1. Terjebak.

21K 559 7
                                    

Brak!!

"Kamu tawuran lagi?!" Pria paruh baya menatap cucu nya tajam. Bagaimana tidak? Kerjaan cucu semata wayang nya itu hanya tawuran setiap hari nya. Bukan hanya itu, dia tiap malam juga ikut balapan liar, mabuk-mabukan, dan pulang larut malam.

Cowok dengan pahatan wajah nyaris sempurna hanya berdecak, "ck, cuma tawuran kecil, opah" kata nya dengan santai. Siapa sih yang tidak mengenal ketua geng Stares bernama Arsenio? Cowok kejam berwajah malaikat yang selalu membuat serangga terpikat. Egh, ralat, bukan serangga tapi kaum hawa.

Mereka kemarin ribut karena perkara sepatu, ya bisa di bilang saat berjalan tali sepatu Nio tidak sengaja di injak oleh salah seorang cowok sepantaran nya. Alhasil Arsenio ngamuk dia langsung menghajar cowok itu hingga masuk ke rumah sakit. Miris banget bukan? Makanya tidak ada yang berani berurusan sama seorang Arsenio.

"Tawuran kecil kamu bilang?! Jika di bandingkan 99,9 persen dalam sehari kamu lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak jelas dari pada belajar!"

Devantara, kakek Nio mengambil map merah berisi hasil ulangan minggu kemarin, "nih kamu lihat! Nilai kamu itu semua nya berkepala 5 bahkan ada yang nol! Mau jadi apa kamu?!"

"Ck, ini kan masih UTS opah, belum UN. Nilai segini mah biasa" mata nya selalu sakit ketika melihat angka-angka nilai nya. Dia tidak pernah belajar, bagaimana bisa punya nilai bagus? Ngepet?

"Opah akan carikan guru privat untuk kamu!" tegas kakek Nio. Cowok itu langsung melotot, "buat apa guru privat opah? Nggak penting banget" tolak nya.

"Guru privat atau motor kamu opah ambil?!"

Arsenio terdiam, dia tidak bisa hidup tanpa motor nya. Mau tidak mau, dia harus menuruti semua kata opah nya. Ck! Sial!

***

Seorang gadis berlari kecil dengan tas yang digunakan sebagai payung nya, seragam nya agak basah karena terkena gerimis. Sedari kemarin hujan tidak henti-henti nya mengguyur kota. Jam masih menunjukkan pukul 06.04 pagi, ya, Alana selalu berangkat lebih awal dari yang lain nya. Keadaan SMA Bintang saat ini masih sangat sepi, mungkin ada satu dua anak yang datang.

1 minggu yang lalu dia resmi menjadi siswi SMA Bintang. Alana bisa masuk ke SMA favorit ini karena beasiswa, siswa-siswi di SMA ini semua nya tergolong orang-orang berada. Alana hanya anak seorang pedagang gorengan, dia selalu bersyukur dan tidak pernah insecure. Bagi nya sudah bisa sekolah dan makan setiap hari saja sudah alhamdulillah.

Alana berjalan menuju kelas nya 11 Ipa 1, kelas unggulan di SMA Bintang, tidak semua nya jenius sih, ada juga yang pas-pas-an dan hobi nyontek. Sesampai nya di kelas, Alana langsung membersihkan kelas tersebut, karena memang hari ini adalah hari piket nya. 15 menit kemudian semua nya beres.

"Good morning Alana!" sapa Liana, teman sahabat Alana dia juga tetangga dekat nya.

"Tumben kamu berangkat pagi?" tanya Alana, biasa nya aja berangkat pas bel masuk berbunyi.

Liana menyengir kuda, "nyontek pr Matematika yang kemarin dong Lan, gue nggak bisa" kata nya,

Alana mengambil buku pr nya dalam tas, "kalo nyontek itu percuma, kamu nggak bakal ngerti hasil nya dari mana. Setelah ini kamu salin, aku akan ajarin kamu cara nya"

"Siap! Lan! Lo emang teman terbaik, muah" Liana dengan cepat menyalin jawaban milik Alana. Sedangkan yang di contek hanya menggelengkan kepala. Kebiasaan.

"Li, aku mau ke toilet bentar. Tiba-tiba kebelet"

"Ish! Ya udah sana! Jangan ngompol ya" Liana menutupi hidung nya, entah karena apa. Nggak jelas banget kan dia? Alana berlari menuju ke toilet, sungguh dia sudah tidak tahan lagi.

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang