•• 10 - B ••

328 18 7
                                    

Syafril membawa keempat temannya ke berbagai landmark terkenal di Massachusetts. Sebut saja Freedom Trail dan Jembatan Utara Tua Concord. Saat ini, mereka berlima diajak bermalam pada sebuah cottage di tepi pantai Cape Cod.

Seperti ucapan Syafril sebelum berangkat. Mereka tak perlu membawa apapun. Makanya mereka menurut saja saat Syafril mengajak mampir ke beberapa butik dan departemen store selama di perjalanan. Mau menolak pun, saat ini mereka juga ingin berganti pakaian dan mandi.

Yang tidak Syafril katakan hanya satu. Cottage yang dipakai untuk bermalam saat ini adalah milik orang tua Joshua. Artinya, cottage tersebut adalah milik Kakek dan Nenek dari Papanya.

Saat mendapat kabar Syafril dari masa depan akan datang, kedua orang tua Joshua terlihat ingin buru-buru terbang menghampiri. Tapi Joshua melarang.

"Dia kan mau liburan ama temen barunya. Mama juga gak perlu buru-buru terbang nyamperin. Lagian, Syafril kuliah di Harvard gak cuma sehari doang."

"Eh? Di Harvard?!"

"Iya Ma. Kenapa?"

"Hebat banget bisa keterima disana."

"Prosesnya ga semudah membalikkan telapak tangan, Ma. Nanti, kalau Mama dan Papa sudah benar-benar longgar waktunya, silahkan deh ketemu ama Syafril. Tapi jangan sekarang."

Syafril hanya tertawa setelah mendengar hal tersebut dari Sean pagi tadi. Ia juga ingin sekali bisa akrab dengan Kakek dan Nenek dari Papanya. Sepanjang perjalanan karirnya, mereka berdua dan Opa, Kakek dari pihak Babanya, selalu memberikan karangan bunga paling banyak tiap kali Syafril selesai melakukan fashion show.

Karangan bunga hanyalah hadiah kecil. Semua harta benda milik Syafril saat ini pun, adalah hadiah dari mereka. Awalnya Syafril menolak. Tapi kalau berani menolak, Syafril harus mendengar ceramah panjang ketiganya selama berjam-jam. Kadang sampai membuat Syafril tertidur.

Pernah sekali Syafril sengaja menolak hadiah pemberian mereka. Saat itu insomnia Syafril sedang kumat. Para Absinthe, Brandy dan Cognac juga sibuk kerja di lapangan. Meninggalkan Syafril sendiri di apartemen. Ocehan mereka Syafril anggap sebagai lagu pengantar tidur. Membuatnya merasa tak kesepian.

Sebagai permintaan maaf, karena sengaja menolak demi dibacotin semalam suntuk, esoknya Syafril akan memposting hadiah dari mereka di akun sosial media pribadi miliknya. Ada selipan kata-kata terima kasih dari berbagai bahasa. Juga ada video pendek ucapan terima kasih dan permintaan maaf darinya.

Mentraktir empat teman barunya saat ini, tak membuat Syafril bermaksud untuk membeli pertemanan diantara mereka. Bahkan jauh sebelum Joshua dan Adam mengadopsi Syafril, ia selalu loyal dengan teman genk-nya. Meskipun sedikit, ia pasti selalu berbagi.

Nama Syafril bahkan masuk sebagai donatur di banyak yayasan yatim-piatu dan panti jompo. Ia hanya meniru kebiasaan Adam dan Joshua. Bahkan, ada sekitar 255 anak di Rumah Adam, yayasan yatim-piatu milik Adam, menjadi anak asuh Syafril. Mereka semua selalu bersaing dalam hal prestasi.

Hadiahnya adalah bisa bertemu secara langsung dan jalan-jalan dengan Syafril. Mereka sudah tak terkejut melihat Syafril menyamar saat menemani jalan-jalan di waktu senggangnya. Walaupun tak ada jadwal kosong, Syafril akan menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu dengan berlibur ke Rumah Adam.

Syafril tak datang sendirian. Ia selalu mengajak Daichi, Moriz dan Sion. Meskipun masih anak-anak, Daichi sendiri adalah seorang Mangaka yang namanya sangat terkenal di Jepang. Ia juga sering memberikan donasi dan mendukung anak-anak yang memiliki bakat seni.

Syafril pernah sekali keceplosan perihal Rumah Adam di depan sebuah acara televisi. Akhirnya ia menjelaskan, bahwa Rumah Adam merupakan sebuah yayasan yatim-piatu milik orang tuanya. Lokasinya sengaja dirahasiakan. Mengingat mereka semua adalah korban kekerasan dalam rumah tangga, anak-anak terlantar, juga anak-anak dan remaja korban bullying yang tak kuat menghadapi dunia luar.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang