Thank You, Arta!
Part 30--
Happy reading ❤️
--Dua minggu berlalu. Sabrina tengah bingung dengan memegang tespeck yang menunjukkan bahwa ada janin di dalam rahimnya.
Wanita itu menghela nafasnya, mencoba tenang dan merangkai semua jawaban yang mungkin akan keluar dari mulut Samudra saat pria itu diminta pertanggungjawaban.
Sabrina menggenggam tespeck itu erat dan segera menuju ke ruang OSIS untuk menemui Samudra. Dengan langkah dan raut wajah yang terlihat jelas bahwa dia sangat khawatir, membuat seseorang yang tak sengaja melihat wanita itu berjalan tergesa-gesa menimbulkan tanda tanya.
Sabrina masuk ke dalam ruangan itu, ada Samudra yang tengah duduk dengan Earphone di satu telinganya.
Wanita itu menghela nafasnya. "Sam?"
Pria itu mengangkat satu alisnya. Sabrina menyodorkan tespeck itu. "Gue hamil."
Pengakuan itu tak hanya membuat Samudra terkejut dan langsung melepaskan Earphone yang ada di telinganya. Melainkan, orang yang berada di balik pintu itu pun terkejut.
Samudra menerima tespeck itu, bener, terdapat garis dua yang menandakan ada janin didalam rahim itu. "Gugurin!"
Tangis itu pecah. Bagaimanapun keadaannya, Sabrina adalah seorang wanita, mana mungkin dia membunuh anak yang tak bersalah.
"Ta--tapi, katanya lo iya mau tanggung jawab."
Samudra tersenyum. "Gue bakal tanggung jawab, kalo emang lo wanita baik-baik."
"Tapi ini? Setelah banyak pria yang menyetubuhi lo dan saat benih itu berkembang, lo bilang itu anak gue?"
Sabrina menampar wajah Samudra dengan amarahnya, andai semua tau, alasannya menjadi wanita kotor seperti ini itu apa. "Gue emang wanita malam! Tapi setelah kejadian itu sama lo, enggak ada satupun pria yang nyentuh gue setelah lo!"
"Dan saat itu juga gue jarang ke Club karena tubuh gue akhir-akhir itu merasa cape dan mual."
Samudra meraih rahang bawah wanita itu, membuat Sabrina menatapnya. "Gue enggak percaya!"
"Lo pikir saat Arta tau lo bukan wanita baik-baik, dia bakal tetep nerima lo?"
Samudra menghempaskan tangganya. "Jangan mimpi!"
Sabrina memeluk kaki itu saat Samudra ingin berjalan pergi. "Please, Sam."
"Ini anak lo."
"Tapi gue enggak cinta sama lo! Enggak mungkin gue bersanding sama cewe yang enggak gue cinta sama sekali."
"Hidup gue kacau karena ide lo waktu itu. Jadi, please. Lo gugurin tuh anak."
Sabrina masih menangis dengan memeluk kaki itu erat. "Sam."
"Gue bilang, gugurin!"
"Enggak sudi gue harus nikah sama cewe kaya lo! Kejadian itu terjadi karena kesalahan! Dan lo tau, di saat itu pikiran gue kacau dan keadaan mabuk berat."
Sabrina berdiri, dia menghapus air matanya kasar. "Jaga mulut lo!"
"Gue bakal bilang ke orang tua lo, kalo hidup gue hancur. Lo juga harus sama!"
Samudra menarik tangan itu kasar. "Jangan macem-macem anjing!"
Wanita itu tersenyum miring. "Lo lupa, siapa gue?"
"Oke!"
"Tapi lo harus bilang itu anak Arta. Lo lakuin apa yang saat itu lo suruh gue lakuin ke Feerly. Setelah itu anak lo akan punya ayah dan lo berhasil mendapatkan orang yang lo cinta. Selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You, Arta! || END
Novela JuvenilIni tentang mereka. Artalyta Venustya dan Feerlycia Angelita, dua remaja yang harus bersatu hanya karena sebuah kejadian. Feerly yang harus sabar dan selalu setia dengan pria tersebut. Selain Arta memiliki seorang kekasih yang selalu di utamakan, p...