•• 17 ••

250 12 14
                                    


Seperti instruksi yang diberikan oleh Uri, Hanafi mengajak Suma ke Barbershop langganannya. Tadinya Hanafi mengajak Suma ke Barbershop langganan Uri, tapi ternyata disana sedang full book.

Dan lagi, tarif Barbershop langganan Hanafi jauh lebih murah. Kalau melakukan trim memiliki tarif sampai sekian juta rupiah, walaupun uangnya ada, Hanafi yang masih sekolah tetap akan membawa Suma ke tempat langganannya.

Tak hanya Suma yang dirapikan rambutnya, Hanafi juga melakukannya karena merasa rambutnya sudah terlihat panjang.

Selesai merapikan rambut, tujuan berikutnya adalah ke sebuah distro langganan Hanafi. Sama seperti kasus Barbershop, Uri meminta Hanafi untuk membawa Suma ke butik langganannya. Walaupun uangnya ada, Hanafi tetap akan membawa Suma ke tempat yang jauh lebih terjangkau. Yang penting bisa membeli barang murah, tapi tidak terlihat murahan. Disana mereka membeli beberapa pasang pakaian.

Sebagai permintaan maaf ke Uri nantinya, Hanafi membelikan sepasang sepatu untuk Uri. Atas inisiatif, selera dan menggunakan uangnya sendiri.

Seperti yang sudah Uri wanti-wanti, Hanafi tak memberitahu bahwa uang yang ia gunakan bukan miliknya. Melainkan pemberian dari Uri. Yang Suma tahu, sedari tadi Hanafi sedang mentraktir dirinya. Termasuk mentraktir makan siang bersama, untuk mengganti tenaga yang sempat terkuras.

Selama menikmati makanan, Hanafi teringat salah satu kalimat yang Uri kirim untuknya; "Elu bisa liat sendiri. Suma tuh boros. Dia akan pura-pura bego. Gak punya fashion sense. Yang terpenting buat dia, benda apapun yang dia pake harus mahal."

Hal tersebut yang membuat Hanafi akhirnya sedikit paham. Alasan Uri terlihat galak, padahal sebenarnya tegas. Juga alasan kenapa Suma selalu terlihat takut pada Uri, padahal sebenarnya takut dan menjadi patuh. Semuanya karena ulah Suma sendiri.

Hanafi jadi teringat dengan nasihat kakak-kakaknya. Orang tua mereka sengaja menyekolahkan Hanafi bukan untuk ajang pamer. Siapa yang tidak tahu, kalau sekolah di AXeL Academy, memiliki biaya yang sangat besar? Semua orang sudah tahu.

Tapi yang menjadi tujuan utama orang tua mereka, karena di AXeL Academy, Hanafi akan di didik menjadi seseorang yang memiliki kepribadian. Lingkungan di sekolahnya juga terkenal sangat bagus.

Bahkan hal yang dianggap remeh kebanyakan orang, mengenai jurusan apa yang akan ia ambil saat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, harus di konsultasikan dengan kepala dingin.

Orang tua pasti punya keinginan agar anaknya kelak menjadi orang yang sukses. Tapi mereka juga harus di beri arahan, untuk bisa menerima keinginan dan keputusan si anak. Selanjutnya akan ada proses, agar orang tua selalu mendukung keputusan si anak. Dan pihak Academy akan berusaha membimbing murid mereka semaksimal mungkin.

Karena itulah, hanya satu persen murid disana yang mengalami stress karena penat dengan pelajaran. Itupun biasanya akan segera ditangani dengan baik dan benar. Tidak mendesak. Tidak pula memaksa.

Seorang Guru berlaku menyuapi anak didik mereka dengan pengetahuan. Mengajarkan mereka proses mengunyah dan menelan. Bukan menyuapi secara terus menerus. Hingga membuat anak didik mereka mual, muak, muntah, lelah dan malas, atau mungkin takut untuk bersekolah.

Tidak semua murid yang diterima AXeL Academy memiliki skor sempurna pada tes masuk. Ada tes psikologi dan pengembangan karakter. Ada banyak murid beasiswa di AXeL Academy yang pernah menjadi korban pembullyan dan kekerasan di sekolah mereka sebelumnya. Baik secara mental dan fisik.

Secara perlahan, akhirnya mereka bisa menerima diri mereka sendiri. Lebih kuat secara mental. Diberi bekal untuk melindungi diri mereka secara fisik. Dan yang terpenting, membuat keputusan sendiri. Termasuk mengajarkan mereka untuk bisa mempertanggungjawabkan perbuatannya masing-masing.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang