49✔️

6.9K 1.1K 50
                                    

Kangen Madeline?
Chapter selanjutnya persiapan baku hantam loh, jadi tinggalkan komentar terbaik kalian untuk support cerita ini

Sebelum baca vote dulu yaaa

Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Madeline menelusuri lorong kotor dan lembab. Penjara bawah tanah Kekaisaran timur tepatnya, dengan sedikit pencahayaan ia memberanikan diri berjalan sendiri.

Kunci salah satu sel menggantung di salah satu jemarinya saat ini.

Oh, kalian tenang saja ia tidak nekat menerobos penjara ini kok, hanya sedikit memaksa dan bernegosiasi dengan pangeran mahkota perihal kunjungan nya kali ini.

Ia harus bertemu dengan Cleo atau lebih tepatnya pangeran Leonardo secepat mungkin. Entah kenapa firasat memburuk.

Setelah sampai disalah satu yang ia jeruji penjara, ia tak segan langsung membukanya.

Krek!

Pintu sel terbuka meski sedikit sulit untuk digeser karena engsel pintu yang berkarat.

Seorang pemuda yang awalnya menunduk dengan tangan memeluk lutut kini mendongokan kepalanya. Netranya langsung bertubrukan dengan manik merah milik Madeline yang nampak berkilau.

"Sudah sangat lama ya kita tidak bertemu?" Madeline melempar senyum tipis, manik pemuda itu nampak berkaca-kaca sekaligus memandang tak percaya.

"Madeline?" panggilannya meski terkesan seperti orang linglung.

Madeline menaikkan satu alisnya. "Ia ini aku, jangan berfikir bahwa gadis secantik diriku ini kau anggap mahkluk astral Kak."jawab Madeline setengah bercanda.

Leonardo bangun, bergerak secepat kilat untuk merangkul tubuh kecil Madeline kedalam pelukannya.

Madeline sendiri tidak menolak, ia merasa sedikit iba dengan kondisi Leonardo yang bahkan lebih menyedihkan dari seorang pengemis jalanan.

"Kau baik-baik saja? Bagaimana keadaan mu?" Pertanyaan itu meluncur dari mulut Leonardo, jelas langsung membuat Madeline meringis.

"Itu harusnya adalah dialog ku, Kak ini benar-benar ya." Madeline memukul pelan lengan pemuda itu.

Leonardo terkekeh. "Kau ini ..."pemuda itu menggelengkan kepalanya nampak kehabisan kata-kata, tak lama ia memilih kembali memeluk gadis bersurai hitam itu dengan penuh kasih sayang.

"Astaga apa acara mengharukan ini akan lebih lama dari siraman rohani? Cengeng sekali ish," sarkas Madeline, namun tak urung satu air mata lolos dari netra merahnya.

"Ah, ayolah lepaskan sebelum aku menendang kepunyaanmu itu Kak, aku sedang tidak ingin menangis loh."ujar Madeline dengan wajah cemberut. Membuat Leonardo terkekeh, lalu melepaskan pelukannya.

"Dasar gadis galak." komentar Leonardo.

Madeline memandang sebentar, "Ingin keluar sekarang? Masa hukuman kakak berakhir malam ini bukan?" Leonardo mengangguk antusias sebelum ia menyadari sesuatu.

THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang