Thank You, Arta!
Part 49Happy reading 🧡
༼ つ ◕‿◕ ༽つ
Sudah satu minggu mereka bersama dan sore ini Arta memutuskan untuk pulang karena Zea dan mamahnya sudah menghubunginya.
Setelah membereskan pakaian, Feerly memasuki kamar untuk membangunkan suaminya.
"Kak, bangun yuk."
"Mandi, makan terus katanya hari ini mau pulang."
Feerly mengelus pipi itu, membuat Arta membuka matanya perlahan.
"Hemm?"
"Katanya mau pulang."
Arta duduk dan menarik tangan itu agar Feerly duduk lebih dekat dengannya. "Tapi nanti boleh ke sini lagi?"
"Boleh."
Arta tersenyum dan mencium pipi gembul istrinya. "Yaudah aku mandi dulu ya."
Feerly mengangguk sebagai jawaban.
Pukul dua siang, Arta menemui Feerly dan Giandra yang sedang bermain di taman belakang rumah.
"El?" Pria kecil itu langsung berlari menuju papahnya, membuat Arta menangkap dan menggendongnya.
"Papah pergi dulu ya, nanti ke sini lagi. Oke?"
Giandra mengangguk sambil memeluk leher papahnya. "Apah?"
"Iya, sayang?"
"Anti eli okat ama es krim erus main ya." Arta tersenyum gemas dan menciumi wajah anaknya.
"Iya, nanti papah beliin yang banyak ya."
Feerly mendekat, mengambil alih anaknya dan mencium punggung tangan suaminya.
"Flash disk sama berkasnya udah kamu bawa semua?"
Pria itu mengangguk. "Udah tinggal nanti aku revisi aja."
"Semoga berhasil."
Lagi-lagi pria itu tersenyum, dia mendekat, menutup mata Giandra dengan tangan kanannya dan langsung mencium bibir ranum istrinya.
Pria itu tak ingin anaknya tau apa yang sedang orang tuanya lakukan, setelah merasa cukup, Arta menyudahi permainannya dan menjauhkan tangannya dari wajah anaknya.
Feerly yang merasa malu, dia langsung mendorong tubuh Arta saat anaknya memperhatikan mereka.
Arta tersenyum, mendekat dengan tangan yang terulur mengelap bibir istrinya.
"Dede enggak liat kok, tenang aja."
Arta mencium kening istrinya dan mengelus rambut anaknya. "Yaudah aku pamit ya. Nanti aku telpon lagi ya."
"Iya, hati-hati."
Arta tersenyum dan mengecup kening anaknya kilas kemudian mengacak-acak rambut Feerly. "Love you."
Setelah menempuh perjalanan, Arta sampai dirumahnya. Saat dia membuka pintu rumah, satu tamparan keras melayang dipipinya.
Arta hanya terdiam dengan memegang pipinya yang terasa nyeri. "Bagus!"
"Setelah ninggalin Zea sendirian dan satu minggu kamu enggak pulang. Kemana kamu!"
Arta tak menggubris perkataan itu, dia berjalan pergi namun tangannya langsung ditarik oleh Eran.
Arta menahan emosinya. Andai mereka tau, kembali ke rumah bukanlah membawa kebahagiaan baru. Eran yang sekarang lebih kasar dan selalu menuntut Arta. Menurut untuk melakukan apapun yang diperintahkan. Dari perjodohan dan apapun yang berhubungan dengan Zea, Arta melakukannya dengan terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Teen FictionIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...