Sebelum baca vote dulu yaaa
Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Sudah tiga hari berlalu dan kamar milik Madelina selesai direnovasi dengan sangat baik, kini gadis bersurai hitam itu tengah asik memakan cemilan dengan Carlos.
[Bayangan sudut ruangan hasil renovasi Madelina]
"Aku ingin kamar seperti mu, itu cukup keren."puji Carlos membuat dagu Madelina terangkat dengan angkuh.
"Tentu saja, aku yang mendesain sendiri. Jika kakak mau, aku akan membuatkan desain khusus." ujarnya terdengar terlalu baik hati ditelinga Carlos.
"Benarkah?"tanyanya dengan raut wajah tak percaya, ia menatap penuh selidik adiknya itu.
Madelina membalas dengan mengangguk ringan, "Tentu saja, tapi kau harus membayar jasa ku untuk itu nantinya."jawabnya dengan santai membuat Carlos berdesis tak senang.
"Oh iya kakak, Kak Louis akan berangkat ke akademi besok bukan? Apa kita tidak menyiapkan hadiah atau semacamnya?" tanya Madelina yang baru teringat. Carlos mengangkat bahunya acuh.
"Dia bukan perempuan, kenapa kita harus repot?" ujar Carlos dengan malas, Madelina mengerucutkan bibirnya.
"Dia Kakak favorit ku! Aku akan memberinya sesuatu yang spesial nanti." Madeline bangkit dari duduknya.
Tangan Carlos menahan Madelina, "Kakak favorit?"ujar Carlos mengulang perkataan Madelina dengan lirih, Madelina melepaskan cekalan Carlos karena risih, dan hanya mengangguk ringan sambil tersenyum tipis.
Tenggorokan Carlos merasa tercekat kala Madelina menegaskan perkataannya itu. "Lalu aku kakak seperti apa?" tanya Carlos pada dirinya sendiri, karena Madelina sudah berlalu lebih dulu meninggalkan taman siang itu, dan meninggalkan Carlos dengan perasaan berantakannya.
Pemuda itu menghela nafas, ia jadi rindu Michelina jika seperti ini.
Adik manisnya yang satu itu pasti menjadikannya kakak favoritnya kan? Ya, harus! Jika tidak akan ku penggal kepala si Louis itu.
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Madeline memasang rantai rantai yang sudah ia pesan kepada seorang pengerajin. Dan kini ia tengah memasang setiap bagian kecil logam tersebut untuk membuat jam tangan.
Tentu saja untuk Kakak tercintanya Louis, yang akan kembali ke akademi setelah liburan semester tahun ini. Ia juga membuatkan Carlos tapi bukan sebuah jam melainkan, hayoh tebak.
Tadaa ...
Ia membuatkan lencana dengan mana penyembuh didalamnya, bukankah itu akan sangat berguna untuk Carlos si anak ceroboh itu.
Madeline menaruh kedua hadiah itu dalam kotak hadiah yang sudah ia siapkan, keduanya berwarna hitam dengan pita silver diatasnya.
Sedang asik mengikat pita, bahunya ditepuk pelan dari belakang. Ternyata itu adalah Carlos, "Sudah selesai membuat hadiah untuk kakak favorit mu itu?" nada bicara Carlos terasa berbeda dengan akhir yang nampak mengejek.
Madeline mendelik. "Sudah," ia mengangkat kotak hadiah untuk Louis.
Manik merah milik Carlos malah terpaku pada satu kotak lain yang berada dimeja, "Kau memberikan dua hadiah." Carlos mendengus sebal karena Madelina hanya diam saja dan menganggap itu benar.
"Itu untuk—mu,"jawab Madelina sedikit menjeda, ia menyimpan kotak hadiah untuk Carlos dan Louis didalam laci. Alisnya bertaut bingung saat Carlos malah memandang laci mejanya dengan lekat.
"Aku akan menyuruh pelayan membuatkan mu meja seperti ini jika kau mau, jangan memandang seperti itu Kak!" tuturnya, Madelina berdecak saat Carlos tak menanggapinya.
"Kau ini kenapa sih?!"tanya Madelina dengan garang, ia merasa diacuhkan hanya karena sebuah meja.
Madeline yang terlanjur kesal, meninggal kamarnya sambil mendumal, namun saat di ujung pintu tanganya ditarik dari belakang. Carlos mencekal tangan dengan wajah penuh binar.
"Aku belum pernah bilang ya, aku sangat menyayangimu adik."ujarnya, pemuda itu membuang muka dengan wajah yang memerah.
Ia bergegas pergi dari sana, sementara Madelina bergidik ngeri namun tetap tersenyum geli.
"Aku juga menyayangi mu Kakak!"balas Madelina berteriak terdengar tanpa beban, langkah Carlos terhenti sesaat hatinya bergemuruh dan terasa hangat.
"Apalagi jika kau mau menggunakan jasa untuk renovasi kamar, aku akan lebih menyayangi mu!"lanjutnya, otak bisnis milik Madelina mulai berjalan.
Carlos menengok kebelakang dan memandang Madelina tak habis pikir, "Adik sialan! Merusak suasana saja."geramnya, membuat Madelina tergelak tertawa terbahak.
"****"
Sudah vote? Jangan lupa tekan bintang dipojok kiri!Follow akun Wattpad aku juga ya biar ngga ketinggalan keseruan cerita ini
rbilqisasiah
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...