TYA 46

26.8K 2.5K 306
                                    

Thank You, Arta!
Part 46

Happy reading ❤️

༼⁠ ⁠つ⁠ ⁠◕⁠‿⁠◕⁠ ⁠༽⁠つ

"Kamu mau makan enggak?"

Dino melihat Feerly kilas dan menggeleng sebagai jawaban.

"Udah yuk sayang, nanti kamu sakit."

Giandra menggeleng dan melanjutkan bermainnya di dalam kolam renang.

"El?"

"No mah!"

Feerly hanya menghela nafasnya, ternyata sikap keras kepala Arta menurun pada anaknya. "Yaudah, tapi maennya sambil makan ya."

Giandra menurut, bermain bola dan bebek-bebekan tersebut dengan sesekali mendekati mamahnya untuk menerima satu suapan.

"Dino mau enggak?" Tanya Feerly dengan menyodorkan sesuap makanan.

Dino menggeleng dan melemparkan beberapa bola pada Giandra, membuat anak itu kesal. "Abang!"

"Amah! Bang Din nya esee!" Adu Giandra dengan menunjuk Dino yang sedang tertawa.

Feerly hanya tersenyum menanggapinya. Wanita itu berfikir, andai saja Arta yang sedang seperti ini dengan anaknya. Lebih dekat dan akrab.

Pukul sepuluh malam, Giandra terus menangis dan tak ingin tidur, itu membuat Feerly bingung dan terus mencoba menenangkannya. Namun saat Feerly menyentuh keningnya, terasa suhu tubuh anaknya sangat panas. Hal tersebut membuatnya panik dan langsung mengambil tas, selimut bayi kemudian segera keluar.

Dia mengetuk pintu kamar Dino. "Din aku mau kerumah sakit dulu, badan dede demam banget." Feerly tak menunggu persetujuan, tapi saat Feerly ingin melangkah, pintu itu terbuka dan Dino segera mendekati sahabatnya.

"Dede demam?" Feerly mengangguk dengan mata yang hampir menangis.

"Yaudah, gue temenin ke rumah sakit."

Setelah menempuh perjalanan, mereka sampai dan Giandra langsung di tangani. Dokter juga menyarankan agar Giandra dirawat untuk beberapa hari supaya dokter bisa memantau perkembangannya. Feerly hanya menurut, dia ingin yang terbaik untuk anaknya.

Pukul satu dini hari, Giandra baru tertidur itupun dengan digendong oleh Feerly. Mata itu terasa panas, bahkan Dino yang menemaninya pun sesekali memejamkan matanya karena merasa ngantuk dan lelah.

"Tadi mamah udah bilang, main airnya jangan lama-lama. Sekarang jadi demam kan."

Feerly mencium pipi gembul Giandra yang berbeda dipundaknya. "enggak papa, cepat sembuh ya sayang."

Feerly melihat Dino yang tertidur di sofa, dia mendekat dan mengelus rambut pria didepannya pelan.

"Din?"

Beberapa detik kemudian, Dino membuka matanya dan langsung memulihkan pandangannya. "Sorry, sorry."

Feerly tersenyum. "Pulang gih, besok kamu berangkat ke papah pagi kan. Nanti kesiangan."

Dino melihat jam dinding dan menatap wanita di depannya yang terus mengelus punggung putranya.

"Maaf ya, kalo tadi gue enggak ngajakin El main air pasti enggak demam gini."

"Enggak papa, udah sana pulang."

Lagi-lagi Dino menatap wanita itu. Terlihat sangat jelas bahwa Feerly sangat mengantuk dan sudah lelah. Rasanya tak tega harus meninggalkan Feerly sendirian saat anaknya tengah sakit seperti ini. Dino tau, Giandra akan sangat rewel saat sakit.

Thank You, Arta! || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang