Sebelum baca vote dulu yaaa
Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Madeline seperti tikus yang tengah ketakutan sekarang, sial bahkan tubuhnya bergetar hebat saking takutnya, namun lama menunggu hewan itu tak menerkam atau melakukan serangan apapun.
Madeline menyodok wajah, hewan itu tengah memiringkan kepalanya seperti tengah mengenali dirinya, hewan besar itu akhirnya menunduk dihadapan Madeline.
"Eh ada apa ini?" Pasalnya hewan bertubuh besar bak seekor monster itu kini bergulir manja ditanah seolah tengah mencari perhatiannya.
Madeline dengan modal nekad, mengelus bulu hewan itu dan tiba-tiba hewan tersebut berubah menjadi singa kecil yang begitu menggemaskan.
"Oh kau yang waktu itu eh? Singa kecil ternyata adalah monster itu," Madeline meringis saat hewan itu tiba-tiba menggigit telunjuknya.
Gibran dan Lily serta yang lainnya susah terlepas dari sulur tumbuh itu. "Nona hewan itu sedang melakukan kontrak darah dengan anda!" pemberitahuan Gibran yang tiba-tiba membuat Madeline hanya bisa mengerijap pelan sebelum berteriak.
"Kyaaaa ... Apa yang kau lakukan?! Aku bukan tuan mu," Madeline terduduk, hewan tersebut terlihat tak peduli dan melompat ke pangkuan Madeline.
"Kau mendapatkan Sun?"suara itu membuat semua yang berada disana menoleh, Nyonya Serra menatap Madeline dengan penuh kekaguman.
"Nyonya Serra?!"pekik Madeline panik, oh bulan purnama kapan itu? Ia harus membayar Nyonya besar ini dengan segera! Kenapa Madeline bisa melupakan hal seperti itu.
"Tenanglah Delina, aku sudah mendapatkan bayaran ku bahkan lebih. "ujar Nyonya Serra sambil terkekeh.
"Tuan Duke Jezon memberikan saya darah hewan mitologi milikinya saat Michelina kembali."
Mendengar itu Madeline menghela nafas lega."Lalu apa yang kau lakukan disini Nyonya?" Nyonya Serra menatap kerah singa putih kecil itu dengan penuh hormat.
"Saya diminta untuk menjaga Sun hingga tuannya datang," setelah mengatakan itu Nyonya Serra tiba-tiba berubah menjadi burung phoenix dan masuk ketubuh singa putih dipangkuannya.
"Serra adalah bentuk sebagian kekuatan ku, tuan." Hewan berbulu putih itu berbicara, Madeline berdecak kagum.
"Hanya kau yang dapat mendengar ucapan ku? Jadi jangan terlalu sering berbicara dengan ku jika tak ingin dianggap gila."
Apa-apa dengan mulut hewan satu ini, kenapa ucapan setajam silet.
"Heh! Siapa yang menyuruh mu menjadi peliharaan ku, menyusahkan saja."balas Madeline sambil mendelik tajam.
"Haruskah aku menerkam mu dulu Tuan? Sepertinya kau terlalu merendahkan hewan mitologi seperti ku ini." Madeline berdesis ia melempar tatapan tajam, dan Sun membalas menatapnya juga tak kalah tajam.
"Nona ..."suara Lily terdengar khawatir saat Madeline dan hewan dipangkuan tampak akan melakukan pertikaian.
"Aku baik-baik saja, dan sepertinya kita mendapat anggota baru yang tidak masuk dalam rencana, jadi, jika hewan ini tidak berguna aku akan membuangnya saja, dijalan."
"Tuan ...."rengek Sun, namun kesal lebih mendominasi hati hewan berbulu putih itu.
Madeline mendengus, "Siapa suruh kau menjadikan ku tuan, aku tak mau repot, ingat itu."tutur Madeline dengan tak berperasaan, membuat para pelayan memandang Sun dengan iba.
Mereka pun akhirnya melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda, para pelayan disuruh masuk ke dalam kereta sementara Gibran menunggangi kuda sendiri dan dua kesatria yang lainnya menjadi kusir.
Jangan lupakan Sun yang kini malah tertidur dipangkuan Madeline yang juga mulai mengantuk, para pelayan memandang hangat kearah nona mereka. Nona kecil mereka yang kini sulit untuk ditebak dan terlalu mengagumkan untuk seumuran-nya itu.
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Ada yang bakal dibuat emosi tapi bukan sekarang (◠‿◕)
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar terbaik kalian
See you next chapter ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...