Pukul tujuh malam di hari Minggu, aku menemui Mark di sebuah kafe yang tak terlalu terkenal.
Tentu saja pemilihan lokasi ini untuk meminimalisir akan bertemu dengan teman-teman sekolah yang kukhawatirkan akan salah paham jika memergokiku berduaan dengan seorang lelaki.
"Kamu nggak kena omel Kanjeng Nyai, Nad, main putus aja sama Arion?" tanya Mark.
"Nggak, tuh. Gue udah make sure kalo bukan Arion yang naruh foto-foto Leo di loker gue dan dia nggak ngerencanain apapun seperti yang beliau curigain. Jadi, buat apa gue tetep pacaran sama Arion? Informasi tentang Arion yang gue kasih ke bos lo juga udah lumayan banyak."
"Tau dari mana kalo bukan Arion yang naruh foto-foto Leo itu?"
"Nanya, dong. Waktu kami masih pacaran dulu. Dia nggak tahu apa-apa tentang itu, dan gue percaya. Lagian, mungkin itu kerjaan orang iseng aja."
"Apa kamu nggak berpikir, Nad, kalo pengirimnya mungkin aja pengen kamu ngelakuin sesuatu?"
"Misalnya?"
"Nyari tahu tentang Leo."
"Udah tahu, kok. Dia murid SMA Garuda juga, dan sekarang udah meninggal karena suicide. Dulu, tempat duduknya tuh di bangku yang gue tempatin sekarang."
"Lalu?"
"Lalu? Nggak lalu-lalu. Itu aja."
"Kurang, Nad. Coba kamu cari tahu lagi!"
"Apaan, sih? Nggak penting itu, Mark."
"Penting, Nad!"
"Ya udah! Kenapa nggak lo aja yang nyari tahu?"
Mark mendengkus kesal. "Gara-gara lagi kasmaran, kamu jadi males-malesan kerja!"
Aku jadi tak kalah kesalnya. "Mark. Yang gue lakuin sekarang juga kerja. Bos lo tuh nyuruh gue deketin Ezra lagi mengingat gue udah selesai ngorek informasi tentang Arion. Sekarang, tugas gue all about Ezra. Gue harus bisa ngambil kepercayaan Ezra sehingga gue bisa ngebujuk dia pulang ke Surabaya setelah lulus. Kenapa sih lo sensi banget liat gue kasmaran? Ngiri? Cari cewek, gih!"
Mark hanya mendecih kesal lalu mengalihkan pandangan. Dia terlihat tersinggung, padahal candaan seperti ini biasanya tidak diambil pusing olehnya.
"Mau gue comblangin sama temen gue, nggak?" tawarku.
"Stop talking about useless sh**, Nadia!"
"Weh! Relax, dude! Relax."
Tak lama kemudian, ponselku yang tergeletak di samping minuman cokelatku berdenting pertanda ada chat masuk.
Kuambil ponselku, lalu melihat notifikasi chat yang berasal Ezra. Senyum simpul langsung terkembang di wajahku.
"Dapet chat dari siapa?" tanya Mark.
"Kepo!"
"Ezra, ya?"
Aku tidak menjawabnya karena sedang sibuk mengetik chat balasan untuk Ezra. Tanpa sadar, senyumku pun belum kupudarkan.
.
Ezra
Nad, lagi apa?Nadia
Lagi jajan di luar
Kenapa, Ezra?Ezra
Gapapa, kirain lagi kosong.
Kalo lagi kosong, pengen ketemu.
Gue gabut sendirianNadia
Gue kosong kok
Udah mau pulang ini
Lo di mana? Gue ke sana deh
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVE INTO YOU || (HRJ) ✓
Fiction générale(Drama, Romance, Angst) Cinta segi-empat, akankah berakhir bahagia? === ON REVISION PROCESS === (beberapa bab di-unpub selama revisi) . ⚠️ Warning : mention of mental health problem, (slight) physical abuse, a crime case . Ezra selalu ingin menghind...