Sebelum baca vote dulu yaaa
Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Michelina masuk ke kamar Madeline dengan langkah perlahan. Terlihat kembarannya itu tengah duduk didekat jendela dengan dagu bertumpu pada tangan.
"Dor ..." Michelina mengagetkan Madeline yang nampaknya sedang melamun.
"Sudah baikan sekarang?"tanya Michelina, gadis itu mengambil tempat duduk disamping kembarannya.
Tatapan penuh kebencian Madeline layangkan pada Michelina, namun gadis bersurai putih itu tampak acuh.
"Madeline aku ingin bercerita, apa boleh?"
"Tidak!" jawab Madeline dengan tegas.
Michelina membuat wajah cemberut. "Jahat sekali! Kita ini sudah lama tidak bertemu, aku merindukan saudari kembar ku, kau tahu." Michelina dengan lancang memeluk Madeline dari samping.
"Lepaskan tangan mu dari tubuh ku!"peringat Madeline, tenaga Madeline tak cukup besar untuk menghempaskan tangan Michelina yang memeluknya cukup erat.
"Ingin dilepaskan? Kalau begitu kau harus mendengarkan curhatan ku." sahut Michelina mencoba membujuk.
"Aku tidak tertarik! Pergi sana, dasar parasit kotor."
Bukannya segera pergi, Michelina malah berkacak pinggang sambil melotot.
"Demi Ayam jantan bertelur, kau ini benar-benar jahat." Michelina bangkit dengan wajah jengkel.
"Dan kau?! benar-benar bodoh! Mana ada Ayam jantan bertelur, dasar idiot."balas Madeline tak kalah tajam, jika disandingkan dengan jiwa Renata.
Michelina seperti benar-benar dibuat merajuk oleh saudari kembarnya itu. Gadis bersurai putih itu memilih untuk berbaring diatas kasur saudarinya sambil menatap langit-langit kamar.
"Matteo membentak ku," Michelina mulai bercerita meski kini Madeline sudah memelototi dirinya.
"Apa aku menyukainya ya? Apa boleh aku menyukainya?" Michelina bertanya seperti orang gila yang tengah jatuh hati.
"Itu bukan urusan ku, mengapa juga aku harus ikut memikirkan hal itu."sahut Madeline.
"Aku takut kau menyukainya juga, aku takut membuatmu terluka."jawab Michelina sambil memejamkan mata.
"Cih, aku tidak tertarik dengan manusia kaparat macam putra mahkota itu."ucap Madeline dengan datar.
"Berhenti berbicara seolah kau saudari yang baik, apa lagi sepertinya kau sedang dimabuk cinta. Menjijikkan, tidak perlu mengurusi perasaan ku. Aku tidak butuh perhatian mu itu."
Michelina mengerucutkan bibirnya.
"Aku lebih menyayangi mu loh, dibandingkan mencintainya. Dia itu ibarat sesuatu yang membuat ku merasa hidup, tapi kamu membuat ku selalu merasa cukup," mendengar itu membuat Madeline memutar bola matanya malas.
"Kamu adalah saudari terbaik yang dewa hadiahkan untuk ku, kamu kakak terbaik, teman bertengkar terbaik, lawan debat terbaik, lalu apa lagi ya?" Michelina mengetuk dagunya nampak berfikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...