"Kakak baik yang kemarin udah pulang kak?"
"Udah, tadi subuh" Alana dengan telaten menyuapi Arya bubur, kondisi anak laki-laki itu semakin hari semakin membaik. Sudah tidak ada kanker yang bersarang di tubuh nya.
"Kak Arsen baik banget kak, dia udah nolongin kita di taman kemarin, terus kak Arsen juga nemenin aku saat kak Alana sakit, ngajakin aku bermain, dia juga cerita tentang teman-teman nya, ngajarin aku main game online, terus dia juga bacain aku dongeng loh kak sampai aku ketiduran. Pokok nya kak Arsenio itu baik banget, dia kemarin janji sama aku kak, kata nya kalo dia kesini lagi bakal bawain aku robot mainan nya dulu" cerita Arya panjang lebar.
Alana tersenyum lebar, dia tidak pernah melihat Arya se-bahagia ini, gadis itu menyimak cerita Arya dengan seksama.
"Menurut kak Ana, kak Arsen itu ganteng nggak kak?"
Alana setengah terkejut, mengapa Arya menanyakan hal itu kepada nya?, "setiap laki-laki itu ganteng, kalo cantik nama nya perempuan"
"Ish, Arya nanya nya kak Arsen, kak. Bukan semua laki-laki. Jadi gimana kak? Kak Arsen ganteng nggak menurut kak Ana?"
"Ini di makan dulu"
"Kak Ana igh, kalo di tanya itu di jawab dulu kak. Nggak baik tau, kata bu guru sih gitu. Kak Arsen ganteng nggak menurut kakak?" tanya Arya lagi.
"Cepetan jawab kak, keburu bubur aku dingin tuh" desak Arya.
Alana menghela nafas pelan, "iya, kak Arsen ganteng kok"
"Nah gitu dong, kak. Ini jujur kan kak?"
"Iya, Arya" Alana kembali menyuapi Arya, bubur. Beberapa detik kemudian mata anak laki-laki itu membulat sempurna, Alana mengikuti arah pandang Arya. Arsenio berdiri di depan pintu sambil melambaikan tangan nya.
"Kak Arsen!" Arya bersorak ria karena kehadiran Arsenio. Laki-laki itu mendekat pada Arya dan melakukan tos ria ala mereka.
"Gimana?" tanya Arsenio sambil berbisik.
Arya mendekatkan bibir nya ke telinga Arsenio, dan membisikkan sesuatu, "kata kak Ana, kak Arsen ganteng"
"Doain kakak, oke?" bisik Arsenio balik.
"Siap kak!" Arya mengacungkan dua jempol nya di sertai kedipan mata. Arsenio membalas dengan gerakan yang sama.
"Kalian ngomongin apa sih? Seru banget?"
"Ini urusan laki-laki kak, perempuan nggak boleh ikut"
"Bener tuh, kepo lebay deh lo!" timpal Arsenio, membuat Alana mengerucutkan bibir nya.
"Sesuai janji, Ar. Kakak bawain kamu robot" Arsenio mengeluarkan sebuah robot dalam ransel nya, dan menjelaskan pada Arya cara bermain nya. Arya menyimak sambil makan bubur yang di suapi Alana.
"Hebwat kak, akwu senweng bangwet!"
"Di telan dulu bubur nya Arya, nanti keselek"
"Siap kak!"
"Robot ini buat Arya. Pokok nya Arya, harus rajin makan dan minum obat supaya cepat sembuh. Kalo Arya udah sembuh nanti, kakak akan ajak Arya main di rumah kakak, gimana? Di sana banyak robot loh" Arsenio mengacak gemas rambut Arya, sesekali mencubit pipi anak laki-laki itu.
Mata Arya berbinar, "beneran kak? Aku nggak papa main ke rumah kakak?"
"Iya lah, pokok nya Arya semangat sembuh, oke?"
"Oke kak!" Arya berhambur memeluk Arsenio, dengan tulus laki-laki itu membalas pelukan Arya. Alana tersenyum senang, Arya seperti mendapatkan teman. Sejak dulu memang tidak ada yang mau berteman dengan Arya, karena nggak punya mainan.
"Di habisin bubur nya"
"Iya kak"
"Pinter, cepat gede Ar, nanti kakak ajarin ninju orang"
"Kak Nio!" tegur Alana.
Arya dengan lahap memakan bubur nya sambil bermain robot dengan Arsenio, baru kali ini Arya menghabiskan bubur nya dan meminum obat tanpa ngerengek.
"Kakak buang ini dulu ya" Arya tersenyum dan mengangguk, Alana pun pergi untuk membuang sampah.
"Kesukaan kak Ana apa Ar?" tanya Arsenio, pelan.
"Kak Ana itu suka warna putih, bunga, kucing, sama nasi pecel juga es teh"
"Kalo yang gak di sukai kak Ana apa, Ar?"
"Em.. kak Ana nggak suka sama siput, karena dia alergi. Udah itu aja"
"Oke, makasih Ar. Kamu teman terbaik"
"Terbaik" Arya mengacungkan jempol nya.
"Boboboy" kedua nya tertawa bersama.
Alana kembali, dia menggeleng heran dengan tingkah Arsenio dan Arya. Dari sini Alana tau satu hal, Arsenio suka anak kecil, bahkan dia sudah mirip anak kecil kalo bermain bersama Arya. Alana tidak habis pikir Arsenio sebaik dan selucu itu. "Arya kakak sekolah dulu ya, kamu jaga diri baik-baik di sini. Nurut sama suster"
Arsenio mengeluarkan ponsel nya, dia mencari nama Hugo disana. Ia menjauh dari Alana dan Arya, untuk menelepon Hugo-tangan kanan nya.
"Jaga ketat si Arya, awasi gerak-gerik yang mencurigakan! Pastikan semua makanan yang diberikan itu aman! Jangan sampai kecolongan! Usahakan jangan sampai terlihat seperti anak buah gue! Musuh gak boleh tau! Kalo sampai terjadi apa-apa sama Arya karena kelalaian kalian! Habis lo semua!" Ujar Arsenio panjang lebar.
"Oke bos! Gue sama anak-anak udah siap sedia. Kita akan lakukan sesuai perintah lo bos!"
"Good!" Arsenio memasukkan kembali ponsel nya ke dalam kantung seragam. Laki-laki itu kembali berjalan mendekati Alana dan Arya yang masih bercengkeramah.
"Udah?" Tanya Arsenio pada Alana, gadis itu hanya mengangguk. Laki-laki itu menghampiri Arya, "baik-baik ya, Ar"
"Iya kak"
***
Arsenio menggandeng tangan Alana, mereka berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju ke parkiran motor.
"Kak"
"Hm?"
"Makasih ya"
"Buat?"
"Semua nya. Kamu udah banyak banget bantuin aku, mulai dari ngurus Arya, nolongin aku, dan banyak lagi"
"Hm. Jangan lupa PR gue numpuk! Istirahat langsung ke rooftop telat satu detik, mampus lo!"
"Ay, ay macan galak!"
Arsenio mengacak rambut Alana gemas, wajah Alana dan Arya lumayan mirip. Laki-laki itu tersenyum miring, "jadi bener, menurut lo gue ganteng?"
Pipi Alana bersemu merah, dia memberanikan diri menatap mata Arsenio, laki-laki itu mengangkat sebelah alis nya masih meminta jawaban, "apaan sih?! Dasar macan narsis, PD banget"
"Percaya diri itu penting bego! Gak kayak lo yang kebanyakan insecure!" Celah Arsenio membuat Alana merengut. Tapi kalo di pikir-pikir, ada benar nya juga.
Mata Arsenio memincing, kala melihat seorang gadis berhoodie putih bermasker putih dan bertopi. Persis yang cewek yang mencoba merecuni Alana kemarin. Arsenio melihat perempuan itu berjalan menuju dapur rumah sakit. Dengan cepat ia menghubungi Hugo.
Arsenio.
Waspada! Cwk ini bnr² picik! Dia Ke dpur skrng. Berhoodie putih, bertopi, dan memakai masker. Tangkap dia segera!Hugo.
Gk ada bos! Ini yg datang malah suster.Arsenio.
Dia nyamar bego! Ketat kan keamanan! Skrng! Ingt jngn smpai kecolongan!Hugo.
Beres bos!***

KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO✔
Novela JuvenilArsenio Reygan Devantara. Arsenio, cowok nakal nan kejam dengan tatapan setajam macan, berandalan, tidak punya hati, dan seenaknya sendiri. Ketua geng Stares yang paling di segani. Tidak ada yang berani berurusan sama dia, kalo ada itu namanya cari...