•• 45 - G ••

28 4 0
                                    

Wibi baru pulang dari gym saat melihat Panca berdiri di depan pintu unit apartemen milik Petrus. Ia sangat jarang melihat Panca disana. Sampai membuat Wibi senang karenanya.

Sudah sangat sering Wibi berujar pada Panca untuk memberikan perhatian pada Petrus. Selama ini ia berhubungan baik dengan Petrus. Dan dari kedekatan diantara mereka, Wibi bisa melihat kecemburuan di sorot mata Petrus.

Sering kali Wibi merasa canggung, tiap mereka selesai melakukan threesome, Panca hanya memeluknya. Membiarkan Petrus membersihkan diri ke kamar mandi. Lalu kembali ke unit miliknya di seberang tanpa pamit. Meskipun berpamitan, Panca hanya melambaikan tangan tanpa menoleh.

"Loh? Petrus mana?"

"Pergi," jawab Panca singkat.

"...Ha?!"

"Iya. Dia ketangkep basah lagi ngentot ama Tante Girang. Enak aja dia bawa orang lain masuk kemari. Ini tuh fasilitas tempat tinggal dari saya buat dia. Hotel banyak. Ngapain dia malah bawa orang kemari?!"

Meski dalam keadaan terkejut, Wibi masih bisa berpikir. Alih-alih membantah omongan, ia lebih mempertanyakan penjelasan Panca di dalam hati.

"Kalo emang kayak gitu, kenapa Om Panca cuma ngewein Petrus di tempat gue doang?! Apa Om Panca udah gak ada hasrat ke dia? Makanya pake alesan ngajak maen bertiga mulu? Om Panca juga gak pernah ngajak dia hangout. Om juga gak pernah sekalipun ngajakin liburan. Bahkan Om ngajakin gue sampe keluar negeri beberapa kali. Tapi Om selalu acuh ke Petrus."

Wibi takut mengucapkan semua pertanyaan itu. Sama seperti Petrus, ia sudah terlanjur nyaman dengan situasi dan kondisi bersama Panca. Ia menjadi ketergantungan. Bahkan tak peduli lagi mau terlihat semurah apapun harga dirinya. Yang penting ia ingin tetap bisa bersama Panca.

Panca lantas membawa masuk Wibi ke unit miliknya. Setelah melepas kemejanya, ia duduk di sofa. Kalau sudah seperti itu, Wibi sudah hapal dengan keinginan Panca. Ia segera melepas seluruh pakaian. Setelah bugil, ia duduk di pangkuan Panca. Meski keringatnya belum kering, tak pernah menjadi masalah. Panca selalu bilang, ia sangat menyukai aroma tubuh Wibi.

"Tadi nge-gym pake ini?" Panca bertanya setelah mengetahui sebuah butt plug tertancap di lubang pantat Wibi.

Pertanyaan itu membuat Wibi tersipu. Ia sampai lupa mencabutnya, karena tak ingin membuat suasana hati Panca semakin menjadi-jadi karena kelamaan menunggu.

Selama beberapa bulan terakhir, ia selalu menggunakan butt plug untuk menyumbat lubang pantatnya. Kalau tidak, ia selalu merasa horny dan gatal melihat selangkangan para cowok. Khususnya saat ia berada di gym. Disana banyak cowok bertelanjang dada dan beberapa yang lain mengenakan celana ketat. Bahkan ada beberapa cowok yang masih saja mengenakan boxer, padahal sudah ada larangan.

"Cabut ya?"

"Jangan," Wibi menjawab manja.

"Kok jangan?"

"Ini masih bobok," Wibi meremas selangkangan Panca dengan sikap genit.

Satu hal yang Wibi pikir selama ini, kemungkinan, Panca tak terlalu menyukai Petrus, karena cowok satu itu tak bisa bersikap manja seperti dirinya. Saat Panca mengajak threesome dengan Fanno, mereka berdua bisa saling sinkron. Karena selalu bisa sama-sama menjerit manja.

Menurut Wibi pribadi, Petrus sama sekali tak enak dipandang jika ia bersikap manja seperti dirinya ataupun Fanno. Sepertinya memang hanya Wibi yang mengenal Fanno. Mungkin Panca takut Fanno kepincut Petrus karena terlalu 'laki'. Bagi Wibi, sosok Petrus memang terlihat jelas sebagai the real manly bottom.

Bagi Wibi, sosok Panca terlihat seperti predator pemburu cowok straight. Lantas mengubah mereka secara perlahan agar semakin feminim seperti dirinya dan Fanno. Tapi Fanno sudah sejak awal terlihat agak melambai. Sementara Wibi, baru menyadari orientasi seksualnya setelah bertemu Panca.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang