•• 45 - E ••

17 4 0
                                    

Sejak hari pertama, Ibnu menggunakan brainwash hanya untuk menggiring Fadil ke pelukannya. Sejak permainan mereka di window seat waktu itu, semua brain wash sudah hilang sepenuhnya. Tapi Fadil justru tak ada keinginan untuk pulang.

Fadil di culik, tapi tak mau pulang. Saat Ibnu mempersilahkannya untuk pulang, justru Fadil merasa cemburu.

"Gue kan udah jadi bini lu, Bang. Kalo disuruh balik ke rumah ortu, berarti elu ada cowok baru? Udah bosen ama gue? Baru juga sebulan," Fadil berujar dengan nada sedih. Mulutnya selalu terlihat manyun.

Kalau sudah seperti itu, Ibnu akan mencomot bibir Fadil. Lalu menarik ke depan. Sampai membuatnya mengaduh.

"Gue tuh nanya. Bukan ngusir!!!" Ibnu berseru gemas.

Di bulan kedua, Ibnu kembali bertanya. Fadil kembali memberikan reaksi serupa. Saat itu Fadil sungguhan menangis. Ia benar-benar tak ingin pulang.

"Jangan-jangan... Bang Ibnu beneran punya cowok lain?"

"Cowok lain apaan?"

"Kali aja diam-diam nyimpen Bang Yogi atau Bang Salman."

"Ngawur! Kalo emang mau kayak gitu, udah dari kemaren gue nyuruh mereka stay bareng ama elu disini."

Yogi adalah Nailist, seorang teknisi kuku. Biasanya Yogi datang dua minggu sekali. Antara pagi sampai sore, di hari liburnya bekerja. Ia akan mengabarkan sehari sebelumnya. Selalu memastikan Fadil ada di tempat.

Sementara Salman adalah Terapis. Tugasnya melakukan perawatan tubuh. Ia selalu siap sedia datang setelah jam kerja. Meski Fadil memintanya untuk datang tengah malam, maka Salman selalu siap sedia meluncur.

Salman merasa bukan seorang terapis tiap Fadil mengirim pesan, "Bang Sal, bisa pros sekarang, gak?" Sebuah koda rahasia yang diketahui oleh Salman, Fadil dan Ibnu saja.

Pros yang di maksud adalah prostat. Maksudnya, Fadil ingin di pijat prostat. Tapi menggunakan kontolnya Salman. Makanya, Salman merasa dirinya adalah seorang gigolo. Kontolnya selalu siap sedia menjadi variasi kepuasan Fadil di hadapan Ibnu.

Semua bermula dari Ibnu yang mengajarkan Salman untuk memberi pijat prostat menggunakan jari tangannya. Karena tak paham, maka Ibnu menusukkan jari ke liang anal Salman. Pantas saja Ibnu menyuruhnya melepas celana. Saat jari Ibnu terasa mencongkel dinding prostatnya, kontol Salman auto muncrat tak karuan.

Awalnya memang menggunakan jari. Tapi lama-lama Salman ngaceng juga tiap mendengar rintihan Fadil. Caranya mendesah tiap di pijat juga membuat Salman menjadi sange.

"Kalo elu ngaceng, masukin aja. Gue mau liat setangguh apa kontol lu buat muasin bini gue."

Mendapat lampu hijau dari sang Suami, makanya Salman selalu semangat tiap kali membaca pesan masuk dari Fadil. Ia memang pernah beberapa kali melayani birahi para pelanggan gay. Tapi belum pernah ada yang bisa membuat Salman sampai klepek-klepek. Kontolnya seperti diperas. Fadil juga tahan banting.

Mereka juga pernah melakukan threesome. Bermula dari Ibnu yang menyodorkan kontolnya ke mulut Fadil. Sementara saat itu, Salman baru saja mementokkan kontolnya di pantat Fadil.

Waktu itu, jadinya Salman men-doggy style Fadil yang sibuk mengulum kontol Ibnu. Pertemuan selanjutnya, Fadil mengajak Salman untuk sama-sama memuaskan Ibnu. Mereka berdua bergantian menyepong kontol Ibnu. Pengalaman pertama menyepong kontol di bawah arahan Fadil.

Salman datang dua malam selanjutnya untuk melakukan hal serupa. Tapi di malam ke empat, saat ia tengah menikmati kontol Ibnu, Fadil beralih merimmingnya. Salman melenguh terus menerus saat ia mencoba melakukan deep throat. Sementara liang analnya di gelitik lidah terampilnya Fadil.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang