"Aneh nggak sih, Mark, menurut lo?" tanyaku pada Mark setelah kuceritakan segalanya tentang kemungkinan masa lalu Ezra dan Arion.
"Ummm. Lumayan, sih. So you said that mereka musuhan karena Arion pernah jatoh dari tangga gara-gara Ezra. Sampe patah kaki segala. Tapi di lain waktu, kamu pernah nguping hasil nyadap HP Arion kalo dia nyuruh Ezra ngelakuin sesuatu yang mana Arion ngasih batas waktu sampe lulus, which is nggak nyambung sama insiden dijatuhin dari tangga itu," ujar Mark.
Syukurlah dia ternyata benar-benar mendengarkan ceritaku barusan. Kukira aku hanya menyerocos sendirian dengan sia-sia karena sepanjang aku bicara tadi, Mark hanya diam saja.
"You know what that means, Nadia?" sambung Mark.
"What?" tanyaku antusias. Kucondongkan tubuhku lebih dekat padanya.
"Artinya, alesan mereka musuhan bukan karena insiden dijatuhin dari tangga itu."
Bahuku langsung melorot. "Yaaah. Terus apa, dong? Padahal gue udah seneng akhirnya tahu sesuatu tentang mereka," keluhku kecewa. "Kalo gue udah tahu semuanya, kan nggak ada lagi alesan gue terus pacaran sama Arion."
Mark tersenyum mengejekku. "Ngebet banget pengen putus, ya?"
"I don't like him," jawabku lirih sambil mengaduk minuman dinginku dengan sedotan.
"You don't like him?"
"Bukan benci, cuman nggak suka aja," jelasku, lalu menyedot minumanku yang sudah habis sebagian itu. "Lagian dia diem-diem punya pacar lain, sih."
Entah mengapa, Mark menatapku agak lama dalam diam. Tentu saja itu membuatku bingung.
"Kenapa?" tanyaku, karena mulai tak nyaman atas caranya menatapku.
"Kok mau aja dijadiin yang kedua, Nad?" tanyanya jengkel.
"Bos lo, tuh!" balasku lebih jengkel.
"Maksud kamu Kanjeng Nyai?"
"Iya, lah! Emangnya siapa lagi?"
"Nyuruh kamu pacaran sama Arion?"
"Iya," jawabku dengan nada merengek.
"Buat ngapain?"
"Nyari tahu penyebab Arion dan Ezra musuhan. Terus bos lo juga curiga kalo Arion yang udah naruh amplop berisi foto-foto Leo di loker gue. Padahal kan gue bisa nyelidikin tanpa pacaran segala. Nggak paham," ujarku.
"Kamu bisa aja bilang ke beliau kalau kalian pacaran, padahal nggak."
"Bohong maksud lo? Riskan, Mark! Apalagi gue kan disuruh ngirimin foto atau video pendek dari setiap kegiatan yang gue lakuin. Biar gue nggak bisa bohong," jelasku sambil memberengut sebal.
"Nggak ngerti gue, Mark. Kenapa sih bos lo malah nyuruh gue buat jadi detektif abal-abal begini? Padahal beliau kan crazy rich Surabaya. Bisa aja beliau nyuruh detektif profesional yang lebih kompeten. Ngapain malah minta bantuan gue yang noob banget ini coba?"
"Itu kan karena kamunya cantik, Nad."
Alisku menukik heran. "Nyambung, ya?"
"Nyambung lah! Biar kamu lebih gampang masuk ke dunia Ezra maupun Arion. Orang cantik tuh lebih gampang diterima society daripada orang tampang biasa aja. Minimal di kesan pertama."
"Tapi kok gue susah banget masuk ke dunianya Ezra, Mark?"
"Udah nasib, berarti."
Aku memutar bola mata malas, sedangkan Mark hanya tersenyum usil.
![](https://img.wattpad.com/cover/284355450-288-k856668.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DIVE INTO YOU || (HRJ) ✓
Narrativa generale(Drama, Romance, Angst) Cinta segi-empat, akankah berakhir bahagia? === ON REVISION PROCESS === (beberapa bab di-unpub selama revisi) . ⚠️ Warning : mention of mental health problem, (slight) physical abuse, a crime case . Ezra selalu ingin menghind...