•• 30 - B ••

56 8 0
                                    

Seperti sehari sebelumnya, Billy menolak untuk mengikuti tour bersama. Setiap pagi, jadwal mereka adalah melakukan tour keliling Bali. Tapi sejak hari ketiga, Duncan, guru yang menjadi wali kelas mereka, memilih untuk tak memaksa.

Lagi pula Billy sudah terlalu sering jalan-jalan ke Bali. Bahkan Duncan sering kali menghubungi Billy jika berada di tempat wisata yang menurutnya asing. Sementara Billy bisa memandunya dari kejauhan.

Selain Billy, ada beberapa teman sekelas lain yang malas ikut. Mereka tak bisa bangun pagi. Terlalu sering begadang. Beberapa bahkan pergi clubing. Sampai tak sengaja bertemu dengan Duncan di sebuah club malam.

Kalau sudah seperti itu, pilihannya cuma ada tiga. Pertama di omeli Duncan dan mendapat ceramah di trotoar. Kedua mentraktir minuman pada Duncan, tapi setelah itu pamit pulang, padahal pergi ke club lain. Atau ketiga, tak ada yang bersenang-senang malam itu. Mereka akan memaksa Duncan untuk ikut pulang ke hotel.

Hampir tak ada Guru Killer di semua kelas dan level AXeL Academy. Bahkan Wali Kelas selalu menjadi sahabat sekaligus orang tua bagi murid di kelas. Liburan bersama selama seminggu di Bali itu memang untuk membuat kenangan. Tapi tak ada aturan ketat yang mengikat. Mereka sudah bisa berpikir dewasa. Sudah terlatih untuk bertanggung jawab. Bahkan saat berbicara dengan teman sekelas, mereka melakukannya dengan cara sopan.

Penggunaan Aku-Kamu lebih terdengar umum dan sopan di lingkungan AXeL Academy, kecuali kalangan Mahasiswa. Hanya berlaku dari Playgroup, Kindergarten, Elementary School, Junior High School. Termasuk pada High School.

Tapi kali ini, bukan gara-gara Billy, banyak teman mereka yang tak mau ikut touring. Tapi free time yang diberikan Duncan membuat mereka malas bangun pagi. Padahal sore hingga malam merupakan jam bebas. Bebas keliling sendirian pula.

Duncan terpaksa membatalkan dua mobil untuk dipakai berkeliling. Mereka hanya menggunakan sebuah minibus berisi sepuluh kursi. Tapi hanya enam kursi penumpang yang terisi. Duncan duduk di kursi depan bersama supir dan asistennya. Ia tak mau mengganggu dengan berlagak akrab dengan remaja-remaja yang pernah ia Wali-kan.

Christopher memutuskan untuk ikut tour. Ia tidur menjelang Subuh. Tapi pagi-pagi sekali dibangunkan Duncan dan tak bisa tidur lagi. Berbanding terbalik dengan Billy yang tidur seperti kerbau.

Tak heran jika Christopher masuk dan duduk terlebih dulu. Ia menemukan tempat paling favorit. Kursi paling belakang dekat dengan jendela. Selama menunggu temannya yang lain, Christopher yang berusaha untuk tidur kembali, justru keasikan memainkan game di smartphone miliknya. Sampai akhirnya minibus itu berjalan. Dan terkejut mendapati Irsyad duduk di kursi sederet dengannya. Tapi dekat dengan jendela.

Melihat Christopher selesai bermain game, Irsyad memberi isyarat bahwa ia mengirimkan sebuah pesan ke messenger.

"Semalam aku lihat dari jendela kamar, kamu tidur pelukan dengan Billy," ketik Irsyad.

Christopher hanya memutar mata membaca chat tersebut. "Kenapa? Kamu mau aku peluk juga?" Balasnya.

"Kalian pacaran?" Irsyad mengirim chat setelah terdiam lama.

"Enggak," jawab Christopher.

"Tapi kok pelukan segala?"

"Bonding," jawab Christopher sekenanya.

Irsyad mendengus. Ia menggeser posisi duduknya. Kali ini bersebelahan. Memang hanya mereka berdua di kursi paling belakang. Irsyad memainkan sebuah video tanpa suara. Menunjukkannya pada Christopher.

"Kalian bonding dengan cara having sex?" Ketik Irsyad lagi setelah video selesai.

"So?" Christopher membalas singkat. Lalu diam selama beberapa menit.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang