dan menatap tim medis yang tengah menangani istrinya.
"Kuat-kuat, Feer."
Bunyi suara itu beriringan dengan dua dokter yang berjalan masuk namun Arta menahan tangan itu.
"Kenapa, dok?" Tanya Arta dengan suara yang sangat pilu.
"Pendarahan, nak. Kita harus melakukan tindakan operasi."
Arta memegang tangan itu erat. "Lakukan, lakukan yang terbaik." Dokter itu mengangguk dan segera masuk.
Tak lama, pintu itu terbuka. Para suster mendorong brankar besar Feerly untuk pindah ke ruang operasi.
Tubuh Arta lemas melihat tubuh Feerly yang begitu pucat dan banyak sekali alat yang melekat pada tubuh itu.
"Dok?" Farhan berhenti, menatap semua orang yang berada di sini. Hampir semuanya hadir, tapi tidak dengan Samudra
dan Fenisa.Farhan menepuk punggung tangan Arta. "Berdoa, kita usahakan yang terbaik."
"Tapi semuanya baik-baik aja kan dok?" Pertanyaan Dino membuat Dokter itu menggeleng pelan.
"Maksudnya!" erang Arta dengan memegang pundak Farhan erat.
Dokter itu hanya terdiam dan Ola menarik tubuh Arta memeluk tubuh itu. "Tenang, jangan gini kamunya."
Arta memeluk tubuh itu erat, seakan mencari kekuatan. "Omah, Feerly."
"Istri El, omah," lirih Arta membuat semuanya menatap pria itu kasian.
Gavin berjalan mendekat. "Jadi apa yang terjadi, Han?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...