16 ✔️

11.3K 1.7K 9
                                    

Sebelum baca vote dulu yaaa

Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Siapa yang sangka bahwa para bangsawan itu lebih gila dari pada pemimpin politik dikehidupan Michelina dulu, kini gadis itu tengah menemani Matteo yang baru selesai diobati.

"Beberapa bangsawan ada yang ikut berkontribusi dalam penyerangam putra mahkota, jadi ia harus berlindung dikediaman kita untuk sementara waktu." tutur Louis menjelaskan keadaan.

"Gila! Bagaimana jika kediaman kita diserang?! Ayah belum pulang atau lebih tepatnya belum ditemukan keberadaannya bagaimana bisa kita melindungi pangeran itu nanti?" Madeline terlihat paling keberatan.

"Semua tergantung pada kekuatan Michelina, hanya dia yang bisa melindungi pangeran Matteo." Jelas Hendrik, Madelina mangut-mangut lalu menepuk pundak saudari kembarnya itu.

"Kau dengar tidak? Jadi kau harus tumbuh menjadi gadis yang kuat! Jangan sampai hanya karena melindungi pangeran itu kau melupakan janji mu, untuk menjadi pelindung ku." ucap Madelina seenaknya, orang akan berfikir gadis itu egois atau semacamnya namun ia betul-betul tidak peduli.

"Kau tidak ada niatan melindungi pewaris tahta kekasisaran Nona Lawrence?" tanya Matteo pada Madelina.

"Bah, omong kosong apa yang kau tanyakan itu? Mengapa aku harus repot melindungi dirimu jika tubuhku sendiri selemah ini," Madelina bersidekap dada, memandang Matteo dengan santai.

Matteo tersenyum miring tampak tersinggung, "Apa kau salah satu pemberontak? Kau betul-betul terlihat tak peduli dengan pangeran ini."ucapnya, Madelina memutar bola matanya jengah.

"Yang benar saja, apa itu penting." gerutu Madeline, dengan malas. Sementara Michelina meringis tak enak karena watak saudari kembar yang memang lebih sering seenaknya.

Carlos diam dengan sudut bibir berkedut, menahan tawa yang hampir saja meledak. Madeline memang sesuatu yang langka, jika Michelina terlihat sempurna dengan semua yang ia milik, Madelina justru terlihat unik dengan segala tingkah menyebalkannya.

"Tolong maafkan tingkah saudari kembar hamba yang mulia,"tutur Michelina dengan lembut, ohh betapa anggun dan lembutnya gadis itu.

Namun Madeline melihat hal yang terasa familiar, pandangan mata yang menyorot itu mengingatkan pada sosok Karamel, yang selalu bisa memperbaiki segala yang ia rusak dengan tingkah seenaknya.

Tatapan profesional dengan permainan ekspresi yang hebat itu, hanya Karamel yang bisa melakukannya. Madeline tersenyum tipis saat mengingat hal itu, namun sayangnya senyumnya itu malah disalah artikan oleh pangeran mahkota yang sedari tadi masih memperhatikan Madeline.

"Kau sedang meledek ku atau tengah menggoda ku dengan senyum mu itu, Nona Lawrence?" Pertanyaan Matteo membuat mood Madeline menjadi jatuh, gadis itu saking kesalnya sudah siap melepas sepatu jika saja Louis tak menahannya.

"Bah, kaparat itu memancing emosi ku rupanya. Akan ku mencongkel matamu yang buta itu!"teriak Madeline sebelum akhirnya pergi dari sana bersama Louis.

Carlos tak bisa menahan tawanya lagi, sementara sudut bibir orang yang ada di ruangan itu jelas berkedut menahan tawa, namun mereka masih takut dengan hukuman penggal jika berperilaku tidak sopan didepan putra mahkota itu.

Matteo meringis, nampaknya nanti nona Lawrence yang satu itu tidak akan bisa bersahabat baik dengan dirinya.

"Kalian terlihat berbeda, dia seperti kuda liar yang sulit dikendalikan." Michelina hanya tersenyum sebelum menanggapi ucapan Matteo.

"Dia gadis yang baik, kau mungkin akan menyukainya seiring waktu pangeran."timpal Michelina.

Matteo berdecak, "Omong kosong, aku bahkan jauh lebih tertarik pada mu. Aura mu seperti seorang ratu masa depan yang sangat kompeten," mengutarakan isi pikirannya.

Michelina terkekeh pelan. "Aku tidak tertarik untuk itu, lebih baik kita berteman baik pangeran. Dan aku tidak main-main dengan perkataan ku, semoga kau selalu mengingat hal itu." jawab Michelina lalu pamit undur diri untuk mengecek keadaan saudarinya.

Michelina tidak akan melakukan itu, menjalin hubungan dengan pangeran mahkota sama saja bunuh diri, ia sudah terlalu nyaman dengan kehidupannya sekarang. Meski dalam hati ada gejolak aneh saat netra merah miliknya beradu dengan netra emas milik Matteo.

"Semoga saja, semuanya berjalan sebagaimana mestinya ..."harap Michelina.

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Jangan lupa vote dengan tekan bintang dipojok kiri, terimakasih ❤️

Udah follow akun Wattpad aku? rbilqisasiah
Go follow yaaa!

THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang