Sebelum baca vote dulu yaaaBila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Sore itu digemparkan dengan kembalinya Duke Jezon, pria itu tidak datang sendiri. Ada pelayan pribadi milik Madelina yang berjalan bersamanya yaitu Lily.Dua insan itu terlihat memasang wajah datar dan berjalan santai seperti orang linglung.
Madeline dan Michelina menjadi yang pertama menghampiri Duke Jezon.
"Ayah, kenapa kau pulang bersama dengan Lily? Kalian habis pergi dari mana? Tidak tahu kah bahwa seisi mansion hampir gila karena ketidakhadirmu?" pertanyaan bertubi-tubi dari Madelina terlihat diabaikan begitu saja.
Duke Jezon diam.
Michelina menerjang tubuh sang Ayah dan langsung memeluknya. "Ayah aku sangat khawatir." gumam Michelina.
Masih juga tidak mendapatkan respon apapun.
Madeline menatap heran, Louis dan Carlos baru datang secara bersamaan.
"Ada yang aneh dengan Ayah." bisik Madelina pada Louis. Louis menoleh pada Madelina dengan pandangan penuh tanda tanya.
Madeline tak menjawab, dagunya menyungging kedepan memberi kode.
Disana Michelina masih menangis penuh haru, tapi Duke bahkan tidak membalas pelukan anak kesayangannya itu. Itu terlalu aneh.
"Apa mereka baru saja melakukan sesuatu yang tidak seharusnya? Apa kita akan punya ibu tiri." ujar Carlos yang langsung merusak suasana tegang yang awalnya mengusik Madelina dan Louis.
Madeline menghela nafas. "Ternyata lebih aneh memiliki Kakak seperti Carlos." gumam Madeline sedikit frustasi.
Carlos hanya mengutarakan apa yang ada diotaknya. Bukankah patut dicurigai jika tiba-tiba Duke pulang bersama dengan seorang wanita disampingnya meski status wanita itu hanya sebatas pelayan.
Madeline mendekat kerah Carlos. "Kak tolong menunduk." pinta Madelina dan Carlos menurut. Madeline tanpa perasaan menggeplak kepala kakaknya itu dengan kuat.
"Agar otak mu di reset ulang." tutur Madelina.
Mulut Carlos terbuka, pemuda itu benar-benar dibuat syok. "Kau ini?! Sakit tahu!" gerutu pemuda itu. Madeline dan Carlos mulai berdebat sementara Louis masih dengan sikap siaganya.
Pemuda itu menghampiri Duke Jezon dan Michelina. "Ayah ..." panggil Louis, namun saat Duke mendongok menatap mata merah pemuda itu. Tatapan Duke berubah, tangan sang duke mendorong Michelina yang dengan sigap Louis tangkap.
Duke Jezon memegang kepalanya. Terlihat kesakitan. "Argh ..."
Carlos menghampiri sang Ayah, menahan tubuh Duke Jezon yang hampir tumbang. "Ayah!" Kesadaran Duke Jezon menghilang, pria paruh baya itu pingsan dalam peluk Carlos.
Cepat-cepat mereka membawa Duke ke kamarnya. "Panggilkan dokter!"
Tidak berselang lama dokter datang, dan dengan sigap memeriksa keadaan Duke Jezon.
Madeline terlihat memandang khawatir kearah Duke Jezon. Ia memperhatikan tanpa berkedip. Hingga silet senyum penuh arti tertangkap juga oleh matanya.
Alis gadis itu menyeringat. Dokter yang menangani Ayahnya baru saja mengeluarkan seringai penuh arti. Madelina semakin mendekat, mempertipis jarak, terutama saat dokter tersebut meminumkan sebuah ramuan pada duke Jezon.
"Ramuan apa itu?" tanya Madelina dengan penuh selidik.
Dokter yang menangani Duke Jezon terkesiap mendapatkan pertanyaan seperti itu sebelum pandangan sang dokter berubah menjadi darat. "Jangan mengganggu saya nona, saya sedang memeriksa Tuan." ujar sang dokter.
Madeline tetap memperhatikan tanpa berbicara.
Matanya melirik Tuan Hendrik dan memberi kode. Tuan Hendrik awalnya bingung, namun tanpa bertanya kepala dari tangan kanan ayahnya itu mengangguk. Menurut pada perintah Madelina.
Dokter tersebut selesai. "Keadaan Tuan Duke sedang lemah sekarang, sebaiknya biarkan beliau istirahat dulu. Semuanya akan baik-baik saja Tuan." Jelas sang dokter.
"Lalu jika Ayah baik-baik saja, ramuan apa yang dokter minuman pada Ayah?" tanya Madelina.
Louis dan Carlos saling memandang. "Itu mungkin vitamin Madelina, mengapa kau bertanya seperti itu?" tanya Louis. Madeline menatap penuh peringatan.
"Aku sedang bertanya pada dokter ini, mengapa kau ikut campur?" Madeline terlihat tak senang.
Dokter tersebut semakin memandang Madelina dengan datar. "Nona itu ramuan herbal untuk membentuk stamina Tuan duke nantinya." Ujar sang dokter.
Carlos mengantarkan dokter tersebut keluar.
"Kak lain kali jangan ikut campur sesuatu yang belum kau tahu. Dalam keadaan begini jangan percaya siapapun, kau penerus kepala keluarga Lawrence tapi pemikiran mu masih begitu sempit."
Madeline pergi menarik Tuan Hendrik bersama setelah mengatakan hal tersebut.
Sementara Louis pemuda itu terdiam. Yang dikatakan Madelina benar hanya saja kenapa penyampaian gadis itu terasa menyakitkan.
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...