06. Ezra - Comfort

88 13 1
                                    

Adnan, yang baru datang dari kantin, langsung mendekati bangkuku. "Lo tau nggak apa yang baru gue liat tadi di kantin?"

"Nggak tau. Lo ngapain nanya gue?" jawabku, masih sambil main game bersama Carlo yang duduk di sebelah bangkuku.

"Seriusan." Adnan meminum jus jeruknya sebelum lanjut bicara. "Gue tadi liat si Arion gabung ke meja anak cewek dan ngobrol akrab sama Nadia. Ajib nggak?"

"Terus?"

"Ya... Nggak terus-terus. Itu aja."

"Ck! Nggak penting amat."

"Kayaknya Arion mau PDKT ke Nadia deh, Ra."

"Bukan urusan gue."

"Tapi gue ada firasat kalo Nadia sukanya sama lo."

Bersamaan dengan ucapan absurd Adnan, karakter game-ku mati terbunuh musuh. Aku yang kesal refleks menaruh ponselku dengan kasar di atas bangku, sementara Carlo hanya tertawa.

"Lo sih, Nan, bikin Ezra nggak fokus. Jadi mati, kan," ucap Carlo dengan pandangan mata yang sangat fokus ke layar ponselnya yang diputar horizontal.

"Sabar, Ra. Sabar," kata Adnan sambil terkekeh. "Sabar ya kalo gebetan baru lo diembat orang."

"Apaan, sih?! Gebetan apaan?! Nggak ada yang kayak gitu-gitu," ucapku sambil mengamati ponselku untuk memastikan tidak ada yang lecet akibat kubanting tadi.

"Kayaknya gue salah ngomong, deh. Lo yang gebetan Nadia, maksud gue. Bukan Nadia yang gebetan lo."

"Wah! Ada apa nih?! Gue ketinggalan berita apaan?" tanya Carlo antusias, tapi matanya tetap tak lepas menatap layar ponsel.

"Jadi nih, kemarin gue sama Reno duduk semeja di kantin bareng Nadia. Tadinya sih ada Ezra juga, tapi ni anak malah minggat. Tau nggak, Lo? Ternyata si Nadia kepo banget sama ni anak. Dia dari awal nanyain tentang Ezra mulu. Ezra-Aluna kenapa putus, lah. Mereka jadian sejak kapan, lah. Arion ada masalah apa sama Ezra, lah. Pokoknya nanyain Ezra-Ezra mulu," jelas Adnan dramatis. "Tanda-tanda banget kan, Lo?"

"Wah! Wah! Wah! Dari gejala-gejala yang ada, udah jelas banget sih ini. Terus si Ezra gimana? Gas atau rem?"

"Ni anak malah puter balik!"

Carlo terlihat heran. "Lah? Gimana, sih? Kok g*bl*k?"

"Nyeremin katanya."

"Lah? Emangnya si Nadia nenek kebayan?!"

"Tau tuh!"

Aku akhirnya angkat bicara. "Emangnya kalian nggak serem kalo tiba-tiba ada orang yang baru dikenal tiga hari, terus udah nanya macem-macem sampe nyerempet privasi gitu? Sampe dikintilin dan nguping pembicaraan segala."

"Ya kagak, lah! Kalo yang cantiknya overdosis kayak Nadia gitu mah bakal langsung gue gas," balas Carlo cepat. "Eh tapi, lo pernah dikintilin Nadia?"

"Kemaren! Makanya gue kesel banget," ucapku berapi-api. "Gue lagi ngobrol serius sama Aluna, tapi ternyata tu bocah nguping. Parah, kan? Kenapa cobak kepo sama gue sampe segitunya?"

DIVE INTO YOU || (HRJ) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang