Sebelum baca vote dulu yaaa
Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Madeline berhasil masuk kedalam istana Kekaisaran Filipina sebagai seorang pelayan.
Ya, meskipun ini dikarenakan pangeran mahkota sebenarnya. Masih ingat insiden kemarin bukan, hei aku hampir mati karena ketidaksopanan ku terhadap putra mahkota itu.
Jahat jika kalian melupakan itu.
Para pelayan dibawah naunganku juga dapat masuk dengan baik kecuali Ksatria Alfansa, ia memang tidak ikut karena harus menjaga Sun sekaligus menjadi informan dari luar nantinya.
Madeline melakukan pekerjaan dengan baik, kesana kemari meski dengan tubuh kecilnya ia termasuk cekatan dalam hal apapun.
Terlebih lagi ada beberapa mata-mata yang terus mengintainya dibawah perintah Ethan sang putra mahkota.
Jelas Madeline tahu. Jadi ia harus bersikap selayaknya pelayan rajin jika ingin panjang umur.
"Pelayan Rum, saya sudah membersihkan ini dengan baik tolong periksa kembali jika tidak keberatan." Madeline menaruh bakul penuh sayur di dapur, kepala pelayan yang bernama Rum itu tampak berdecak kagum dengan kinerja Madeline.
"Kerja bagus gadis cantik, nah sekarang beristirahat, tapi sebelum itu jika tidak keberatan tolong suruh pelayan Danara untuk membersikan taman utama istana." Madeline hanya mengangguk singkat sebelum pergi, ia berjalan santai kearah taman.
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Ah naas, sial, seribu sial waktu istirahat Madeline terpotong karena sekarang gadis itu harus dihadapkan dengan seorang pemuda berusia 16 tahun yang sedari tadi tak berhenti mengomel pada tukang kebun, dan parahnya lagi ia ikut terseret!
Salahnya juga sebenernya, karena terlalu rajin saat pelayan Danara meminta tolong untuk menyiram beberapa bunga.
"Bagaimana kau bekerja ini hah?! Masih ada rumput—"
Sumpah demi apapun Madeline sudah jengah setengah mati. "Tuan! Itu hanya sejumput rumput liar, berhenti mengomel, kau ini berlebihan sekali. Sepenting apapun taman bunga ini tukang kebun sudah merawat sepenuh hati dan itu yang terpenting!"omel Madeline dengan nada yang sedikit meninggi.
"Beri mereka teguran! Arahkan mereka dengan benar dan dengan cara yang baik, mengomel pun percuma mereka tak akan mendengar kan mu, karena ketakutan mereka lebih mendominasi!"lanjutnya, ia mengarahkan tangannya pada tukang kebun yang gemetar takut pada bocah di depannya ini.
Pemuda dihadapannya mengepalkan tangannya kuat, "Kau berani memotong pembicaraan ku?!"teriaknya, tatapan tajam penuh intimidasi pemuda itu lempar pada Madeline.
Madeline maju satu langkah.
"Aku juga berani memotong lehermu jika itu diperbolehkan."jawab Madeline tak kalah tajam, emosianya sudah sampai keubun-ubun dan yang tersisa hanya kegilaan yang siap meledak.
Namun gadis itu tercekat sewaktu lehernya tiba-tiba dicekik, pemuda tidak waras didepannya ini benar benar minta dihajar.
Madeline menendang area sensitif pemuda itu dengan keras, saat tangan itu tak lagi mencengkram lehernya lebih kuat ia berniat memelintir tangan pemuda itu, namun gagal.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...