46✔️

7.1K 1.3K 73
                                    

Sebelum baca vote dulu yaaa

Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Ethan memandang dengan datar dua insan yang ada didepannya ini.

"Apa yang sebenarnya sudah kalian lakukan? Dikamar berduaan?"tanya Ethan dengan dingin, Xander mengangkat bahunya acuh sementara Madeline terus mendumal karena kesal.

Gadis itu menopang dagu dengan santai, raut wajah menujuk rasa jengkel yang ketara, "Pangeran mahkota, jangan berfikir macam-macam karena—"

"Karena kau hanya perlu berfikir satu macam saja kakak, yaitu aku dengan dia memiliki hubungan spesial."potong Xander, Madeline bangkit hendak mencekik pangeran itu jika saja Xander tidak sigap menangkap tangan kecil Madeline.

"Bicara apa kau?! Jangan seenaknya pangeran sialan,"tutur Madeline. Melihat perdebatan itu membuat Ethan menggeram kesal.

Xander tersenyum miring, ia suka setiap eskpresi yang Madeline keluarkan terutama saat marah.

"Kau ini harusnya merasa beruntung, pelayan seperti mu bisa menarik perhatian ku."timpal Xander dengan tampang arogannya.

Madeline berlaga akan muntah, "Saya lebih suka menikah dengan seorang petani dibanding dengan anda pangeran!"tegas Madeline, Ethan menarik lengan Madeline.

"Jaga bahasa mu, kau hanya seorang pelayan tapi begitu bermulut besar dan tidak tahu sopan santun."tegur Ethan menggeleng tak habis pikir, Madeline menghela nafas benar juga sikapnya terlewat batas.

"Maaf kan saya pangeran, saya tidak akan mengulangi lagi." Madeline menunduk sedikit kepalanya dengan tangan didada, para pangeran itu jelas terkesiap, etika yang ditunjukkan Madeline jelas bukan untuk kalangan pelayan.

"Kau ini sebenarnya siapa? Dari segi fisik pun sudah terlihat kalau kau ini dari kalangan bangsawan." Ethan memandang dengan tatapan intimidasi, Madeline melihat sorot mata Ethan membeku, ia merasakan sesuatu yang aneh.

"Jangan berusaha menantrai saya yang mulia." peringat Madeline.

Madeline mengalikan pandangannya. "Ericsson? Kau kenal tua bangka itu?" Madeline membuka pembicaraan sambil kembali menopang dagu.

"Aku yakin kau bukan idiot, kau bahkan menempatkan ksatria bayangan untuk mengawasi ku." Ethan terdiam mendengar hal tersebut.

"Saya sebenarnya bisa saja berbicara jujur, dan Anda tak perlu repot, Pangeran." sarkas Madeline.

"Kau ini penyusup bukan?" tanya Xander, seulas senyum dilempar oleh Madeline. "Aku bukan penyusup tapi penyelamat hidup kalian berdua." jawab Madeline.

"Apa maksudmu mu dengan menyelamatkan?" Ethan mendekat selangkah lebih maju, berusaha memojokkan Madeline. Namun jelas itu tidak berpengaruh sama sekali bagi gadis itu.

Madeline mendongo, pangeran mahkota itu jelas sangat tinggi dibanding tubuh mungilnya ini. Madeline mengembung pipinya karena kesal.

"Satu jawaban untuk satu kesepakatan bagaimana?" tawar Madeline.

Ethan dan Xander saling memandang untuk beberapa saat. Sebelum akhirnya mengangguk.

"Pangeran Leonardo, bukankah dirinya yang diutus ke keluarga Lawrence? Sayangnya misi pemuda itu harus gagal, benar begitu bukan?"

Ethan mengangguk.

Madeline naik keatas kursi untuk mensejajarkan dirinya dengan Ethan. "Dia akan menjadi ancaman sekaligus malaikat maut kalian." bisik Madeline yang masih mampu di dengar oleh kedua pangeran dihadapannya.

THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang