•• 26 - A ••

77 8 0
                                    


Dibandingkan dengan rumah yang ditempati oleh Adam dan Joshua, rumah milik Damian dan Joseph memiliki ukuran yang jauh lebih kecil. Memiliki luas hanya seperempatnya saja. Ada beberapa kesamaan pada rumah mereka. Yang paling mencolok adalah rumah tersebut tak memiliki tetangga. Meski hampir tak pernah menerima tamu, rumah mereka memiliki lebih dari tiga kamar tidur. Khusus untuk tamu, letak kamar tidur di bangun terpisah dari rumah utama. Pertama kali Troy di bawa Damian kesana, ia mengira Damian membawanya ke sebuah vila mewah di tengah hutan.

Saat memasuki pintu gerbang rumah Adam dan Joshua, suasana di kanan kiri adalah padang rumput. Sederet pohon mahoni dan pohon tanjung di kanan kiri jalan, biasanya dipakai berteduh Husein saat beristirahat saat sedang joging. Ada sungai di sepanjang kiri jalan. Karena dangkal, kadang Husein juga menyempatkan diri membasuh wajah dan badan setelah keringatnya kering.

Sementara di rumah Damian dan Joseph, setelah memasuki gerbang, hanya ada lebatnya pepohonan di sepanjang kanan dan kiri jalan. Memang terasa sejuk jika melaluinya pagi hingga sore hari. Tapi jika melintas di jalan tersebut saat hari sudah malam, suasana sejuk nan asri berubah total menjadi suasana mencekam. Tak ada satupun lampu di sepanjang jalan tersebut. Membuatnya terlihat sangat horor, meski melintasinya menggunakan mobil.

Rumah Damian dan Joseph di kelilingi oleh hutan, sungai-sungai kecil, danau dan area perbukitan. Satu-satunya cahaya di area tersebut hanya terlihat dari rumah dan halaman saja. Sisanya gelap gulita.

Setidaknya, selama satu setengah tahun pertama tinggal disana, Troy tak pernah mau tidur sendirian. Ditambah dengan tingkah Damian, yang selalu menakut-nakuti Troy dengan berbagai cerita hantu. Selama itu pula, Troy tak pernah mau tidur di kamar tidurnya sendiri. Ia juga tak mau tidur di kamar orang tuanya. Kedua kamar tidur itu memiliki ciri khas yang sama. Yaitu memiliki nuansa tidur di alam terbuka.

Kamar tersebut memang terlihat indah dari pagi hingga sore hari. Karena dikelilingi oleh dinding kaca dan semua dinding itu bisa di geser. Hingga membuat posisi ranjang, di kamar Troy dan orang tuanya, seperti berada di tengah hutan.

Troy selalu memilih tidur di sofa ruang santai keluarga. Ia merasa nyaman dengan suasana temaram pada ruangan tersebut. Posisi sofa besar di kanan dan kiri juga membuatnya merasa aman.

Damian memang menegaskan, Troy harus belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Namun Joseph merasa tak nyaman melihat Troy tidur sendirian seperti itu. Pada akhirnya mereka selalu menemaninya tidur di permadani pada ruangan tersebut. Posisi Troy diapit orang tuanya yang baru. Joseph selalu berada disebelah kanan, sementara Damian selalu ada disebelah kiri.

Dari tidur bersama di ruang santai keluarga, secara perlahan Damian membiasakan Troy untuk tidur di dalam kamarnya sendiri. Awalnya memang selalu tidur bertiga. Lambat laun ia minta kedua orang tuanya untuk berhenti melakukan hal tersebut.

Semuanya berawal dari sebuah mimpi basah. Di dalam mimpi itu, ia melakukan hubungan seksual dengan kedua orang tuanya yang baru. Awalnya ia hanya menganggap biasa. Itu hanyalah sebuah mimpi. Tak lebih!

Tapi setiap kali mengalami mimpi basah yang sama, membuat Troy menceritakan hal tersebut pada Damian dan Joseph. Ia terlihat panik. Sampai membuatnya menangis. Troy takut dianggap sebagai anak tak tahu diri. Ia sudah diadopsi. Mendapat segala macam fasilitas. Tapi malah memiliki hasrat seksual pada mereka.

Joseph hanya bisa memeluk Troy. Berusaha membuatnya tenang. Sementara Damian, menanggapi hal tersebut dengan sebuah tawa renyah.

"Kemungkinan besar, elu emang punya hasrat seksual dengan cowok, Troy. Karena selama ini cuma kami cowok gay yang ada disisi lu, makanya penggambaran imajinasi lu cuma fokus ke kami," Damian memberikan penjelasan. Tentu saja setelah Joseph menyumpal mulutnya dengan sebuah apel.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang