•• iNtRØ ••

938 37 28
                                    


"Moriiizzz!!! Putar balik!!! Kak Ril lagi main dokter-dokteran!!!"

Syafril berjengit. Tersentak karena dua hal di waktu bersamaan.

Pertama. Seruan Sion membuat Yatha terkejut. Secara refleks Yatha yang berbaring langsung terbangun. Membuat Syafril yang sedang berjongkok membelakanginya, ikut terdorong maju. Dan batang gemuk bin panjang milik Yatha tersentak sampai pangkal.

Hal tersebut membuat Syafril merasa tubuhnya terdongkrak naik. Hingga batang tebal bin gemuk milik Baldo di dalam mulutnya, tertelan masuk. Menyodok kerongkongannya.

Kedua. Bukannya berputar arah, Moriz malah menarik tangan Sion. Mereka masuk dan berdiri di sisi ranjang. Terkekeh memperhatikan kondisi Syafril, Yatha dan Baldo.

"Nnnhhhh... Stop... Kakak bisa mati kalo gini caranya...." Syafril merintih setelah Baldo berhasil menarik mundur pinggulnya. Ia panik melihat Syafril tersedak kontolnya. Membuat kedua matanya sampai terbelalak memutih.

"Yakin mau stop?" Moriz bertanya lagi.

"Duh Dek...."

"Kenapa Kak?"

"Mmmhhhh.... Enak...." Syafril merintih karena jari Moriz sedang memilin salah satu putingnya.

Posisi tubuhnya saat ini kedua tangan berpegangan pada paha Baldo. Wajah tenggelam di selangkangan Baldo, tepat pada kantong peler Baldo yang berukuran besar. Sebesar batang kontolnya yang terlihat tegak mengacung di kening Syafril.

Syafril duduk bersimpuh. Pinggulnya menungging ke belakang. Sementara Yatha berjongkok di belakang, kedua tangannya berpegangan pada pundak Syafril. Dan, tentu saja, kontol miliknya terbenam sampai pangkal.

Sion yang memperhatikan kontol milik Syafril mengucurkan cairan dari lubang kencingnya, segera menggenggam batang tersebut. Ia juga memainkan batang tersebut. Membuat Syafril secara refleks menggerakkan pinggulnya.

Moriz mencubit pangkal puting Syafril yang melenting menggunakan ibu jari dan jari tengah. Sementara jari telunjuknya bergerak memutar pada ujung puting Syafril yang terasa melenting keras. Karena tubuh Syafril sudah bercucuran keringat, gerakan tersebut memudahkan jari Moriz.

"Dek... Udah Dekkk...." Syafril merintih. Matanya merem melek. Tapi tak terlihat ada usaha untuk menghentikan aksi kedua adiknya.

Tangan Sion malah semakin cepat mengocok batang tebal milik Kakaknya. Tangan satunya bahkan meremas-remas kantong peler Syafril. Membuat Yatha makin tak rela mencabut kontolnya. Karena Syafril menggerakkan pinggulnya memutar. Liang senggamanya terasa melumat dan meremas kontolnya. Membuat Baldo memandang iri kearah Yatha yang terlihat merem melek.

"Moriz! Sion!!"

Keduanya lantas menoleh ke belakang. Terlihat Sean sedang berdiri berkacak pinggang. Ada Husein juga disitu. Berdiri di sebelah Sean. Tangannya menepuk jidatnya sendiri.

Husein dan Sean berteleportasi dari Inggris. Karena Husein mengatakan ia ingin memberikan sebuah bingkisan pada Syafril. Makanya, Husein meminta tolong Sean untuk mengantarnya. Ternyata mereka datang di waktu yang tak tepat.

Tapi Husein lebih terkejut melihat kejahilan Moriz dan Sion. Malaikat kecilnya sudah berubah menjadi Iblis, seperti Kakaknya, yaitu Adam.

Melihat Sean akan ngomel-ngomel, Moriz dan Sion langsung kabur. Keduanya berteleportasi. Menghindari kedua tangan Sean yang terulur ingin meraih daun telinga masing-masing keponakannya.

"Ma...kasih..." Syafril akhirnya bisa bernafas lega. "Yatha... Tolong cabut dulu, sayang...."

Tak hanya mencabut, Yatha dan Baldo langsung berpamitan setelah menyeka tubuh Syafril yang banjir keringat. Lalu membungkusnya dengan sebuah bathrobe berbahan handuk.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang