•• 36 - A ••

48 7 0
                                    

Ruben yakin cocktail yang ia racik tak memiliki kandungan alkohol terlalu tinggi. Buktinya Atlas terlihat santai saja. Faktor lain, mungkin karena Atlas terbiasa mengkonsumsi minuman dengan kandungan alkohol yang tinggi. Atau resistensi tubuhnya terhadap alkohol sangat tinggi, sama seperti dirinya.

Tapi Arlan benar-benar terlihat mabuk. Itu baru kena cocktail, yang menurut Ruben, kandungan alkoholnya lebih rendah dari beer. Terlebih, Arlan memiliki pengalaman bekerja di kapal pesiar. Walaupun tak sesering Atlas, kemungkinan besar Arlan pasti pernah mengkonsumsi minuman keras. Apalagi kalau suhu sedang sangat rendah. Hingga minum wedhang jahe saja dirasa tak cukup untuk menghangatkan tubuh.

Ruben menyadari Arlan mulai mabuk adalah saat ia mendadak saja duduk bersimpuh di hadapan dirinya dan Atlas. Tanpa permisi, ia melahap kontol Atlas dan menggenggam kontol Ruben.

"Dari tadi keliatan diem, ternyata nahan sange," celetuk Atlas.

"Kayaknya dia mabok deh, Yank."

"Oya?"

"Liat deh mukanya merah kayak tomat."

"Tapi enak Ben... Masa di stop?"

"Ya udah. Lanjutin aja. Kita liat sampe mana dia bisa bertahan."

Ruben pun membiarkan Arlan sepuasnya menikmati dua kontol dihadapannya sambil mengajak Atlas menatap langit. Tapi Atlas yang sudah sange berulang kali mengajak Ruben untuk berciuman.

"Tuan Ruben... entot gue dong..."

Ruben nyaris tertawa mendengarnya. Tapi karena Atlas meliriknya tajam, Ruben meraih tubuh Arlan. Menariknya untuk naik ke sofa. Memintanya menungging. Kontolnya masuk dengan mudah. Rupanya selama melakukan blow job, Arlan melakukan penetrasi pada lubang analnya sendiri.

"Bakat terpendam kayaknya. Enak banget sepongan Arlan," ucap Atlas sambil berciuman dengan Ruben.

Arlan berada di tengah dalam posisi menungging. Ia menyumpal mulutnya sendiri menggunakan kontol Atlas. Sementara Ruben menungganginya dari belakang.

Kalau dulu, saat masih menyimpan dendam pada Anjas, ia memperlakukan sahabatnya itu seperti seekor anjing. Tapi Arlan terlalu manis untuk ia perlakukan seperti itu. Arlan adalah seekor kelinci, yang terkenal dengan kemampuannya untuk kawin berkali-kali. Untung saja ia yang sekarang memiliki kemampuan seperti Brandy bersaudara. Bisa membuat liang anal Arlan dan Atlas tak menjadi rusak akibat menerima gempuran kontolnya.

"Aaahhh... Aahhhmmmhhhh.... Mmmhhhhh... Aaahhhh... Nghhhhh.... Aaanghhhhh.... Mmppphhhh...."

Arlan tak hanya diam menungging. Ia mulai terampil menggoyangkan pinggulnya. Atau mungkin karena efek alkohol. Sehingga Arlan bisa lebih liar dibandingkan pergumulan yang terjadi sejak pagi hingga saat ini.

Tak hanya itu, Arlan meminta Atlas dan Ruben untuk memberinya double penetration. Double fuck. Penetrasi ganda. Dua kontol di dalam satu lubang.

Awalnya Arlan duduk membelakangi Ruben. Tentu saja Ruben tak mencabut kontolnya. Karena selanjutnya, Atlas segera menyusul memasukkan kontolnya. Awalnya hanya setengah saja. Tapi Arlan memeluk Atlas dengan erat. Membuat Atlas mencondongkan tubuhnya ke depan, hingga kontolnya masuk lebih dalam.

"Fuccckkkkhhhhh...... Nghhhhh... Fuuuuckkkhhhhhh.... Aaahhhhhh.... Fuuuuckkkhhhhhh...."

Arlan meracau tanpa henti. Seirama dengan gerakan pinggul Atlas. Ruben bisa melihat bagaimana Atlas menikmati penetrasi ganda untuk pertama kalinya. Makanya, Ruben berusaha mengimbangi laju pinggul Atlas, dengan mempercepat hentakannya.

Setelah itu Atlas dan Ruben mengentot pantat Arlan dalam posisi berdiri menggendongnya secara bergantian. Ruben bahkan melakukan uji coba untuk sekali lagi melakukan penetrasi ganda dalam posisi Atlas menggendong Arlan.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang