•• 37 - B ••

47 9 0
                                    

Tak ada manusia yang hidup tanpa masalah. Karena itu, meski disebut sebagai makhluk sosial, semua manusia selalu menjadi buta, tuli dan bisu jika melihat masalah manusia lain. Tak terkecuali dengan Panca.

Sejak kepergian Ibunya, Panca merasa ia adalah seorang Cinderella versi pria. Ayah tiri dan dua kakak tirinya, selalu berusaha untuk menyingkirkan Panca. Tapi Ibu Panca tak sebodoh Ayah Cinderella. Beliau sudah mempersiapkan segala sesuatunya, tanpa sepengetahuan suami dan dua anak tirinya.

Seperti yang diberitahukan oleh pengacara mendiang Ibunya, setelah seribu hari kepergian beliau, mereka baru bisa memberitahu harta gono-gini peninggalannya.

Semasa hidup, Ibu Panca tak pernah mengetahui kalau Panca selalu menjadi bulan-bulanan kedua kakak tirinya. Sampai setahun sebelum kepergiannya karena menderita kanker serviks, Ibu Panca merubah semua hak waris di dalam wasiatnya. Waktu itu ia melihat sendiri bagaimana suami dan anak tirinya melakukan kekerasan terhadap Panca. Baik secara fisik maupun psikis.

Seluruh harta peninggalannya, di wariskan pada Panca. Ia berhak memiliki haknya, meski usia Panca saat itu belum mencapai 17 tahun. Untuk menghindari kekerasan fisik yang terjadi sejak kepergian Ibunya, Panca memilih untuk menjual rumah yang di wariskan padanya. Saat itu usianya baru menginjak 18 tahun. Panca pergi ke kota dan provinsi lain, dengan meminta bantuan pengacara Ibunya.

Panca masih berbaik hati menitipkan 20 persen uang hasil menjual rumah, kepada sang pengacara. Untuk diberikan pada Ayah dan Kakak tirinya. Itu pun setelah mendapat kabar kalau Panca sampai dengan selamat di kota tujuan.

Setelah beberapa tahun, Panca kembali ke kota asalnya. Ia sempat mampir ke rumahnya yang dulu sudah ia jual. Ternyata masih ada. Namun kosong. Menurut warga setempat, rumah itu menjadi angker sejak kasus pembunuhan kakak beradik terhadap Ayah kandung mereka.

Panca melihat berita itu di televisi. Kakak tirinya membunuh Ayah mereka hanya karena ingin menguasai uang yang tak seberapa. Pemilik baru rumah tersebut tak menyangka akan ada peristiwa mengerikan seperti itu. Tapi itu bukan urusan Panca.

Ia fokus untuk melanjutkan hidup di kota kelahirannya. Namun tinggal di rumahnya yang baru. Karena mengalami kesulitan mencari pekerjaan, Panca memutuskan untuk menjadi driver taksi online. Penghasilan dari profesinya itu, sudah cukup untuk membiayai hidup yang selalu ia jalani seorang diri.

Panca merasa pertemuan antara dirinya dengan Kasper, telah mengubah hidupnya. Ia menemukan sisi lain dari dirinya. Tak menyangka ia memiliki hasrat terpendam terhadap sesama pria.

Ia tak menyesal sudah menolak uang pemberian Irsyad. Pergumulan mereka bertiga, membuat Panca ingin mengulanginya lagi. Tapi Irsyad tetap memaksa. Menolak pemberian seseorang rasanya tak baik. Apalagi dengan jumlah uang segitu banyak, Panca bisa memutarnya untuk modal usaha kecil-kecilan.

"Tapi ini lebih banyak dari yang kamu bilang," Panca membatin.

"Bonus karena isepan lu enak," Irsyad berbisik seolah bisa membaca pikirannya.

Beberapa menit kemudian, ia kembali menuruti hawa nafsunya sendiri. Setiap hentakan Kasper, membuat kepalanya terasa kosong. Panca menyukai itu. Tapi itu belum seberapa dibandingkan dengan sensasi aneh, yang ia rasakan saat mengulum kontol Irsyad. Panca ingin melakukannya lagi dan lagi. Kalau bisa jangan sampai berhenti.

Panca mendengar Kasper mengerang panjang di belakang. Panca bisa merasakan lagi semburan sperma Kasper di dalam liang analnya. Rasanya seperti disembur lendir hangat. Panca sangat suka.

Tubuhnya sampai gemetar karena merasa bersemangat mengulum kontol Irsyad. Tapi ia menghentikannya. Membuat Panca memberikan sorot mata tak ikhlas, jika mereka harus menyudahi perbuatan terlarang yang menjadi candu.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang