•• 35 - A ••

59 8 0
                                    


Setelah mematikan lampu dan menyelimuti Syafril yang ketiduran di sofa, Rico merebahkan diri di permadani. Memandang wajah tampan Troy dalam suasana ruangan yang remang-remang. Saat Rico memeluk erat Troy, ia menghela napas panjang. Kontolnya kembali mengacung tegak. Seharian ini ia seperti itu tiap kali berpegangan tangan atau sekedar merangkul Troy.

Dengan hati-hati, Rico naik ke atas Troy. Tak menindihnya. Ia menggunakan kedua tangan dan lutut untuk menopang berat tubuhnya. Kemudian menggeser posisi Troy agar menelungkup. Membalurkan liurnya ke belahan pantat Troy, lalu mencoba memasukkan kepala kontolnya ke dalam lubang pantat Troy yang sangat mulus.

"Nghhhhh.... Mmmhhhhhh.... Nghhhhh... Ric...oohhh..."

Rico tersenyum mendengar namanya disebut. Troy masih pulas meski sudah lima menit Rico memompa pantatnya yang montok.

"A-aahh.... Ricoo...oohhhh...."

Merasa gemas, Rico menghentak pinggulnya cukup keras. Kontolnya amblas sampai mentok. Membuat Troy yang masih dalam keadaan terlepas dan sedari tadi mengerang menyebut namanya, langsung ternganga dan terbelalak.

"Aahhh... Ric... Sange lagi?"

"Iya. Salahin pantat lu Troy..."

"Kenap...ahh ama... ahhh... pantathhhh gue...hhhh...?"

"Legit. Menggigit. Bikin candu."

Rico mempercepat laju pinggulnya. Sekarang ia bisa menindih dan memeluk Troy. Ia juga bisa mendaratkan kecupan pada leher dan tengkuknya.

"Nungging Yank..."

Troy tak perlu diminta dua kali untuk melakukan itu. Meski perlu beberapa detik untuk melakukannya karena Rico menyebut kata ajaibnya.

Pantat montok Troy memang menungging saat ini. Tapi wajah sampai dada berada sejajar dengan permadani. Rico menungganginya sambil terus memeluk erat menggunakan satu tangan. Tangannya yang lain mengocok kontol Troy yang sudah dalam keadaan mengacung tegak.

Sementara Troy sendiri, meski desahan dan erangannya tak berhenti, tangannya melingkar ke belakang kepala Rico. Menyumpal mulutnya sendiri menggunakan mulut Rico dari belakang. Salah satu tangannya ke belakang meremas pinggiran bongkahan pantat Rico. Memang benar kata Syafril, pantat Rico memiliki bentuk bundar, kencang dan kenyal. Enak sekali untuk di remas-remas.

Rico membalikkan posisi Troy. Dengan posisi berhadapan dengan dirinya menindih seperti sekarang, mereka bisa lebih leluasa berciuman. Bisa menyelipkan kedua tangan ke punggung dan meremas kepala Troy.

Kedua tangan Troy pun bisa dengan leluasa meremas bongkahan pantatnya. Kedua kakinya bisa ia bentangkan. Bahkan kedua lututnya yang tertekuk naik, nyaris menyentuh wajahnya sendiri.

Bahkan di dua kehidupan sebelumnya, Rico tak pernah melakukan hubungan seintim itu. Bisa dibilang, Rico sendiri terbilang sangat jarang melakukan ciuman dengan Ardo maupun Saul. Di kehidupannya saat ini, ia hanya menjadikan Saul sebagai pemuas nafsunya saja. Ia bahkan tak pernah mau menjamah Ardo. Tubuhnya selalu menolak.

Dengan Troy justru kebalikannya. Tubuh Rico selalu merespon tiap kali mereka bersentuhan. Bahkan Rico menyangka ia bisa ereksi tiap kali bersentuhan dengan Troy, gara-gara ia mengkhayalkan Syafril.

"Ric..."

"Iya?"

"Gue mau crot..."

Rico mempercepat laju pinggulnya. Begitu juga dengan gerakan tangan yang mengocok batang kontol Troy.

"Nghhhhh..... Mmmhhhhhhh......"

Troy sampai menggigit bantal dan meremas lengan Rico, saat kepala kontolnya dihisap kuat dan batangnya masih terus di kocok. Melihat Syafril sampai kejang-kejang seperti tadi, menjadi sumber inspirasinya. Karena Troy juga mengalami hal yang sama.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang