7✔️

13.3K 2K 77
                                    

Sebelum baca vote dulu yaaa

Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Madeline merasa tersiksa setelah didandani oleh Lily dalam jangka waktu yang menurutnya terasa sangat panjang dan lama.

"Bagaimana perasaanmu?" Cleo dengan baik hati mengantarkan Madeline, mereka benar-benar terlihat seperti kakak beradik saat Madelina digandeng oleh Cleo.

Tinggi Madeline yang hanya sebatas perutnya, membuat Cleo gemas. Membuatnya sesekali mengusap pelan rambut hitam milik Madelina,  untuk mengelusnya.

"Jujur aku sedikit takut. Apa mereka memiliki niat yang buruk? Bagaimana jika aku diracuni, astaga pikiran positif tak bisa masuk dalam pikiran ku jika berkaitan dengan mereka,"

"Overthinking ini membuat kewarasan ku menipis." ucap Madelina dramatis.

Gadis itu lalu menghela nafas setelah puas mengeluarkan unek-uneknya pada Cleo.

"Tarik nafas sekarang, dan nanti lakukan saja yang terbaik. Jangan banyak bicara karena mulut mu itu sangat tajam jika melempar sarkastik." ujar Cleo memberi nasehat meski dengan nada bercanda.

Madelina memukul lengan pemuda itu kesal. "Iya, ucapan ku tajam untuk kaum baperan saja." ungkap Madelina.

Cleo memiringkan kepalanya. "Baperan apa itu? Kosa kata itu terdengar asing sekali."

Madelina terkekeh pelan dia lupa bahwa dunia ini berbeda dengan dunianya yang dulu. "Baperan itu, artinya—"

"Ksatria Cleo!" seorang prajurit memanggil dari arah depan. Membuat ucapan Madelina terpotong.

"Ada apa?"tanya Cleo, prajurit didepannya terlihat baru saja lari maraton.

"Ada sesuatu yang menjanggal di kediaman para dokter, apa anda bisa mengecek terlebih dahulu?"

Cleo menoleh kearah Madelina, pemuda itu memasang wajah bersalah. "Tidak apa, sana pergi. Lagi pula ruang makan sudah dekat dari sini, kau tidak perlu khawatir." ucap Madelina.

Cleo nampak menimang namun segera didorong oleh tangan kecil Madelina. "Pergilah aku akan baik-baik saja." tutur Madelina meyakinkan. Cleo pada akhirnya memilih pergi setelah mencuri satu kecupan dipipi Madelina.

Gadis kecil itu terlalu menggemaskan.

"Pemuda mesum sialan, tapi tenang harus tetap happy kyiowo."

Madelina melanjutkan langkahnya. Dirinya kini menjadi pusat perhatian saat melangkah masuk kedalam kediaman utama. Auranya yang terkesan dingin namun dengan wajah menggemaskan seperti itu membuat para prajurit atau pelayan menatapnya.

Sesampainya didepan pintu yang cukup besar, pengawal yang berada disana mengumumkan kedatangannya.

"Nona Madeline Alexandra Lawrence, memasuki ruangan." namanya menggema, dan saat pintu dibuka terlihat empat manusia memandang dirinya dengan berbeda-beda.

"Salam kepada yang mulia Duke, tuan muda pertama dan kedua, serta—"

"Delina cepat duduk disini." ujar Michelina. Memotong salam dari Madelina membuat gadis itu menyeringat tak senang.

THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang