61. Kembali.

3.2K 196 7
                                    

Satu bulan berlalu setelah tau penyakit Arsenio, malam-malam Alana hanya di penuhi dengan tangisan, rasa rindu, dan rasa bersalah. Dalam surat itu tertulis bahwa Arsenio akan kembali. Alana tidak tau pasti tanggal berapa, hari apa, bulan apa Arsenio kembali.

Malam itu, Alana duduk merenung dengan boneka macan dan album di pangkuan nya. Kedua mata nya menatap lurus ke arah langit, sesekali air mata keluar dari pelupuk mata nya. Menantikan seseorang kembali, bukan hal yang mudah untuk di lalui. Setiap hari, Alana selalu menanti kembali nya Arsenio dari Amerika.

"Aku kangen kak, kapan kamu pulang?"

Pandangan Alana turun, kini kedua mata nya menatap boneka macan yang di pangku nya, "macan galak, selain ganteng kamu juga lucu. Aku kangen..hiks!"

"Boma, kira-kira kak Nio kapan pulang ya? Kamu tau nggak kapan dia pulang?"

"Boma, beri tau kembaran kamu, Alana rindu" gadis itu memeluk boma (boneka macan) tersebut. Ia merasa sudah menjadi orang gila karena bicara pada benda mati seperti boneka macan tersebut.

Alana kembali terisak, ketika sekelebat kenangan melintas di pikiran nya.

"Hay"

"Kok kamu disini?"

"Gue mau jemput pacar gue lah"

"Pacar? Siapa ya kok lupa?"

"Lupa? Beneran lupa? Oke, gue ingetin"

Cup!

"Gimana sayang udah ingat, hm?"

"Ka-kamu cium aku?"

"Iya. Kenapa? Mau nambah?"

"Dasar genit! Lain kali nggak boleh gitu, kalo ada yang lihat gimana?"

"Oh, jadi kalo gak ada yang liat, gak apa-apa?"

"Ya itu malah nggak boleh, macan genit!"

"Maaf sayang"

"Iya nggak apa-apa"

"Janji bakal di ulangi lagi"

"Nggak boleh gitu igh!"

"Gak, gak jangan di lepas sekarang. Gue masih kangen lo, kucing"

"aku juga macan"

"Cepat sembuh kak..aku kangen kamu..hiks!"

***

3 bulan berlalu, belum ada kabar tentang kembali nya Arsenio. Alana selalu menunggu kembali nya laki-laki itu. Gadis itu kembali bekerja di cafe Asmara, karena sudah terlalu lama menumpang di rumah Albara, mereka sama sekali tidak keberatan dengan itu, namun Alana merasa sungkan. Dan untuk meminimalisir menangis, Alana pun membulatkan tekat untuk kembali bekerja.

Cafe Asmara, tidak berbeda dari dua tahun yang lalu. Masih sama, mungkin hanya beberapa yang di renovasi seperti kamar mandi dan dapur. Malam ini pelanggan cafe lumayan banyak. Alana harus menyiapkan tenaga ekstra untuk bekerja.

Jam berlalu cepat. Waktu telah menunjukkan pukul 21.30, pekerjaan Alana telah selesai. Dia melepas apron yang melekat di tubuh nya. Sudah seminggu ini ia sudah mulai kembali bekerja. Setelah berpamitan dengan rekan kerja nya yang lain, Alana pun berjalan pulang.

Alana juga telah kembali pulang ke rumah nya sejak 3 bulan yang lalu. Dengan alasan tidak mau merepotkan keluarga Albara, meskipun mereka masih saudara Alana. Tapi, gadis itu lebih enak hidup sendiri meski apa-adanya daripada hidup mewah tapi numpang.

ARSENIO✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang