•• 02 ••

357 24 15
                                    


Bego. Otak udang.

Dua kata tersebut membuat Syafril tertawa saat mendengarnya. Kalau saja dua kata tersebut diucapkan oleh orang lain, mungkin ia akan marah dan sakit hati.

Tapi dua kata tersebut diucapkan oleh Adam untuk Syafril, yang sedang bingung mencari kunci kamar dan kunci lemari, setelah ia selesai membersihkan kamar. Termasuk mengganti seprei dan sarung bantal juga guling.

Kamar yang sebelumnya sudah rapi tersebut, kini kembali acak-acakan karena Syafril kebingungan mencari kunci-kunci tersebut. Hal tersebut ia lakukan karena Adam memintanya untuk melakukan rekonstruksi ulang seperti saat ia belum memulai merapikan kamar tidur tersebut.

"Coba, sepreinya di buka lagi."

"Tapi kan udah rapi, Ba!" Protes Syafril tak terima. Butuh waktu 30 menit untuk menata kasur saja. Sementara, setidaknya butuh waktu satu jam untuk merapikan kamar tidur saja.

"Entar kan bisa dirapihkan lagi," Adam menyahut santai. Ia berdiri menyandarkan lengan atasnya pada salah satu sisi pilar di dekat pintu kamar.

Dengan ogah-ogahan, Syafril membuka seprei. Lalu kedua matanya terbelalak melihat dua buah kunci tergeletak di atas kasur, yang sebelumnya sudah tertutup kain seprei.

Syafril hanya bisa berdiri tertunduk dengan bahu bergetar. Ia menutup mata menggunakan salah satu punggung tangan. Bukan sedang menangis, tentunya. Ia sedang menahan tawa. Menyadari kebodohannya sendiri.

Syafril lantas menoleh dan menatap Adam yang terlihat berusaha untuk menahan tawa dengan mendekap mulut. "Kalo mao ketawa, ya ketawa aja, Ba!"

Adam melepaskan dekapannya. Kedua tangannya kini memegangi perutnya sendiri. Ia terpingkal. Sampai jatuh berlutut. Begitupun dengan Syafril.

"Bego!" Seru Adam.

"Iya!" Syafril menyahut diantara tawanya. Ia tertawa sampai menitikkan air mata.

Tawa keduanya semakin menjadi saat melihat Joshua menyembulkan separuh badan dari arah pintu. Ia berdecak dan menggelengkan kepalanya melihat kondisi kamar tidur, yang sebelumnya ia puji karena terlihat rapi, kini malah terlihat acak-acakan lagi. Lebih berantakan dari sebelumnya malah. "Kak Ril memang paling pinter ngacak-ngacak kamar," komentarnya seraya menurunkan Cielo, lalu meminta putra bungsunya itu untuk menghampiri saudaranya yang lain.

Xenos masuk ke dalam kamar. Ia menggiring Syafril untuk keluar. Sementara keempat saudara Absinthe kini menggantikan Syafril untuk membenahi kondisi kamar tidur tersebut.

Liburan Adam ke Jepang kemarin, tidak berjalan sesuai rencana. Karena banyaknya jumlah sink hole di Tokyo, pemerintah setempat memutuskan untuk menjadikan peristiwa tersebut sebagai salah satu bencana alam tingkat Nasional.

Setidaknya ada sekitar 250.000 orang dinyatakan menghilang. Itu bukan hasil final. Masih jumlah sementara.

Mereka sempat tertahan selama satu jam di Narita. Akhirnya Adam memutuskan untuk membawa Cieli, Cielo, Daichi dan Ignaz untuk langsung terbang ke Fukuoka. Di hari pertama, mereka menelusuri kota tersebut. Mulai dari objek wisata, hingga berbagai macam tempat yang menjual pernak-pernik, makanan hingga berbagai toko yang menjual buah tangan.

"Kalo liburan kemari lagi, ajak Ignaz juga ya Om!" Seru Ignaz saat mereka tengah menikmati ramen di kedai langganan Adam tersebut. Adam hanya tersenyum lalu mengusap kepala Ignaz.

Dari kedai ramen tersebut, mereka lantas terbang menuju London. Berkumpul bersama di rumah Sean dan Wisnu yang biasanya sepi. Namun sejak kemarin berubah ramai karena banyaknya jagoan-jagoan kecil yang berlarian kesana kemari. Sayangnya masih minus Helio.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang