TYA 19

38.4K 3.3K 950
                                    

Thank You, Arta!
Part 19

Happy reading ❤️
'
'
'

"Ada yang sakit? Aku panggilin dokter ya?"

Arta menggeleng. Dia sekuat tenaga untuk meraih tangan Feerly, setelah mendapatkannya Arta menggenggamnya erat.

"Maaf ya." Ucapan itu sangat pelan bahkan seperti orang berbisik.

Feerly tersenyum dan mengelus tangan Arta. "Enggak papa kok. Sekarang kesehatan kakak dulu ya."

"Aku minta maaf kalo aku banyak salah. Tapi aku janji, aku bakal pergi kalo kakak udah sehat."

Lagi-lagi darah itu keluar lagi dari mulut Arta. Feerly tersenyum dan mengelapnya. "Sakit ya, sekarang istirahat aja. Aku tunggu diluar ruangan."

Pria itu menggeleng tak setuju. "Di sini aja, temenin."

Gadis itu tersenyum mengangguk. "Iya, aku di sini. Cepetan sembuh, biar nanti bisa cepat nikah dan bahagia sama orang yang kakak cinta."

"Feer!"

"Gue ba---"

"Ihh teriak-teriak aja!"

Dino menunjukkan deretan giginya. "Sorry, enggak tau."

Pria itu berjalan masuk dan meletakkan makanan di atas nakas. "Mamah udah nelpon, lo lupa?"

Feerly menatap ke arah Dino dengan tangan yang masih digenggam oleh Arta. "Bilang ke mamah ya, maaf gitu aku enggak jadi. Kak Arta baru sadar, aku mau di sini temenin dia."

"Enggak papa kan?"

Dino melihat temannya yang menggenggam tangan sahabatnya. "Oh yaudah, nanti gue bilang ke mamah."

"Lo jangan lupa makan."

"Iya, Din. Oh iya, buat nanti pulang nanti aku kabarin lagi ya, kayanya bakalan telat."

Pria itu mengangguk dan berjalan mendekat. "Iya-iya, bucin aja terus!" seru Dino dengan mengacak-acak rambut Feerly.

"Ih!"

Dino tersenyum pada Arta. "Cepat sembuh, istri lo sedih tuh. Mana setia banget nungguin lo."

"Pergi enggak!"

Dino tak menggubris, dia menatap Arta dan Feerly secara bergantian. "Gue minta maaf, Ar. Tapi itu kenyataan yang lo harus tau tentang pacar lo. Mangkanya lo sehat dulu, gue masih punya sesuatu yang mau gue kasih tau."

Arta mengangguk. "Makasih ya."

Dino tersenyum. "Selamat melepas rindu, puas puasin dan jangan lupa cepet itu ya, kayanya lucu kalo kalian punya anak, apalagi kembar tiga."

"Dino!" Melihat wajah Feerly yang memerah, pria itu tertawa dan berlari keluar.

"Gitu amat kalo lagi blushing."

Feerly menatap suaminya. "Jangan nyebelin ya!"

Arta tersenyum tipis dan mencoba untuk duduk. "Mau apa?"

"Mual, mau muntah."

Feerly berdiri dan mengambil wadah air tadi, dia membantu Arta untuk duduk dengan tangan Arta yang memeluk pinggangnya dan bersandar pada tubuh istrinya.

"Di sini aja, nanti aku yang beresin."

Pria itu muntah lagi, membuat air tersebut berubah warna. Feerly mengelus rambut Arta dengan satu tangannya yang memegang wadah tersebut.

Arta mengangkat wajahnya, menatap istrinya. Gadis itu tersenyum dan mengelap mulut Arta dengan punggung tangannya. "Udah?"

Arta mengangguk dan Feerly mengambil air minum. "Kumur dulu, abis itu baru diminum."

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang