11✔️

12.5K 1.9K 31
                                    

Sebelum baca vote dulu yaaa

Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Matahari menyorot kaca jendela Madelina, gadis itu tengah duduk sambil membaca buku, mengurung diri dikamar meski mungkin hal itu hanya akan mengganggu Lily saja dan membuat pelayanan pribadinya itu khawatir.

Tapi tunggu, dia jauh lebih khawatir pada pelayan pribadinya itu karena wajah Lily sedari pagi sangat pucat dan tidak bertenaga.

Ck, aku hanya bisa berdoa semoga pelayan itu tidak cepat mati atau semacamnya. Karena akan sangat merepotkan jika harus mengurus segalanya SENDIRIAN.

Tok ... tok ... tok ...

"Nona saya izin masuk,"suara itu membuat Madelina mengalihkan pandangannya, "Ya, masuk saja Lily."sahut Madelina dari dalam kamar.

Lily masuk kedalam kamarnya dengan heboh. "Nona, ada kabar bahwa ksatria Cleo melarikan diri!" ujar Lily.

Madelina menaikan aliasnya. "Oh."

Madelina jelas sudah menduga hal seperti ini. Lagi pula Cleo adalah seorang Pangeran dari kekaisaran sebrang. Tidak akan mungkin pemuda itu dibiarkan melakukan sumpah darah.

Lily mendekat. "Kediaman ini juga jadi diperketat karena hal itu, Lady Michelina sendiri yang mengerahkan prajurit diluar kediaman ini Nona." tutur Lily.

Madelina mendengus geli. "Apa yang gadis itu pikirkan? Apa dia pikir kak Cleo akan mencelakai ku, astaga gadis itu pasti sudah tidak waras." ucap Madelina menggelengkan kepala.

Madelina menghela nafas. Dirinya benar-benar terusik karena memori dan rasa yang masih terpendam dalam tubuh yang ia tempati membuatnya kadang tidak bisa mengontrol emosi.

Seolah jiwa Madelina asli belum sepenuhnya pergi dari raga ini.

"Nona mengapa anda melamun seperti itu?" tegur Lily, Madelina tersadar dari lamunannya hanya menyengir polos.

Lily menghela nafas. "Nona tolong jaga tutur kata anda, apalagi jika membahas Lady Michelina. Itu akan berpengaruh buruk terutama jika tuan Duke mendengarnya." ujar Lily menasihati.

Madelina mengangkat bahunya acuh.

"Aku tidak peduli Lily, lagipula aku tidak pernah takut pada si putih itu." jawab Madelina yang langsung dihadiahi jeweran dari pelayan pribadinya itu.

"Aduh Lily kau melakukan kekerasan pada majikan mu sendiri ini sakit tahu." gerutu Madelina dengan wajah ditekuk cemberut. Lily yang hendak menyahut terdiam saat pintu kamar Nonanya diketuk.

"Nona Madelina ini saya, Hendrik."

Lily segera membukakan pintu sementara Madelina sudah memasang wajah datar.

Tuan Hendrik memberi salam dengan hormat. Madelina menanggapi sekenanya.

"Nona saya datang kemari atas perintah dari Duke Jennifer untuk menjemput anda. Duke memberi perintah agar anda mulai besok tinggal dikediaman utama,"jelas Hendrik dengan lugas.

THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang