•• 31 - B ••

59 5 0
                                    

Kasper merupakan salah satu sepupu Irsyad. Ia juga salah satu korban kecelakaan yang menewaskan Irsyad asli. Orang tua Irsyad tak pernah menyalahkan siapapun, karena pada akhirnya Irsyad berhasil diselamatkan. Tapi melihat kondisi Irsyad saat di bawa ke Rumah Sakit, membuat Kasper memunculkan rasa bersalah yang menorehkan trauma.

Kalau saja saat itu Kasper tak membuat Irsyad marah, pasti tinju Irsyad tak akan membuat supir pingsan. Hingga membuat mobil mereka jatuh ke dalam jurang. Tubuh Irsyad terpental hingga membuat kaca depan mobil pecah. Tubuhnya terlontar dan jatuh. Proses penyelamatan Irsyad yang menyangkut di dahan pohon, memakan waktu tiga jam. Lebih lama dua jam dari pada proses derek mobil.

Irsyad memang berhasil terselamatkan. Tapi Kasper merasa bertanggung jawab karena telah menewaskan karakter galaknya. Senyum Irsyad yang menahan marah jauh lebih menyeramkan dari pada langsung meledak dan sewot seperti sebelum mengalami kecelakaan.

Jari Irsyad menekan tombol bel berulang kali. Tapi Kasper belum juga membukakan pintu. "Elu buka pintunya sekarang, atau... elu mau gue dobrak pintu keparat ini!"

Tak sampai satu menit, pintu terbuka.

Kasper menyambut Irsyad berkacak pinggang di ambang pintu. Mempersilahkannya untuk masuk. Pintu terkunci secara otomatis saat menutup perlahan. Seperti seorang tentara yang kedatangan ajudannya, Kasper berdiri dalam diam saat Irsyad berkeliling ke penjuru ruangan.

Niat Irsyad hanya ingin melihat fasilitas apa saja yang ada di dalam kamar Kasper. Bukan untuk kepo. Tanpa masuk ke dalam kamar pun, ia sudah tahu kalau Kasper tadi sedang asik memainkan dildo di kamar mandi.

Melihat rambut Kasper yang meneteskan air, Irsyad meraih sebuah handuk. Ia pakai untuk mengeringkan rambut Kaspes. Karena melihat ada sebuah hairdryer, Irsyad juga meminta Kasper berdiri di depan washbasin. Lalu Irsyad membantunya mengeringkan rambut Kasper yang masih terasa lembab.

"Jalan-jalan yuk. Jangan di kamar mulu," ucap Irsyad.

"Mau jalan-jalan kemana?"

"Elu maunya kemana?"

"Gue maunya di kamar aja."

"Elu bertapa?"

"Iya."

"Kelar bertapa mau jadi apa?"

Kasper tersenyum mendengar pertanyaan Irsyad. Kadang ia bersyukur. Setelah kecelakaan, Irsyad jadi jauh lebih ramah. Sering mengajaknya bercanda. Kalau dulu, Irsyad selalu saja cemberut. Ada saja alasannya untuk marah-marah dan sewot.

"Masih jam 10 pagi nih."

"Terus kenapa kalo jam 10 pagi?"

"Temenin gue ke Tampaksiring yuk."

"Ngapain?"

"Gue baptis elu di Tirta Empul. Gimana?"

"Tokai!"

"Gue ajak ketemu sodara kembar lu. Di Taman Safari Bali," ujar Irsyad sambil memainkan alisnya naik turun. Irsyad tertawa saat Kasper menyikut rusuknya.

"Gue ganti baju dulu."

"Ngapain ganti baju?

"Pake celana pendek doang?"

"Yang penting pake celana? Atau elu prefer pake kancut doang?"

"Tolol!!!" Kasper meninju lengan Irsyad. "Masa gue kaos daleman doang?"

"Yang penting elu kagak ngumbar tetek."

"Bego!" Kali ini Kasper mendendang betis Irsyad. "Terus gue pake sendal jepit aja, gitu?"

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang