Sebelum baca vote dulu yaaa
Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Khusus Michelina dan Matteo nihh
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar terbaik kalian!
***Michelina, gadis itu baru saja selesai berlatih dengan pedangnya bersama Nyonya Serra, sang guru. Rasanya benar-benar lelah dan itu membuatnya menjadi rindu dengan keluarga dan semua makanan lezat disana.
Michelina menekan keringatnya, "Guru berapa hari lagi aku bisa pulang?"tanya Michelina dengan wajah polosnya, yang kini terlihat sayu.
"Ini bahkan belum genap satu bulan, dan kau sudah merengek. Lagi pula kekuatan mu belum aktif, jadi kontak kerjaku belum selesai dengan kembaran mu itu." jelas Nyonya Serra mendelik tajam pada Michelina.
"Kontrak kerja? Apa yang Delina ajukan guru sebagai bayaran-nya?"tanya Michelina penasaran.
Nyonya Serra hanya menatap sekilas Michelina lalu menyeringai, "Sesuatu yang akan membuat hidupku menjadi lebih tenang."
"Jadi cepatlah tumbuh menjadi lebih kuat! Kembaran mu itu mengajukan sesuatu yang besar pada ku, jadi kau harus berusaha lebih keras!" Menyamangati Michelina meski dengan nada bicara yang tidak bersahabat.
Michelina menunduk, ia menjadi iri dengan kembaran itu. Meski lemah, Madelina selalu bisa membuat orang lain kagum, sementara dirinya? Sudah diberi anugerah dengan spirit sihir suci saja, rasanya benar-benar tidak berguna.
"Kau berjanji akan melindungi kembaran mu itu kan? Maka lakukan itu, dan berusahalah lebih keras."Nyonya Serra menepuk bahu Michelina sebelum berlenggang pergi dari sana.
Tak berselang lama Matteo datang dengan keringat dipelipisnya, "Kau sedang melamun?"tegur Matteo sebelum duduk disamping Michelina.
Michelina tidak menanggapinya, ia memandang lurus kedepan. "Menurutmu aku ini bagaimana?" tanya Michelina tiba-tiba pada Matteo.
Pemuda itu memiringkan kepalanya, "Apa? Kenapa kau menanyakan hal itu, sedang tidak percaya diri kah?" tanya balik Matteo, membuat Michelina terdiam.
Matteo menghembuskan nafasnya, lalu memejamkan matanya seolah tengah berpikir tentang sesuatu, "Michelina, kau tahu, aku punya adik dan dia lebih kompeten dalam hal apapun hingga membuat ku iri. Aku selalu berusaha mengunggulinya, namun tidak pernah berhasil—"
"Dan itu menjadi bahan olok-olok para bangsawan dan Menteri, aku putra mahkota yang lemah." lanjutnya, semilir angin membuat Michelina membisu. Membiarkan pangeran malang itu untuk kembali bercerita yang ada dalam benaknya.
"Bahkan saat insiden penyerangan itu, Theo, adikku maju untuk lindungi ku yang hampir sekarat, bahwa ia tidak pernah pergi dan berhenti melindungi ku meski tahu dirinya mungkin bisa saja mati saat itu." Mata Matteo berlinang, Michelina refleks menggeram tangan pemuda itu.
Matteo terkekeh, "Maaf aku malah bercerita tidak jelas, ohh iya apa kau ada masalah—"ucapan Matteo tertahan saat jari Michelina menyentuh bibirnya.
Kilas balik cerita Magic Lady You, sekilas melintas dalam memori Michelina. Alur cerita ini berubah, mungkin karena kehadirannya dan perbedaan sifat Madelina yang jauh dari bayangannya.
Pertemuan dirinya dengan Matteo juga terjadi lebih cepat, yang seharusnya ia bertemu saat putra mahkota itu sudah berhati dingin dan tanpa emosi, selepas kehilangan adiknya.
Ia malah kini dipertemukan saat sosok itu masih bocah laki-laki berusia 11 tahun dengan segala kelemahan dan sisi emosionalnya.
"Kalo begitu, jangan menjadi lemah Pangeran. Kau? Dengan segala kekurangan mu masih bisa menjadi yang terhebat, dengan ini—" Michelina menempatkan tangan Matteo yang ia genggam tadi ke dada pemuda itu.
Michelina Sama sekali tidak mempermasalahkan Matteo yang tiba-tiba bercerita tentang hidupnya. Mungkin pertanyaan dirinya tadi mengingatkan pangeran itu pada dirinya sendiri.
"Dengan segala cinta dan semangat."lanjutnya, sambil tersenyum hingga matanya menyipit.
Matteo menatap Michelina dengan lembut, "Terimakasih,"ujarnya singkat, lalu berhambur memeluk dirinya dan mendekap erat tubuh Michelina.
Entah terimakasih untuk bagian yang mana, Michelina hanya bisa mengulas senyum, kali ini tak mempermasalahkan perilaku Matteo.
Karena memang seharusnya pun begini bukan? Mereka menang ditakdirkan untuk saling melengkapi dan—
Mencintai, mungkin.
↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞
Bonus chapter! Semoga suka ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️
Fantasy[TAMAT- CHAPTER MASIH LENGKAP] Renata Dirgantara pemilik agensi penerbit buku ternama di Indonesia. Wanita berusia 27 tahun yang banyak menyimpan duka dibalik sikap gila kerjanya. Wanita berhati keras yang mulutnya setajam belati itu tidak pernah me...