•• 18 ••

180 15 6
                                    

Joshua melenguh panjang. Tubuhnya menggelinjang hebat. Di waktu yang bersamaan, kedua matanya terbuka perlahan. Otaknya mencoba mencerna dengan situasi yang terjadi pada dirinya saat ini. Terutama pada wajah Adam yang terlihat berada di antara kedua pahanya, dengan mulut tersumpal penuh. Dengan pipi menggembung.

Detik berikutnya pipi Adam mengempis cepat. Secepat jakunnya yang bergerak naik turun. Menelan saripati kejantanan Joshua, yang menyembur deras hingga memenuhi rongga mulutnya.

"Selamat pagi Papa Josh..."

"Nghh... Pa..gih!!!" Joshua menyahut. Sekali lagi tubuhnya menggelinjang dan meremang. "Mau kemana?" Joshua bertanya. Dengan cepat ia menjepit kepala Adam menggunakan kedua pahanya.

Adam tak langsung menjawab. Sejenak matanya terlihat melirik ke kanan, lalu ke kiri. Kemudian balas menatap Joshua. Hal pertama yang ia lakukan adalah meringis.

"It's not done yet. Right?"

Adam mengangguk. Setuju dengan pertanyaan yang Joshua lontarkan. Untuk menghilangkan keraguan yang terasa di nada suara pada pertanyaan Joshua tadi, Adam merangkak naik. Menindihnya. Memberikan pelukan hangat. Membiarkan Joshua merengkuhnya.

Hingga detik ini, sejak Moriz dan Sion membantu Adam melepaskan belenggu yang mengikat kekuatan di dalam tubuh manusianya beberapa waktu silam, Joshua masih belum mengetahui bahwa sosok Adam yang selalu mendampinginya bukanlah sosok Adam yang sebenarnya.

Sejak hari itu, Adam yang selalu mendampingi Joshua tak lain adalah salah satu clone miliknya. Sama seperti jutaan clone lain yang berjalan sendiri tanpa kekangan tubuh aslinya. Mirip seperti para tunangan Syafril, dimana tubuh asli mereka sebenarnya ada jauh dari planet Bumi. Karena jika tubuh asli mereka berada di Bumi, maka planet kerdil tersebut tak akan sanggup menopang mereka.

Sekalipun Joshua mengetahui hal tersebut, sebenarnya bukan menjadi hal yang besar. Karena kalau misalnya sosok asli Adam tak mempedulikan Joshua, sudah pasti seluruh clone yang ada di Bumi sudah lenyap. Termasuk sosok Adam yang selalu setia mendampingi Joshua setiap waktu.

"Elu tuh gila," Joshua berbisik sembari mendaratkan kecupan di pipi Adam. Menelusuri daun telinga dan lehernya. "Bisa-bisanya tiap pagi bangunin gue pake cara begini?"

"Gak suka?"

"Pake nanya!"

"Oh... Jadi gak suka?"

"Suka, Dam. Suka! Suka banget, malah."

"Terus, masalahnya dimana?"

"Masalahnya... Gue jadi males ke kantor."

Adam tertawa renyah. Merasa lucu dengan jawaban Joshua. Sekaligus merasa geli saat lidah Joshua menyapu ketiaknya yang mulus nan harum semerbak.

Tawa renyah Adam sekejap berubah menjadi desisan dan erangan saat lidah Joshua beralih memainkan salah satu putingnya. Membuat Joshua semakin bersemangat menyucup kedua puting Adam bergantian saat kedua tangan Adam meremas bantal yang menyangga kepalanya.

Joshua bisa melihat tubuh Adam menggeliat dan seluruh bulu halus di permukaan kulitnya ikut meremang, tiap kali ia menyucup kedua puting Adam. Erangannya semakin tak tertahankan saat ujung jemari Joshua meraba permukaan kulit yang membungkus biji kembar diantara kedua pahanya.

Puas menikmati keindahan tubuh Adam, kini tiba saatnya Joshua balas memberikan perlakuan yang sama seperti yang sebelumnya ia alami. Yaitu memberikan service blow job. Tapi, sedang enak-enaknya menikmati tegaknya batang tebal yang menjulang di hadapan wajahnya, Joshua merasa seperti ada sepasang tangan yang meremas bongkahan pantatnya yang sedang menungging.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang