45✔️

7.2K 1.3K 124
                                    

Sebelum baca vote dulu yaaa

Bila ada kesalahan dalam penulisan boleh tandai dikolom komentar

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Kamar pangeran Xander nyaris seperti kapal pecah, Madeline memukul pangeran itu menggunakan bantal tanpa ampun. "Kau mencari kesempatan dalam kesempatan hah!"teriak Madeline garang.

"Kau ini," Xander membalas memukul menggunakan bantal, mereka melakukan perang batal dengan bengis, mengapa begitu? Karena kini bahkan kepala Madeline tengah dipiting oleh Xander.

Madeline menggigit lengan Xander sebagai pembelaan, Xander menjerit dan itu membuat Madeline tertawa puas. Gadis itu kembali memukul Xander dengan bantal karena ia masih cukup waras untuk tidak melukai seorang pangeran kekasisaran.

Grasak gerusuk dan teriakan saling mengumpat mengundang perhatian para prajurit yang berjaga, tak berselang lama, dobrakan pintu terdengar begitu keras membuat Madeline yang kaget langsung melompat ke pangkuan Xander.

Untungnya pangeran itu menangkap tubuh Madeline dengan baik. Posisi Madeline yang berada dipangkuan Xander dengan sang pangeran yang condong kearah Madeline membuat ekhm, suasana terasa ambigu—

Para prajurit terdiam, mereka nampak bingung sekaligus malu, "Mengapa kalian mendobrak pintu?! Sudah tidak sayang nyawa!" tutur Xander dan Madeline mengangguki setuju.

"Tidak sopan sekali ya kan?"timpal Madeline, bibir Xander berkedut pasalnya posisi mereka juga tidaklah bisa dikatakan sopan.

"Menyingkir dari pangkuan ku sebelum aku seret kau ke ruang eksekusi!"peringat Madeline, gadis itu meringis lalu langsung ngacir pergi dari sana karena pintu sudah terbuka lebar.

Namun sayang tangannya ditarik.

"Aku menyuruh mu untuk menyingkir bukan pergi, kau tidak paham bahasa atau bagaimana?!" Madeline menghembuskan nafas panjang, lelah.

Ia mengalah dengan raut wajah penuh putus asa, Madeline membaringkan tubuhnya dikasur kembali dan menutup wajahnya dengan guling. Persetan, Madeline lelah luar biasa, tensi darahnya pastilah naik bahkan lebih tinggi dari pada hasil berdebat dengan Carlos.

↠↠↠↠↠↺↞↞↞↞↞

Matahari sudah tinggi, tapi Xander masih betah tidur dikasurnya tak seperti biasanya, disebelahnya ada Madeline yang juga masih terlelap karena aktivitas kemarin yang jelas melelahkan.

Xander menarik tubuh Madeline lalu memeluknya. Mereka tampak seperti adik kakak.

Ohhhh .... dan untuk kalian para pembaca jangan pikir yang macam-macam, karena jelas usia Madeline masih DELAPAN TAHUN! Tak ada adegan semacam itu dicerita ini.

Pintu kamar Xander sudah sejak pagi diketuk pelayan yang meminta izin untuk masuk, namun pangeran mereka, tak menyahut barang gumaman sedikit pun.

Tok ... tok ... tok...

Suara itu mengusik Madeline, gadis itu mulai mengerijap matanya, netra merah milik menangkap pemuda yang tampak masih terlelap. Ia hampir terlonjak kaget, namun urung.

Akan sangat panjang urusan jika pangeran kaparat ini sampai bangun, Madeline menutup bibirnya rapat-rapat, ia mengangkat tangan Xander perlahan dari tubuhnya.

Lalu ia berguling kecil, namun karena dobrakan pintu kamar yang tiba-tiba membuat Madeline menjadi tidak fokus dan menjatuhkan dirinya sendiri dari ranjang yang cukup tinggi.

Bruk!

Seseorang masuk dan Madeline milih untuk langsung bersembunyi di kolong tempat tidur sambil menahan rintihan rasa sakit akibat terjatuh.

"Xander! Kau miliki agenda yang padat hari ini!"teriak seseorang yang suaranya terdengar familiar, oh, itu adalah pangeran mahkota.

Xander bangun lalu menatap sekitar dengan alis menukik kebawah.

"Dimana bocah itu,"alih-alih memperhatikan Ethan, Xander justru sibuk mencari Madeline.

"Apa dia terjatuh kebawah?" Xander terlihat seperti orang linglung dan tak fokus, sedangkan Madeline tubuh menegang mendengar penuturan itu,

"Kaparat sialan, aku akan ketahuan!"gerutunya dengan suara yang nyaris tak terdengar.

"Apa yang sedang kau cari sebenarnya?"tanya Ethan geram merasa diabaikan, Xander menatap sekilas Kakak pertama itu.

"Calon istriku dimasa depan."jawab dengan santai, Madeline berteriak dari bawah tempat tidur dengan kencang, saking kagetnya atas penuturan pangeran kedua itu.

"Aaaahhhhhh ... aku tak akan menikah dengan mu dimasa depan kaparat!"teriak Madeline dengan pilu, dan teriakan sukses membuat tempat tidur Xander seketika dibalik dengan begitu mudahnya oleh dua orang pemuda yang kini menatap dirinya tatapan berbeda.

"Yahh ... mari kita memilih untuk menenggelamkan diri saja."tutur Madeline dengan putus asa.

***
Yuhuuuu
Jangan lupa untuk vote dan tinggalkan komentar terbaik kalian ❤️

THE DUKE'S TWIN DAUGHTERS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang