•• 44 - B ••

28 6 0
                                    

Saat membuka pintu unit apartemen yang akan ia tempati, kedua mata Ibnu auto terbelalak. Sejenak berkedip-kedip. Menatap Atlas punggung Atlas yang berjalan masuk terlebih dahulu.

Semalam, Ibnu tidur berdua dengan Ruben. Saat menanyakan keberadaan Atlas, ia hanya mendapat senyuman dari Ruben sebagai jawaban. "Intinya, malam ini gue yang ngelonin elu," ucap Ruben setelah Ibnu sedikit mendesaknya.

Ibnu tak ingin Atlas seperti Kasper. Karena berstatus sebagai sepupu yang mengenal Irsyad sejak kecil, Kasper selalu terlihat yang paling cemburuan. Ia bisa cemberut seharian kalau melihat Fakri bermanja-manja dengan Irsyad.

Tak hanya dengan Fakri saja Kasper akan merasa cemburu. Dengan Kurnia pun dia selalu begitu. Makanya Ibnu jadi bersikap acuh beberapa minggu terakhir. Terutama sebelum diperkenalkan dengan Parth. Bahkan, Kasper juga tak menegurnya gara-gara menunjukkan kepedulian terhadap Parth.

Tapi ketakutan Ibnu terbukti salah. Kemarin Atlas yang sibuk menata unit apartemen, yang akan menjadi rumah baru untuk Ibnu. Atlas tak sendiri. Ia di temani Rico dan Troy. Sepupu Ruben dan Atlas. Mereka juga termasuk para selir Ruben. Membuat jantung Ibnu berdegup kencang selama di perjalanan.

Atlas menyambut kedatangan Ibnu di lobby. Ia terlihat sangat antusias. Ia berkenalan dengan Rico dan Troy di dalam lift. Bahkan Rico sampai mengangkatnya dari belakang. Membawanya masuk ke dalam unit tersebut. Troy merespon tingkah Rico dengan tawanya yang renyah.

Saat pintu tertutup, terdapat sebuah rak sepatu di belakang pintu masuk. Di sebelahnya terdapat sebuah pintu. Saat dibuka, ternyata sebuah kamar mandi. Lengkap dari mulai wastafel yang tertanam di sebuah lemari kabinet kayu berwarna hitam. Namun di bagian atas, area meja di kanan kiri mangkuk wastafel, terbuat dari marmer hitam. Sebuah toilet duduk di sebelah kirinya. Kemudian sebuah bathtub yang menjadi satu dengan shower.

Di seberang pintu kamar mandi, terdapat sebuah dapur berbentuk huruf U. Di bagian tengah atas, merupakan deretan lemari kabinet yang menempel di dinding. Bagian bawahnya terdapat sebuah kompor induksi. Pada sisi kanan kiri kompor merupakan meja berbahan marmer berwarna krem.

Di bawah kompor merupakan sebuah oven besar. Di sisi kiri oven, terdapat sebuah mesin pencuci piring otomatis. Di sisi kanan oven terdapat sebuah rak piring, yang berfungsi sebagai mesin pengering.

Sebuah lemari pendingin empat pintu di sisi kiri dapur. Di seberangnya, terdapat sebuah meja pantry, lengkap dengan tiga kursi tinggi seperti pada bar. Saat Troy menekan sebuah tombol, di sudut kanan bawah meja pantry, seperempat bagian meja pantry berubah menjadi wash basin untuk mencuci piring. Tentu saja lengkap dengan keran air yang bisa timbul dan tenggelam di meja tersebut.

Menurut Rico, di seberang meja pantry, sengaja tak diberi meja makan. Agar memberikan kesan lebih lapang, katanya. Sofa yang bisa beralih fungsi menjadi sofa bed, berada di ujung kiri ruangan. Bersebelahan dengan sebuah dinding kaca. Sisi kanan dinding kaca merupakan pintu geser, penghubung dengan balkon. Tak besar memang. Tapi bisa dipakai untuk area nongkrong untuk tiga sampai empat orang. Bisa juga dipakai sebagai smoke area.

Di seberang sofa, tertanam sebuah televisi layar datar yang ukurannya sangat besar. Atlas bilang, televisi sudah terkoneksi dengan jaringan tv kabel. Di sebelah televisi, terdapat sebuah pintu. Itu adalah kamar tidur.

Hanya ada satu kamar tidur bernuansa hangat, perpaduan aksen kayu di lantai dan wallpaper polos berwarna kuning gading. Senada dengan ruangan diluar. Permadani di sudut bawah ranjang, memiliki motif padi berwarna emas dan krem. Nampak serasi dengan ranjang, yang dilapisi seprei dan bedcover polos berwarna senada dengan permadani, lantai dan dinding.

Sebuah sofa baca di letakkan dekat jendela. Ia bisa meletakkan gelas atau apapun di sebuah meja berbentuk bundar. Bentuk meja dan kakinya mengingatkan Ibnu dengan sebuah gendang tradisional.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang