Sebelum baca vote dulu yaaa
Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Jika saja Jezon tahu jika putri kecilnya itu akan betulan pergi dan kabur dengan penuh perhitungan seperti sekarang mungkin ia tak akan meninggalkan kamar gadis itu kemarin.
Tapi dia juga sangat khawatir pada Michelina gadis itu pingsan karena kelelahan kemarin.
Satu mansion gempar, kepergian Madeline membuat tiga tiran yang ada dirumah itu berubah menjadi lebih menakutkan.
"Ku penggal kepala kalian jika tidak bisa menemukan putri ku!"teriakan Duke Jezon menciutkan nyali para prajurit yang berada dibelakangnya.
Para ksatria pun sudah dikerahkan, bahkan kabar ini sudah sampai di setiap penjuru Kekaisaran Diolaronza.
Baik Louis maupun Carlos ikut serta melakukan pencarian dengan berpencar, Carlos lebih banyak menggeram marah dibandingkan mencari karena tuan muda yang satu itu tampaknya terlalu emosional.
"Madeline! Akan aku hukum dia jika bertemu nanti."gerutu Carlos, hatinya tentunya saja cemas dengan rasa takut yang lebih mendominasi.
↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Sementara dipenjuru negri yang lain seorang gadis tengah menyantap sarapan sederhananya. Dia adalah Madeline tubuh gadis itu kini sudah diisi kembali oleh jiwa Renata setelah kejadian kemarin yang mungkin menembus jiwa tokoh antagonis itu kembali terguncang.
"Kau sudah yakin Nox jika, itu adalah Kak Cleo?" Ksatria itu mengangguk mantap, soal pencarian malam itu Nox mendapatkan banyak petunjuk.
Sialnya Cleo ditahan dipenjara bawah tanah setelah disiksa habis-habisan karena misinya yang gagal. "Ayo kita bersiap pergi ke istana, bagaimana jika menyamar menjadi pelayan?"usul Madeline.
"Tak perlu menyamar Nona, diKekaisaran timur akan mengadakan jamuan besar dan kita bisa mengajukan diri sebagai pelayan nantinya," Madeline bertepuk tangan heboh, kehebatan analisis dan informasi dari Nox benar-benar tidak main-main.
Calon agen intelijen negara paling kompeten jika disandingkan di zamannya dulu.
"Ah bagaimana dengan Hauri apa ada kabar dari pelayan itu?" Nox memberikan kode, yang hanya diketahui oleh Madeline dan dirinya.
Gadis bersurai hitam itu menganggukan nampak puas saat paham jawaban dari ksatrianya tersebut.
"Baiklah tapi sebelum itu kalian jaga tempat ini aku akan menyembuhkan Lily terlebih dahulu, jika aku tak sadarkan diri beri aku ramuan ini."pinta Madeline, pelayan itu dengan ragu mengangguk.
"Apa tidak akan berbahaya nona? Kau bisa saja jatuh sakit setelahnya, atau bagaimana jika terjadi sesuatu yang buruk." Xia nampan begitu khawatir.
"Itu konsekuensinya, Xia tenang saja."jawab Madeline dengan santai. Gadis itu melangkah memasuki tenda yang sudah dipasang, terdapat Lily yang terbaring lemah didepannya.
"Nona,"suara lirih pelayan pribadinya itu benar-benar menyayat hati,
"Jangan banyak bicara Lily jika kau tak ingin cepat mati." Madeline mengambil ancang-ancang, ia belum pernah melakukan ini, kecuali saat itu pada Duke.
Itu karena ia terlalu emosional.
"Apa yang akan nona lakukan?"pertanyaan Lily diabaikan oleh Madeline, cahaya hijau dan putih beradu di telapak tangan Madeline, kepalanya jelas berdenyut dan tangannya kini gemetar.
Madeline mengarahkan cahayanya itu kekepala Lily, pelayan itu seketika kejang-kejang dengan nafas yang tak teratur namun sebuah asap keluar dari mulut pelayan pribadinya itu.
Madeline terbatuk hebat, dan itu mengundang perhatian pelayan dan ksatria yang ia miliki, "Sedikit lagi,"gumam Madeline, tenda itu terasa begitu dingin, es bahkan merambat dipenjuru tenda.
Madeline merasa tangannya bergetar hebat, kepalanya seakan dihantam balok dan semuanya mendadak gelap bahkan sebelum ia bisa memastikan apa Lily baik-baik saja.
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Berkah yang baru saja dikeluarkan Madeline juga terasa kembali oleh Duke yang memang pernah merasakan hal yang sama juga, hati Duke Jezon risau saat ia merasakan energi Madeline yang mengeluarkan berkahnya.
"Gadis itu, menggunakan berkah lagi."cemas bercampur takut Jezon rasakan, ia memacu kudanya kearah dimana ia merasakan aura energi Madeline.
Namun baru setengah perjalanan energi itu menghilang entah kemana, Duke Jezon menggeram marah saat ia tak bisa mendapat petunjuk lain sedikit pun.
Michelina baru saja menyusul dengan memacu kuda bersama Louis. "Ayah ..." Panggil gadis itu, Duke Jezon mengalikan pandangannya pada gadis bersurai putih.
"Aku merasa, Madeline bukan pergi hanya karena merajuk. Ini juga berkaitan dengan politik kekasisaran,"
"Dan juga karena diri ku."lanjut Michelina.
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...