•• 12 - A ••

169 16 3
                                    

Melvin tak pernah sekalipun mengharapkan adanya keributan. Tapi setelah mengetahui hubungan incest si kembar Barry dan Barra. Terlebih setelah mengetahui salah satunya berselingkuh, tak lain adalah Barra dengan Syafril. Melihat mereka berdua semakin mesra. Serta keduanya bersikap biasa saja terhadap Syafril, seperti tak ada kejadian apa-apa. Hal tersebut justru membuat Melvin merasa ganjil.

Ada yang janggal.

Ingin rasanya Melvin bertanya. Tapi ia memilih untuk diam. Seperti Goran yang sejak pagi terus saja terdiam. Justru saat ini, situasi diantara Melvin dan Goran yang terasa canggung.

Sekali. Dua kali. Hingga beberapa kali, Melvin curi-curi pandang kearah Goran yang duduk di kursi belakang. Diam seribu bahasa. Dengan mata menatap kosong keluar jendela.

Melvin sadar, pihak yang salah adalah dirinya. Tapi ia tak pernah sekalipun menyangka, Goran berani mengutarakan isi hatinya. Dan Melvin tak sedikitpun memiliki penyesalan telah menolak Goran.

Melvin menyukai Goran. Tapi tak pernah sekalipun ia berkeinginan untuk memiliki Goran. Ia hanya membutuhkan tubuh dan hasratnya. Bukan hatinya. Sikap Goran membuat Melvin merasa dirinya adalah seorang bajingan. Ia tak bisa mengelak. Karena, setelah beberapa kali menggunakan tubuh Goran sebagai pelampiasan nafsu, serta penolakannya semalam, tentu saja Melvin telah menjadi seorang bajingan.

Meminta maaf saja tak cukup. Melvin tahu itu. Ia telah melukai Goran. Mungkin butuh waktu yang tidak sebentar untuk mendapatkan maaf dari Goran.

Dilain pihak, saat Melvin sedang gundah gulana sendirian, perihal Goran yang terlihat lesu, bukan dikarenakan oleh penolakan Melvin semalam. Goran hanya sedang kelelahan. Ia mengantuk. Tapi ia merasa tak enak hati pada temannya yang lain. Ia ingin ikut meramaikan suasana. Tapi rasa kantuknya tak tertahankan. Sekujur tubuhnya terasa remuk redam.

Pantas saja Barra sampai berani berselingkuh dengan Syafril. Ternyata, di balik wajahnya yang kalem, Syafril bisa seliar seekor singa. Saat sudah menerkam mangsanya, ia tak akan mau melepasnya. Atau mungkin seekor banteng. Saat sudah menyeruduk sang lawan, ia bisa membantingnya hingga babak belur.

Semalam, setelah Melvin menolak Goran, ia meminta untuk ditinggalkan sendirian di pantai. Saat sedang duduk sendiri, Goran dibuat terkejut dengan kehadiran Syafril.

Syafril tidak mengeluarkan sepatah kata. Keduanya duduk dalam diam.

Goran sesekali melirik Syafril. Ia terlihat duduk menyelonjor diatas pasir pantai. Menggunakan kedua tangan untuk menyangga tubuhnya. Ia hanya mengangguk saat Goran meminta izin meminjam bahunya. Sekedar untuk menyandarkan kepala.

Lumayan lama Goran mengamati wajah tampan Syafril yang sedang terpejam menikmati hembusan angin pantai. Mungkin karena musim panas, hembusan angin pantai sama sekali tak terasa dingin. Justru terasa menyejukkan.

"Ril... May I... Kiss you?"

Syafril membuka mata. Menatap Goran dengan dahi sedikit berkerut. Membuat jantung Goran berdegup kencang. Tatapan sayu Syafril memang selalu membuat Goran berdesir.

"Go on..." Ucap Syafril lirih. Tersenyum tipis. Lantas kembali memejamkan mata dan menengadahkan kepalanya saat Goran berucap, "Just kidding."
"Can I... touch it?" Goran kembali bertanya.

"...what?"

"...this," Goran menyentuh jendolan besar di bagian depan selangkangan Syafril. Hanya menggunakan ujung jari telunjuk.

Goran dibuat terkesiap saat Syafril tak hanya meraih dengan cepat pergelangan tangannya. Cengkeraman Syafril nyaris membuat Goran menjerit. Namun ia hanya bisa melenguh dan membekap mulut menggunakan tangannya yang lain.

Re:XXX [3rd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang