Sebelum baca vote dulu yaaa
Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Michelina gadis itu tengah menatap beberapa dokumen yang ia temukan di gudang, namun jelas itu bukan dokumen biasa karena tulisan tiap ukiran kata yang ditulis tangan oleh seseorang dari dimensi yang sama dengan dirinya.
"Ternyata ini rencana mu Delina. Aku tak menyangka kau berfikir sejauh ini untuk mengubah alur namun masih membuat ku menjadi pemeran utama dalam cerita ini." Senyum Michelina terbit.
Michelina pikir Madeline marah, meski tak tahu jiwa siapa yang berada dalam saudari kembarnya itu. Ternyata saudari kembarnya itu berfikir jauh untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dalam novel ini.
Lebih awal.
Salah satu kalimat yang terukir dalam kertas berisi setumpuk dokumen yang ia temukan.
"Harus ada pengorbanan untuk menciptakan kedamaian."
Michelina hari ini sudah menyuruh Matteo untuk menemui dirinya, jelas bahwa ia juga tak bisa diam saja.
Dirinya bagian yang sama pentingnya dalam novel ini, Michelina menumpuk dokumen yang telah di baca lalu menyembunyikan kertas-kertas tersebut dalam lemari besi.
Kekaisaran barat atau dikenal dengan nama Kekaisaran Diolaronza memang sedang kacau, konflik baik secara internal maupun eksternal terjadi, dalam novel Matteolah yang meredakan konflik negri ini dengan kemarahannya akibat kematian Theo sang adik.
Bahwa mungkin perkataan Madeline benar, dalam sebuah kata damai selalu ada pengorbanan.
Pintu kamar Michelina diketuk dan seorang pemuda masuk dengan seulas senyum yang nampak menawan.
"Kau meminta bertemu dengan ku? Apa ada kondisi yang mendesak?" Matteo duduk di sofa hitam disudut kamar Michelina.
Michelina ikut melempar senyum termanis dirinya. "Pangeran sedang luang? Ku kira undangku tidak akan ditanggapi."Michelina mengambil kudapan dan secangkir teh yang sudah disiapkan lebih awal olehnya.
Matteo menatap Michelina, mengangkat satu alisnya. "Bukankah kita teman?"
Michelina terkekeh pelan mendengar itu. "Tentu yang mulia."
"Jadi ..."
Michelina duduk dengan anggun, terlihat begitu memperhatikan tata kramanya. "Bolehkah aku langsung bicara ke intinya saja pangeran? Maaf jika tidak sopan, tapi ini mendesak."
"Silahkan Michelina, dan ayolah jangan terlalu formal pada ku, kita berteman betulan bukan?" Michelina mengangguk.
"Dan tolong panggil aku Matteo saja."lanjut pangeran mahkota itu.
Michelina menghela nafas. "Matteo mungkin ini terdengar gila, tapi ayo bertunangan. Jangan potongan pembicaraan ku dulu, kumohon, aku ingin menjelaskan sesuatu."
Matteo yang awalnya ingin bertanya banyak atas penuturan gadis bersurai putih itu kini terdiam.
"Politik kekasisaran Diolaronza, aku tahu sedang sangat kacau bahkan banyak kerajaan yang melepaskan diri dari kekasisaran saat ini. Tahta ayah mu sedang terguncang Matteo, dan aku yakin mereka akan mengincar diri mu sebagai tolakan pertama."
"Mereka siapa yang kau maksud Michelina?" Matteo mengerti arah pembicaraan ini, namun ia ingin memastikan apakah pikiran sejalan atau tidak dengan Michelina.
"Mereka, oknum yang jelas ingin kekuasaan negri ini, jangan terlalu naif Matteo kau sendiri tahu banyak pejabat yang berwenang tidak melaksanakan tugasnya dengan benar." Matteo mengepalkan tangannya, ia tahu namun jelas tak cukup berani untuk mengambil langkah diusianya yang terbilang masih terlalu muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...