Sejenak aku lupa, bahwa Arion adalah Arion.
Dia punya cara pikir yang nyeleneh, di luar batas normal, agak licik -yang sebenarnya visioner-, demi mengejar keinginannya.
Pradugaku bahwa Arion akan mundur teratur sembari membawa kepingan-kepingan hatinya yang pecah ternyata salah besar. Sia-sia saja aku khawatir dan merasa bersalah, karena dia tetap saja bertindak menyebalkan terhadapku.
Apa yang ia tawarkan padaku waktu itu juga sangat absurd. Maksudku, yang benar saja?! Dia menawarkan diri jadi selingkuhanku!
Apa otaknya sudah melorot ke dengkul??
Sepertinya memang begitu, karena akhir-akhir ini dia masih saja menyempatkan diri berbuat iseng padaku.
Contohnya, saat aku dan dia secara tak sengaja berpapasan di sekolah, dia akan pura-pura tak melihat dan berjalan melewatiku sembari menyentuh jemari tanganku, hampir menggenggamnya, lalu melepaskannya senatural mungkin seiring jarak kami kian menjauh. Dia akan berlagak tak terjadi apa-apa, tetap berjalan santai saja tanpa menoleh ke belakang.
Dia juga sering mengirim fotonya padaku, entah foto selfie, foto jemarinya, ataupun foto rambutnya, disertai chat yang isinya masih berhubungan dengan tema foto itu. Kadang ia juga meminta saranku untuk memilih foto yang akan diunggah di media sosialnya.
Tak jarang ia juga mengirim voice-message suara nyanyian. Tak cuma yang bagus-bagus, dia juga mengirim VM nyanyian dengan gaya aneh. Misalnya bernyanyi lagu milik Justin Bieber tapi dengan off-tune di mana-mana, seperti nyanyian orang mabuk, entah benar sedang mabuk atau tidak. Dia juga menyanyi bagian rap-nya, tapi malah belibet dan asal-asalan. Alhasil aku jadi terpingkal-pingkal di kamarku setelah mendengarnya.
Hari ini pun dia berbuat iseng lagi. Kelakuan ajaibnya itu memang tak habis-habis.
"Heh, setan!!"
"Hahahaaaa..."
Arion baru saja melempar mainan laba-laba ke bahuku, otomatis aku terlonjak kaget dan menjerit. Ia tergelak hebat, membuatku sangat kesal dan ingin memukulnya sampai terpental ke kutub utara.
Kutinggalkan Seruni dan Rachel di tempat untuk mengejar Arion. Saat kukejar, lelaki itu malah berlari menghindar sembari tetap tertawa nyaring. Hampir saja terjadi aksi kejar-kejaran yang melelahkan. Untungnya Arion segera berhenti berlari ketika menjumpai salah satu guru yang sedang lewat di belokan koridor.
"Siang, Bu Indah," sapa Arion. "Tambah cantik aja sih, Bu."
Bu Indah hanya tersenyum dan menggelengkan kepala, lalu lanjut berjalan lagi.
Begitu Bu Indah sudah cukup jauh, aku segera memukuli Arion secara membabi buta. Sesekali aku mencubiti lengannya. Dia hanya bergerak defensif sembari tertawa dan memekik kesakitan, tak berniat membalasku.
"Nih!! Rasain nih!! Huh!!"
"Ampun, Nad! Ampuuun! Hahaha..."
"Rese banget, sih, jadi orang! Gue lempar ke kandang macan, tau rasa!"
Aksiku menganiaya Arion seketika terhenti saat mataku menangkap sosok Ezra yang sedang menuruni tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVE INTO YOU || (HRJ) ✓
Ficción General(Drama, Romance, Angst) Cinta segi-empat, akankah berakhir bahagia? === ON REVISION PROCESS === (beberapa bab di-unpub selama revisi) . ⚠️ Warning : mention of mental health problem, (slight) physical abuse, a crime case . Ezra selalu ingin menghind...